Gerbang sekolah. Itu tempatku berdiri sekarang, aku sedang menunggu jemputan.
"Astaga, sebenarnya kemana dia?! Apa dia lupa?! Aishh jinjja" gerutuku, karna kakakku yang seharusnya menjemputku tidak terlihat juga sampai sekarang.
Tiba-tiba hujanpun mengguyur ibu kota negaraku ini, "Omo!"
Lalu aku berlari kembali ke dalam sekolah untuk berteduh, sekolah sudah sepi sekarang, tentu saja. Ini sudah 40 menit sejak pulang sekolah.
Akhirnya aku pun mengecek ponselku, barang kali ada pesan dari kakakku, dan nyatanya tidak ada. Terakhir dia bilang, tunggu.
Bagus, itu yang kulakukan sedari tadi, namun apa? Bahkan sekarang sudah 40 menit sejak aku menunggu, "Menunggu jemputan saja rasanya seperti menunggu ajal!" ucapku asal.
Aku pun tersadar akan apa yang baru saja kuucapkan, lalu aku terkekeh, "Ajal ya? Kira-kira, kapan aku akan dijemput?"
Setelah mengatakan itu, aku pun mendongak memandang langit sambil tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau lakukan?" tanya seseorang tiba-tiba. Aku pun mengalihkan pandanganku, objekku sekarang adalah dia.
"Mwoga?" kataku sambil terus memandangnya, lebih tepatnya memandang ke arah mata minimalis yang menunjukkan kesedihan itu.
"Sekarang kau yang terlihat menyedihkan" katanya.
Aku tersenyum menanggapi, lalu ku alihkan kembali pandanganku ke arah langit, "Lihat!" kataku sambil menunjuk langit.
Ia pun mengalihkan pandangannya, mengikuti jari telunjukku menunjuk, lalu ia mengernyit dan memandangku lagi.
Aku menurunkan telunjukku dan melunturkan senyumku namun tetap memandang langit, "Langit sedang menangis sekarang" kataku diakhiri senyum ke arahnya.
Ia mengedik, "Temanku benar, kau gadis aneh"
Aku terkekeh, "Ya, temanmu benar"
"Kau sedang apa disini?" kataku lagi.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu" jawabnya.
"Haha, aku sedang menunggu oppaku Jiwon-shi"
"Terjadi sesuatu?" katanya lagi.
Aku mengernyit, "Hah?"
Aku terlalu bingung saat ini, sungguh laki-laki ini sangat aneh.
"Apakah terjadi sesuatu hingga kakakmu belum menjemputmu sampai sekarang?"
"Entahlah" lalu aku mengecek jam tangan, "45 menit yang lalu ia bilang tunggu, tapi seperti yang kau lihat" kataku melanjutkan ucapan tadi.