enam - rumah pohon

34 0 0
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh Reyna. Yaitu hari untuk dapat bertemu lagi dengan kak Citra. Seseorang yang telah mampu membujuk jiwanya keluar dari zona nyamanya.

Siang itu, setelah pulang sekolah, Reyna bergegas menuju gazebo taman sekolah. Tempat dimana ia berpisah dengan kak Citra kemarin sore.

Ya, betul saja. Seorang gadis cantik itu telah duduk digazebo, ditemani buku-buku motivasinya yang selalu dia baca saat tidak ada kerjaan.

"Siang kak citra" sapa Reyna ragu.
"Oh, hai, selamat siang juga Reyna. Sini duduk" jawab Citra sambil merapikan buku-bukunya.
"Jadi gini kak, soal yang kemarin.. Reyna udah putusin jawabannya" tambah Reyna dengan volume suara yang mengecil.
"Hmm, kok ragu-ragu gitu sih" ejek Citra.
"Reyna mau kak ikut komunitas ini, apapun kerjaannya itu. Reyna mohon kakak mau ya nerima Reyna disini" teriak Reyna tanpa ragu.

Citra terkejut dan terdiam melihat tingkah Reyna.

"Hahahaha, lucu banget sih kamu Na. Sebenernya dari kemarin kakak juga udah mau kok nerima kamu. Tapi setelah kita cerita banyak, kakak jadi tau kalo kamu itu tipe anak yang nggak suka mencampuri dan dicampuri urusannya oleh orang lain. Makanya kakak tekenin itu ke kamu. Soalnya inilah yang akan kita hadapi disini" jawab Citra dengan ekspresi meledek tingkah Reyna.

"Hehe, lega banget aku tuh kak" balas Reyna yang tersipu malu karena ulahnya sendiri.

***

Reyna dan Citra sampai disebuah rumah pohon besar dibelakang sekolah. Rumah pohon itu indah sekali, penuh dengan kertas warna-warni yang berisikan impian setiap murid SMA Pelita.

"Hmm, kak, Reyna boleh nanya?" buka Reyna.
"Ini rumah pohon siapa? Terus kenapa banyak banget harapan-harapan yang digantung disini?" sambungnya tanpa ragu.

"Oh iya kakak sampe lupa, welcome to our home Reyna. This is the place where the dreams are begin"

Reyna takjub, dada nya berdegup kencang, ia melihat banyak sekali mimpi yang digantungkan teman-temannya ditempat ini. Sesuatu yang bahkan tidak pernah Reyna pikirkan didalam hidupnya.

Tanpa sadar, air mata Reyna pun terjatuh membasahi pipi merah yang cukup tembam itu.

Air yang sudah lama sekali tidak pernah Reyna lihat membasahi pipi nya lagi.

"Kak, jadi maksud kakak mencampuri urusan orang lain itu...?" tanya Reyna sambil menghapus air mata nya yang dari tadi tidak sengaja jatuh.

"Iya Na, tugas komunitas kita itu ini, membantu teman-teman untuk meraih mimpinya.. Dengan cara apa? Ya begini, mereka menuliskan semua mimpinya dikertas origami warna-warni ini, lalu mereka harus menggantungkannya dipohon ini juga. Lalu jika suatu saat nanti mereka sedang ragu, takut, sedih, bahagia atau apapun itu yang mereka alami dan sepahit apapun yang mereka hadapi, lalu disaat mereka merasa sendiri.. mereka akan butuh "Rumah untuk Pulang" , mereka akan kembali kesini, kerumah ini, rumah kita" jelas Citra.

RUMAH untuk PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang