Normal POV
Hari ini. Hari kedua Jennie menjadi murid baru di sekolah ini. Ia belum memiliki teman, walaupun begitu ia begitu terkenal di sekolah ini, tentu saja karna kejadian kemarin.
Sekolah ini masih sepi, tentu, sekolah baru akan dimulai jam 8.00 pagi, dan ini baru jam 6.30 pagi, namun Jennie sudah berada di kelasnya.
Jennie berada di kelas XI-2, dan ia duduk dibangku pojok samping jendela yang mengarahkan langsung ke pemandangan halaman belakang sekolah.
Jennie terus memandang keluar jendela, lalu ia bangkit. Berjalan menuju halaman belakang sekolah.
Sesampainya di sana Jennie mendudukkan dirinya dibawah pohon. Duduk bersender sambil memandang langit.
Tak terasa air matanya mengalir, "Kenapa aku jadi sangat emosional begini" katanya lirih. Namun bukannya berhenti, air matanya justru bertambah deras.
Hingga ia tak menyadari, ada sepasang mata yang mengawasinya, memandang bingung sekaligus iba.
Orang itu pun menghampiri Jennie dengan langkah perlahan, lalu mendudukkan dirinya disamping Jennie, ikut menyender ke batang pohon.
"Uljima" katanya.
Jennie terkejut dan menoleh ke sumber suara, "Ka-kau?" tanya Jennie sambil mengusap air matanya.
"Aku Jisoo, teman sekelasmu, yang duduk tepat disamping kanan bangkumu, apa kau lupa?" katanya sambil menatap Jennie.
"A-ah... Mian" ucap Jennie sambil menundukkan kepala.
"Wae?" tanya Jisoo.
Jennie mengangkat kepalanya, lalu melirik Jisoo, "Mwoga?"
"Kenapa menunduk tadi? Malu karna ketauan menangis ya?" kata Jisoo sambil menatap Jennie lembut.
Jennie kembali menundukkan kepalanya, "Jangan malu! Kenapa harus malu kalau ketauan menangis? Itu manusiawi tau, semua orang juga pastilah pernah menangis, menangis bukan berarti lemah, jadi jangan malu jika ketauan menangis eoh!" kata Jisoo sambil memegang bahu Jennie.
Jennie pun mengalihkan pandangannya ke arah Jisoo, lalu ia tersenyum, "Arra, gomawo Jisoo-shi" katanya.
Jisoo menggeleng, "Ani. Jangan panggil aku seperti itu, kau formal sekali sih. Panggil saja Jisoo, ok"
"Ne.." kata Jennie sambil tersenyum.
"Kau lucu kalau tersenyum, perbanyaklah tersenyum, tapi bukan berarti aku melarangmu untuk menangis. Kau boleh menangis, kapanpun kau mau, hanya, lebih perbanyaklah tersenyum ketimbang menangis ok" saran Jisoo.
"Kau baik sekali" kata Jennie, menatap Jisoo kagum.
"Tentu saja, aku juga cantik" kata Jisoo dengan percaya diri.
Jennie pun tertawa dibuatnya, "Hahahaha, percaya diri sekali kau"
Jisoo tersenyum menanggapinya, "Syukurlah kau tertawa"
Jennie terkejut, lalu memandang Jisoo, "Kenapa menatapku seperti itu? Kau membuatku takut"
Jennie menggeleng, "Ani. Gomawo Jisoo-ya"
Jisoo mengangguk, "Tentu, kita teman"
Jennie tersenyum manis menanggapinya, "Tentu"
Sekitar 15 menit mereka duduk menyender dibawah pohon, lalu Jisoo pun bangkit, diikuti dengan menolehnya Jennie ke arah Jisoo. Namun Jennie tidak berbicara apa-apa, ia hanya mengamati Jisoo.