Di salah satu apartemen mewah di daerah Apgujeong, Wendy sedang melakukan kegiatan sehari-harinya. Rambut cokelatnya yang panjang itu dia biarkan di kuncir ponytail yang tinggi, tubuhnya yang mungil sedang memakai sweater milik suaminya sambil ia memeriksa kantung celana Suga yang akan dicuci. Saat memeriksa kantong blazernya, dia merasakan sesuatu. Karena rasa ingin tahu yang tinggi, dia pun mengeluarkan benda tersebut.
Matanya melotot dengan sempurna dan bibirnya pun menggerutu. Dia melempar blazer tersebut dengan asal lalu berjalan ke arah kamar tidurnya.
Di kamar, ada Suga yang tertidur dengan pulasnya di atas kasur mereka. Salah satu kakinya agak keluar dari kasur, selimut hanya menutupi setengah bagian bawah dari tubuhnya, dan ada guling juga yang ia peluk dengan erat. Dia sedang mimpi indah tentang liburan di Maldives bersama istrinya, mimpinya sangat indah sampai dia merasakan air es di kulitnya.
Suga pun terbangun dengan kaget sampai dia terjatuh di lantai. Kaget, dia pun merapihkan rambutnya yang basah itu. Dia melihat Wendy memegang baskom dengan ekspersi yang menunjukkan ia sedang marah.
"KIM JENNIE SIAPA?!?!"
Di apartmen sederhana dearah Samsung-dong salah satunya adalah kediaman Bobby dan Jisoo. Jisoo di kamar mandi menarik nafas sedalam-dalamnya berkali-kali sambil jalan mondar mandir. Dia perlu menunggu semenit lagi, tapi semenit ini adalah waktu terlama di hidupnya. Dia melirik jam tangannya sambil berharap waktu berjalan lebih cepat, tapi tentu saja itu tidak terjadi. Baru ia ingin kelar untuk mengambil segelas air, alarm hp nya berbunyi.
Dia tidak mematikannya terlebih dulu tapi ia langsung melihat hasil testpack nya. Dia menatapnya beberapa menit sebelum membuangnya ke tong sampah. Negative.
Dia pun keluar dari kamar mandi lalu dengan lemas berjalan ke kasurnya. Jisoo mencoba untuk menahan tangisannya agar tidak turun. Tidak jelas kenapa dia masih kekeh mencoba testpack padahal dokterpun sudah bilang dia tidak bisa hamil. Tapi dia ingin memastikan, bisa saja dokternya salah. Jisoo sendiri tidak sadar air matanya sudah berjatuhan. Hal yang lebih sedih dari ini adalah Bobby, suaminya, tidak ada disini unduk menenangkannya.
Tak jauh dari kediaman Bobby-Jisoo, ada Seulgi yang sedang mengurus anak-anaknya. Di apartemen itu sedang di putar lagu-lagu yang menenangkan hati. Seulgi sedang menenangkan anaknya yang baru lahir itu, Seojin. Melihat anaknya yang itu sudah tenang, Seulgi pun ke dapur. Di ruang tamu ada Jinhee yang sedang minum. Seulgi memberikan sebuah kecupan di keningnya sebelum ke dapur, membuat makan malam unduk keluarganya.
Pintu apartemen terbuka dan Jimin masuk dengan senyuman. Senyumannya semakin lebar saat melihat Jinhee menghampirinya. Dia meletakkan tas kantornya lalu menggendong Jinhee di lengannya.
"Gimana harimu, angel?" tanyanya. Jimin pun memutuskan untuk duduk di sofa dengan Jinhee di pangkuannya. Jinhee mulai menceritakan hari yang ia lalui hari ini, dengan senang hati Jimin mendengarkannya.
Seulgi pun menghampiri mereka. Saat merasakan kehadiran Seulgi, Jimin pun semakin tersenyum lebar. She is beautiful, everything about her, anything she does.
"Akhirnya kau pulang, sayang" Seulgi billing dengan senyuman lalu memberikan kecupan singkat di bibirnya. Sweet moment mereka terhenti karena "ih" dari putri mereka, itu membuat mereka tertawa dan menjauh.
"Ih? Kenapa ih? Appa sering memberikanmu ppoppo!" Jimin pun memberikan sejuta ciuman pada anaknya, tawanya bisa terdengar di ruangan itu, membuat Seulgi tersenyum menatap mereka. Park Jimin dan Kang Seulgi. Sudah lima tahun menikah, dikaruniai dua putri, Jinhee dan Seojin. Tidak punya masalah, the perfect couple.
But no one is perfect, we all have secrets.
So, ini pertama kalinya aku bikin cerita, how was it? Aku butuh kritik dan sarannya. Thanks for reading!

KAMU SEDANG MEMBACA
(currently untitled)
General FictionStories of married life that's not as bright as people thought