Bagian 1 - Sang Ketua Osis

2.5K 280 9
                                    

Pagi yang cerah, matahari sudah terbit sedari tadi. Terlihat seorang pria yang masih tertidur lelap tergulung selimut tebalnya dengan tenang. Tetapi ketenangannya terganggu dengan teriakan seseorang yang terkesan sangat cempreng.

"ALEE BANGUN!" Teriak Ody pada Iqbaal yang masih terlelap.

Iqbaal menutup kupingnya lalu memeluk bantal gulingnya, menghiraukan teriakan kakak nya yang menggema itu.

Ody menggeram marah, dia menarik selimut yang dipakai Iqbaal secara paksa sehingga membuat pria itu terjatuh dari tempat tidurnya.

"ADUH TETEH!" Iqbaal memekik dengan wajah yang meringis saat merasa tubuhnya dibanting kebawah lantai.

"Mandi kamu! Liat gak jam berapa? Udah jam setengah tujuh! Cepetan sana!" Omel Ody kemudian beralih keluar dari kamar Adiknya.

Iqbaal berusaha bangkit lalu berjalan pincang kearah kamar mandi dengan tangan memegang pinggangnya yang terasa sakit.

"Badan gue remuk astaga!"

• • •

Iqbaal seketika menghentikan motornya secara mendadak saat melihat kekasihnya yang menjabat sebagai Ketua Osis---gadis itu sedang berdiri didepan gerbang sekolah sambil memeriksa murid murid yang memasuki area sekolah. Murid yang bisa memasuki area sekolah hanya yang berpenampilan rapih, sedangkan Iqbaal terlihat bertampilan berantakan.

Karena tidak mau tertangkap oleh kekasihnya tersebut, lelaki itu langsung melajukan motornya dengan cepat menerobos gerbang tersebut membuat yang disekitarnya tersentak saat tahu motor melaju dengan cepat melewati mereka.

Sang Ketua Osis, (Namakamu). Dia berdiri digerbang--terkejut saat ada motor yang menerobos dengan cepat. Ia mengikuti arah motor itu yang berhenti diparkiran sekolah ini. (Namakamu) menghela nafas saat tahu orang itu, Iqbaal. Siapa lagi kalau bukan si Bad Boy--kekasihnya yang terkenal disekolah ini. Dia dengan segera menghampiri Iqbaal dan berdiri dibelakangnya sambil bersedekap dada.

"Well, udah berapa kalinya lo kayak gini? Hm?" Sahut (Namakamu) bersedekap dada dengan tatapan mengarah kepunggung Iqbaal, tetapi pria itu malah berkaca santai dikaca spion motornya sambil merapihkan rambutnya.

Karena tak mendapat jawaban dari pria itu, membuat (Namakamu) semakin marah. "Ibay!" Sentaknya.

Iqbaal membalikkan tubuhnya menjadi menghadap (Namakamu). "Aduh sayang jangan marah-marah dong. Ini loh, Rambut aku udah rapih belum sih? Baru nyobain krim rambut baru, eh malah ditipu, tau nya bohongin. Kampret kan." Celetuknya sambil membenarkan rambutnya lagi. Tidak perduli dengan perkataan kekasihnya tadi.

(Namakamu) melotot. "Itu sih derita lo! Sekarang lo benerin tuh baju! Kaya anak gembel." Sahut (Namakamu) sambil menggidikkan dagunya ke arah seragam Iqbaal yang tidak dimasukkan.

"Aku-kamu, babe. Kasar banget sih." Iqbaal mengerucutkan bibirnya. "Ini bukan anak gembel loh. Ini tuh namanya trend anak jaman sekarang. Kamu nya aja sih ketinggalan jaman." Ucap Iqbaal sambil mengangkat kerah nya sombong.

(Namakamu) memutar bola matanya. Kemudian dia menatap Iqbaal dengan lembut. "Pesanan aku mana?" Tagihnya lalu menyodorkan tangannya meminta pesanannya pada kekasihnya.

Iqbaal mendesis. Pria itu bergerak mengambil kantung plastik yang menggantung di kaca spion motornya. "Giliran ada mau nya aja ngomongnya aku-kamu." Gumamnya pelan kemudian berbalik lagi menatap (Namakamu) sambil menyodorkan pesanan kekasihnya itu. "Ini. Roti bakar isi coklat, keju, strowberry, kacang sama minuman thai tea nya."

Seketika mata (Namakamu) berbinar lalu dengan cepat dia menyambar kantung plastik itu dengan semangat. Tetapi gadis itu kalah cepat karena Iqbaal langsung menyembunyikan kantung pesanan gadisnya itu kebelakang tubuhnya.

Doi [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang