Bagian 3 | Iqbaal Sensi

1.5K 240 9
                                    

Jam pelajaran sudah dimulai, semua murid sudah masuk kedalam kelasnya masing masing, sedangkan Iqbaal masih setia hormat menghadap bendera. Iqbaal mendengus, pagi pagi begini ia sudah dihukum. Gara gara tuh guru botak sih pakek segala hukum dia. Astagfirullah---Eh tapi ini salahnya juga sih. Ya sudah lah.

"Ciee Iqbaal hormat bendera." Ucap seseorang dengan tiba tiba.

Iqbaal menoleh ke arah sumber suara itu. Disana terlihat Aldi dan Bastian yang sedang menertawakan dirinya. Pasti mereka berpura-pura izin ke kamar mandi hanya untuk mengejek dirinya saja. "Diem lo tai!" Kata Iqbaal dengan sewot sambil menatap tajam Aldi dan Bastian.

Aldi dan Bastian tergelak. "Hati-hati muka nya hitam, nanti fans nya berkurang deh." Celetuk Bastian sambil tertawa terbahak.

"Bener bener. Ntar fans nya jadi berpaling ke gue. Wahahaha.." Sahut Aldi lalu tertawa.

Bastian menatap sinis Aldi. "Siapa juga yang mau sama lo?! Mending sama gue." Ujar Bastian.

Aldi menggeplak kepala Bastian. "Rambut kayak mie aja bangga lo!"

Iqbaal melototi Aldi dan Bastian lalu mengacungkan jari tengahnya kepada mereka berdua. Awas aja kalo pada ngemis padanya nanti pas istirahat.

"Eh eh! Kata (Namakamu), jangan melotot kaya gitu, nanti mata lo keluar." Sahut Aldi mengikuti ucapan (Namakamu) kala gadis itu melihat orang sedang melotot. Lalu tertawa tergelak bareng Bastian.

"Bodo amat. Yang penting, (Namakamu) tetep cinta sama gue." Sarkas Iqbaal.

Aldi memutar kedua bola matanya malas. Sedangkan Bastian langsung berlagak seperti orang yang sedang muntah. Memang ya, ngobrol sama orang bucin itu susah.

• • •

Setelah 3 jam lebih Iqbaal berjemur layaknya ikan asin, kini bel istirahat sudah berbunyi. Ia menurunkan tangannya lalu mengelap wajahnya yang berkeringat. Terlihat seksi dan menggoda membuat para murid perempuan yang berlalu lalang memekik memanggil dirinya.

"Baru gitu aja udah lemes." Celetuk (Namakamu) saat kebetulan ia melewati Iqbaal. Gadis itu datang dengan lengan yang menggenggam segelas Jus Mangga yang dibelinya di kantin tadi.

Iqbaal menoleh ke arah (Namakamu) lalu seketika ia tersenyum lebar, entah kenapa lelahnya menjadi hilang saat melihat gadisnya. "Sayaang, kamu gak beliin aku minum? Yang ini aja deh gapapa." Sahut Iqbaal lalu merampas Jus Mangga yang tadi (Namakamu) beli dikantin lalu meminumnya dengan santai.

"ISH Ibaay! Aku baru aja beli di kantin tadi, haus aku tuuh!" Rengek (Namakamu) sambil menarik narik baju seragam Iqbaal di bagian pinggang pria itu.

"Aduh, kamu gak kasian sama aku yang berdiri di lapangan sambil hormat tadi?" Tanya Iqbaal yang mulai mengeluarkan jurus nya itu.

(Namakamu) menatap Iqbaal polos. "Kasian." Jawabnya pelan.

Iqbaal menjentikkan jarinya. "Nah, sekarang yang ini jus nya buat aku dulu ya? Nanti aku suruh Aldi, beliin jus buat kamu. Oke?"

(Namakamu) menghembuskan nafasnya. "Ya udah."

"Jangan marah dong Ayangg!"

"Aku gak marah Ibay."

Iqbaal merajuk. "Boong! Tuh, muka kamu udah jutek gitu."

"Pokoknya gantiin! Kalau kamu gak gantiin, jangan harap pulang sama aku!" Ancam (Namakamu) lalu meninggalkan Iqbaal dengan perasaan kesal.

Iqbaal mengerucutkan bibirnya mendengar ancaman dari gadisnya itu. Nasib emang. Iqbaal membuang Jus Mangga itu yang sudah habis ke tong sampah. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, setelah hubungan itu sudah tersambung, barulah Iqbaal berteriak.

Doi [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang