Berganti Rasa

111 6 2
                                    

.
.
.

Rambutku kembali berterbangan terbawa angin pantai sore ini. Aku memang sedang duduk di pinggir bebatuan pembatas pantai sambil duduk menghadap arah laut. Sengaja aku datang ke sini sejak siang hari, menghindari kemacetan yang akan terjadi nantinya.

 Sengaja aku datang ke sini sejak siang hari, menghindari kemacetan yang akan terjadi nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tanggal 30 desember 2018. Tepat sudah empat tahun aku menunggunya. Dia ... si mahluk narsis tingkat akut yang ternyata sangat aku rindukan sekarang.

Sedang apa ya dia sekarang?

Aku rindu kata-kata narsisnya. Aku rindu cengiran dibibirnya. Aku rindu rasa masakannya. Aku rindu melihat rambut jabriknya. Aku rindu dibonceng olehnya. Aku rindu wajah tampannya–-walaupun malas aku mengakuinya. Aku rindu perhatiannya. Aku rindu ....

Tak terasa air mataku menetes dari kedua mataku.

Bising terompet, serta sorak-sorak kegembiraan dari keramaian pengunjung yang datang ke tempat ini sama sekali tak mengusikku.

Dipikiranku kini hanya ada bayang-bayang dirinya saat dia bersamaku.  Di tempat ini salah satu saksinya.

Sudah empat tahun, aku berusaha menghilangkan perasaan aneh ini, mengapa saat dulu dia ada di dekatku, aku tak pernah mengakuinya.

Berada bersamanya membuat hariku seperti berwarna, ada saja tingkah anehnya yang justru malah kurindukan.

Yang aku harap kini, dia hadir di sini walau sekejap. Dia mengucapkan kata-kata narsisnya walau sebentar. Dia menatapku walau sedetik. Dia tersenyum walau sekilas.

"Beneran ada di sini ya, ternyata." Suara serak dari arah belakang membuatku langsung membeku.

Suara serak ini?

Dia ...

***





















Hayo, ada yg bs nebak ini siapa?

salah satu karakter di cerita yg saya buat pdhl wkwkwk

-ndie

KOPI SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang