"Ibay, liat deh aku bawa apa." Seorang gadis datang secara tiba-tiba kemudian langsung duduk disamping kekasihnya yang duduk di sofa. Mereka kini sedang berada di rumah (Namakamu).
"Naon iyeu?" Tanya Iqbaal dengan mata nya menatap kotak makan yang berisi makanan yang entah Iqbaal tidak tau itu.
"Ih masa Ibay gak tau?"
Iqbaal menggeleng polos.
(Namakamu) mendengus. Pacarnya ini kudet sekali ya. "Ini Mochi. Tadi aku bikin loh, nyoba-nyoba. Eh berhasil deh." Gadis itu mengambil satu Mochi kemudian menyuapkannya pada Iqbaal. "Ayo buka mulutnya—-ngeeengg pesawat berenang."
Sementara Iqbaal tertawa melihat kelakuan kekasihnya kemudian membuka mulutnya menerima suapan dari (Namakamu). Lelaki itu mulai mengunyah makanan buatan (Namakamu), sedangkan gadis itu menatap Iqbaal kepo dengan hasil buatannya itu. Ia penasaran dengan respon Iqbaal terhadap makanan buatannya ini.
"I like ice cream, enak!" Ucap Iqbaal di tengah-tengah kunyahannya. Pipi nya mengembung sebab makanan yang diketahui mochi itu, memang ya (Namakamu) ini menyuapkannya satu bulat penuh. Gak nanggung-nanggung.
(Namakamu) tersenyum senang kemudian mengangkat lengannya mengusap sudut bibir Iqbaal yang sedikit belepotan akibat isi dari Mochi itu—ice cream. "Nanti kapan-kapan aku bikin lagi."
Tidak merasa puas, Iqbaal menggerakkan tangannya mengambil Mochi kemudian menyuapkan ke mulutnya lagi. "Sama aku lah bikinnya, kan nanti aku mau coba juga."
"Bedain aja dulu sagu ama maizena sono, sok-sokan." Ketus (Namakamu). "Eeehh ketawa, gue tabok lo!" Gadis itu melotot ketika melihat Iqbaal ingin tertawa sementara dimulutnya masih penuh dengan makanan tadi.
Iqbaal menutup mulutnya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya meremas tangan kekasihnya—menahan tawa nya yang akan meledak. Bahaya sekali.
"Ibaay tahann!" Jerit (Namakamu) sambil ikut menutup mulut Iqbaal dengan tangan kanannya. Dia tidak mau ya kena semburan dari Iqbaal.
Buru-buru Iqbaal mengunyah makanannya kemudian menelannya. Lelaki itu menghela nafas lega kemudian menyandarkan tubuhnya ke sofa. Dia terkekeh. "Capek gilak."
"Ngadi-ngadi aja lagian." Dengus (Namakamu) yang sudah menurunkan tangannya dari mulut Iqbaal.
Lagi, lagi Iqbaal terkekeh kemudian menarik tubuh kekasihnya dan menyandarkannya pada tubuhnya. Dia memeluk pinggang gadisnya dari belakang dengan erat. "Maaf sayaang."
"Hooh."
"Makasih loh mochi nya, btw masih banyak?"
"Banyak?" Bingung (Namakamu).
"Mochi nya sayang."
"Ada sih di kulkas. Kenapa emang?"
Seketika Iqbaal cengengesan tak jelas, sedangkan (Namakamu) mengangkat alisnya bingung. "Boleh minta? Biar stok juga dirumah hehehe."
***
"ASSALAMUALAIKUM. WHERE ARE YOU BU DOKTER?" Teriak (Namakamu) saat ia memasuki rumah Iqbaal. Kebetulan Rike dan Herry sedang tidak ada dirumah, jadi tidak perlu dipusingkan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Doi [IDR]
Fanfiction"IQBAAL!" Sentak (Namakamu). Bukannya menjawab, Iqbaal malah nanya balik. "Eh rambut gue udah rapih belum sih? Kemarin beli krim rambut baru eh tau nya gue diboongin, kampret kan!" Gerutu Iqbaal. "Itu sih Derita lo tai!" Jawab (Namakamu). Ini adala...