Jennie POV
Pagi itu. Aku melihatnya untuk kedua kalinya. Dia, pria berwajah rupawan dengan tatapan mata yang kosong.
Semua murid perempuan di sekolah ini mengatakan bahwa dia keren, tapi tidak untukku. Dia tidak keren, dia itu menyedihkan.
Wajahnya memang rupawan, senyumnya tak kalah menawan, namun lihat, lihat dengan jelas tatapan matanya itu. Dia terlihat menyedihkan dengan tatapan seperti itu.
Aku memang tak mengenalnya, tentu saja. Aku murid baru di sekolah ini, bagaimana mungkin aku mengenalnya dengan baik, namun aku mengenal tatapan itu. Sangat mengenalnya.
Kulihat dia sedang tertawa bersama teman-temannya, tawanya sangat nyaring, tapi sekali lagi ku katakan ia terlihat menyedihkan.
Aku menyunggingkan senyumku, lalu berjalan ke arah meja yang ia tempati bersama teman-temannya.
Ku hentikan langkah di depan meja mereka, orang-orang dikantin ini mulai memandangiku dengan aneh, tak terkecuali lelaki menyedihkan ini beserta temannya.
Aku mendekat ke arahnya, lalu ku arahkan tangan ku untuk berjabat dengannya. Lagi, semua orang dikantin ini melihatku aneh, aku tau ini aneh, mungkin terkesan gila. Tapi masa bodo, aku hanya tak tahan melihatnya terus menerus menyedihkan seperti itu.
Dengan ragu ia pun menjabat tanganku, "Jennie, Kim Jennie" ucapku.
Ia mengerutkan alisnya, tak lama ia pun tersenyum lebar, "Jiwon, senang berkenalan denganmu" katanya masih dengan senyumnya itu, kurasa mulutnya akan robek jika tersenyum selebar itu.
Aku mengangguk, "Tapi tidak denganku, aku kasihan denganmu"
Semua orang disana terlihat shock dengan apa yang ku katakan, tapi sekali lagi, masa bodo.
"Berhenti terlihat menyedihkan" bisikku kepadanya. Ia pun hanya menampilkan wajah terkejut lalu tersenyum dan melepaskan jabatan tangannya.
"Ka" katanya.
Normal POV
Setelah mendengar apa yang dikatakan Jiwon, Jennie pun meninggalkan kantin dengan seluruh pandangan menuju ke arahnya.
Lalu salah satu teman Jiwon bertanya, "Ya! apa yang gadis itu katakan padamu?"
"Bukan apa-apa hyung" jawab Jiwon tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya.
"Mwo?! Bukan apa-apa katamu?!"
Akhirnya Jiwon pun mengalihkan pandangannya, "Wae? Kenapa kau emosi?"
"Ani. Aku hanya penasaran, apa dia mengenalmu?" tanyanya lagi.
"Ya! Jinhwan hyung pabo! Mana mungkin gadis itu mengenal Jiwon hyung jika tadi dia mengulurkan tangannya untuk berkenalan" sahut seseorang lainnya.
"Jinjja pabo ya, hahahaha" kata seorang lainnya yang bertubuh tinggi.
Laki-laki yang dipanggil Jinhwan itu pun menutup matanya untuk meredam emosi, "Hyung. Jangan dimasukkan ke hati ya, tapi masukkan ke otak"
"Sialan kau!" umpat Jinhwan yang membuat lainnya tertawa.
Jiwon pun menengahi, "Chanwoo, minta maaflah kepada Jinhwan hyung"
"Hyung, mian hehehe" kata Chanwoo dengan cengiran tidak bersalah.
Jiwon POV
Aku terus memikirkannya, ya memikirkan gadis itu. Sebenarnya dia siapa, aku tidak pernah melihatnya, mungkinkah murid baru?
Entahlah, kurasa beberapa hari ke depan aku akan terus memikirkannya.
Akhirnya aku mengedikkan bahu dan menelungkupkan wajahku.
"Jiwon!" sahut seseorang yang ku kenali suaranya. Aku hanya bergumam sebagai jawaban, aku terlalu lelah saat ini, lelah dengan hidupku, sungguh.
Lalu terasa badanku diguncang oleh seseorang yang aku kenal dia siapa, "Geumanhae" kataku masih sambil menelungkupkan wajah.
Guncangan ditubuhku pun berhenti, berganti dengan decakan, "Aku ingin bertanya" katanya.
"Ya! Kenapa tidak menjawabku?!" katanya lagi.
"Aku mendengarkanmu Yunhyeoung-ah"
"Terserah kau lah, intinya aku ingin bertanya" jawabnya lagi.
Dan lagi aku hanya bergumam sebagai jawaban.
"Gadis itu..."
Mendengar ia mengatakan gadis itu, aku pun menegakkan tubuhku, namun kali ini salah satu tangan kugunakan untuk menopang kepalaku, aku menatapnya, menyuruhnya untuk melanjutkan.
"Gadis itu aneh kan?"
"Astaga tidak penting sekali! Kukira kau mengenalnya tau!" kata ku.
Ia mencebik, "Cih, aku belum selesai bicara tau!" katanya lagi.
"Lalu?" kataku.
"Aku memang tidak mengenalnya, tapi aku tau kau pasti sekarang sedang penasaran dengan dia kan?"
Aku terkekeh, "Jangan asal bicara Yunyheong-ah"
"Ya sudah, padahal aku baru mendapatkan informasi tentangnya, kau tidak penasaran kan, jadi aku akan menyimpannya sendiri"
"Mworagu?"
Ia pun mencebik, namun dilanjutkan dengan berbagi informasi denganku, "Dia itu anak baru dikelas Hanbin ternyata"
Aku mengernyit, "Lalu, kenapa Hanbin tidak memberi tau kita dikantin tadi?"
Yunhyeong mengangguk, "Tentu saja, gadis itu baru masuk kelas tadi"
Aku hanya menganggukkan kepalaku, "Sudah?" kataku.
Ia hanya mengangguk sambil menyengir ke arahku.
Aku pun membuang pandanganku keluar jendela yang mengarah langsung ke taman belakang sekolah, pikiranku terus melayang ke kejadian tadi.
"Majja"
"Hah?! Majja apanya Jiwon-ah?" kata Yunhyeong terkejut.
Astaga aku keceplosan, lalu aku hanya menyegir saja ke arahnya.
Ia bergidik, "Kau mengerikan"
Aku hanya tersenyum, lalu kembali mengarahkan pandanganku kearah jendela.
Benar, aku ini menyedihkan.