4|Kapten Basket 2-2

60 7 2
                                    

***

Aku kembali ke kelas dengan sedikit berlari, takut Nadila melihatku lalu menahanku. Setibanya di kelas untung sekali belum ada guru yang masuk.

Terlihat anak perempuan yang mulai saling menyebar gosip tentang aku dengan Kak Rifal.

"Hei kalian lihat deh si Ratha, emang dia itu PHO ya? Gak bisa apa lihat orang lain lagi PDKT?" ucap salah satu temanku.

"Iya, bener banget. Main tikung aja." ucap kerumunan anak perempuan.

Dalam batinku 'heh, kedengaran kali.'

"Eh, Rat. Gimana tadi? Aman?" tanya Fia.

"Aman apaan dah, bikin gak tenang. Malah jadi gosip gini kan." keluhku.

"Ah udah aja sih gak usah didenger, merekanya aja yang sirik."

Ketika aku dan Fia sedang mengobrol, tiba-tiba Pak Dedi masuk. Menyudahi obrolanku dengan Fia.

🍃🍃🍃

Kegiatan belajar mengajar pun berlangsung selama 2 jam. Jam menunjukan pukul 12.00.

Kring.. kringg..

Akhirnya, suara yang sangat merdu sekali bagi para pelajar. Mereka yang tadinya lemas pun langsung mandapatkan kekuatan untuk segera menuju rumah ataupun segera bermain.

Hanya aku yang malas untuk melangkahkan kaki ke luar kelas, karena ucapan Kak Rifal sewaktu istirahat tadi.

"Rat gak akan pulang?" tanya Dila memecah lamunanku.

"Ah, iya Dil bentar lagi deh."

Tiba-tiba Sandra yang sudah ke luar kelas tadi msuk lagi "Eh, Rat. Itu di depan ada Kak Rifal nungguin, kayaknya nungguin kamu deh."

"Apaan, paling nunggu si Nadila." jawabku datar.

"Ih.. beneran. Di sekolah udah gak ada siapa-siapa kali." Sandra mendekatiku lalu menarikku "ayo buruan, lama deh. Kasian itu."

"Iya temuin aja dulu." tutur Dila membela.

"Iya susah banget sih kamu mah Rat." ucap Fia dan Widya kompak.

"Kenapa sih, kalian aja gih. Males banget aku." aku melawan tarikkan Sandra.

Tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam kelas.

"Rat ayo, masih piket?" ucap orang itu yang ternyata Kak Rifal.

"Ah, i-iya kak. Aku gak piket kok." ucapku sembari menundukkan kepala.

"Ehem, aku duluan ya sama yang lain Rat. Dahh." ucap Sandra sembari berlalu.

"Dahh." tutur yang lain.

Situasi menjadi sangat canggung karena hanya ada aku dan Kak Rifal didalam kelas.

"Ya udah Rat, ayo. Udah gak ada siapa-siapa lagi nih." ucap Kak Rifal memecah keheningan.

"Iya udah deh kak, ayo." aku segera menggendong tasku.

***

Ya begitu, akhirnya aku menaiki motor kapten basket ini. Dia memakai motor biasa, tidak seperti teman-temannya yang lain menggunakan motor sport.

"Rumah kamu di mana Rat?" Kak Rifal membuka pembicaraan.

"Di jalan bojongsari kak." jawabku.

"Deket dong, rumahku juga sekitar situ. Memang kamu di sebelah mananya?"

"Gang yang dekat bank itu kak."

"Oh, oke."

Kebetulan rumahku memang tidak jauh dari lokasi sekolah, hanya mungkin butuh waktu 7 menit untuk sampai rumah jika mengendarai motor.

"Disini Rat?" Kak Rifal memberhentikan motornya.

"Iya kak disini aja." ucapku sembari menuruni motor.

"Eh? Beneran disini aja? Gak sekalian dianter sampe rumah?"

"Enggak apa-apa kok, dari sini rumahku deket."

"Oh, ya udah deh."

"Iya kak, makasih banget udah mau anter aku pulang."

"Iya Rat lain kli gak usah sungkan, nanti seterusnya bakal aku antar jemput ya?" tawarnya.

"Eh, gak usah repot-repot kak. Nanti ada yang marah lagi." tolakku.

"Marah? Siapa? Tenang aja kok, ada yang marah sama kamu bakal hadepin aku." ucapnya sembari tersenyum.

"Iya udah kak, gimana nanti aja deh. Untuk hari ini makasih banyak."

"Oke, santai aja. Ya udah aku duluan ya." ucapnya sembari melemparkan senyumannya lagi.

"Iya kak, hati-hati."

Dia tidak menjawab, hanya tersenyum saja. Entah apa arti senyumnya itu.

***

Ahh.. sangat lelah hari ini. Untung saja OSIS tidak kumpul hari ini, itu akan membuatku sangat lelah.

Aku tidak terlalu memikirkan kejadian hari ini. Setelah tiba di rumah aku langsung saja ke toilet untuk mandi melepas penat. Makan sedikit saja karena tidak ada nafsu sama sekali.

Baru saja aku akan bersiap-siap untuk santai sembari memakan camilan dan menonton tiba-tiba handphoneku berbunyi. Ada satu pesan WhatsApp yang masuk. Itu cukup membuatku lemas. Ternyata pesan dari Nadila. Ya, Nadila Putri orang yang sangat ingin mendekati Kak Rifal.

Nadila Putri:
Heh, Ratha.

Ratha Ananda Nadhirah:
Iya Nad. Ada apa?

Nadila Putri:
Ada hubungan apa kamu sama Kak Rifal?

Ratha Ananda Nadhirah:
Enggak ada kok, lagian baru kenal juga.

Nadila Putri:
Oh, jadi maksud kamu kalo udah lama mau ada hubungan gitu?

Ratha Ananda Nadhirah:
Lah? Kamu kenapa sih? Takut tersaingi? Tenang aja kok Nad, aku bukan orang yang kayak gitu.

Nadila Putri:
Maksud kamu apa? Merasa tersaingi? Aku? Merasa tersaingi sama kamu? Hahaha, gila kali.

Ratha Ananda Nadhirah:
Ya udah gimana kamu aja Nad. Aku gak ada niat dan maksud apa-apa

Read


Ya terus kenapa? Bodo amat, emang aku gak ada niat apa-apa kok. Orang Kak Rifalnya yang deketin aku. Lagian terserah Kak Rifal mau suka siapa aja juga. Kenapa harus ribet coba.

Ah sudah lah, ngapain juga aku jadi kesel sendiri gini. Mending juga ngerjain tugas terus tidur deh.

----------
@rathisanurul
----------

Dia UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang