Blaaarrr
Akashi menutup pintu kamar dengan keras. Akashi meletakkan jaket yang dia kenakan di atas kasur dan membaringkan tubuhnya di samping jaketnya.
Akashi menatap langit-langit kamarnya yang bercat putih. Banyak beban pikirannya saat ini.
Akashi memijat pangkal hidungnya dengan tangan kirinya sesaat dan kemudian dia merentangkan kedua tangannya. Kemudian mengambil ponsel dari sakunya dan menghubungi (name)."Halo, (name)"
Sepi. Tidak ada yang berbicara walaupun telponnya tersambung. Tak apa, Akashi akan tetap berbicara.
"(name) aku tau kau mendengarnya. Aku hanya ingin menjelaskan sesuatu dengan mu,
"Dengar, sebenarnya otou-sama yang meminta ku untuk menceraikanmu. Aku sendiri tidak tau alasan dibalik semua itu. Aku tidak ingin kau terluka karena aku menentang ayahku (name). Ku harap kau mengerti. Jaga diri baik-baik, aku tau kau bersama dengan kuroko. Aku mencintai mu."
Akashi menutup telpon dan menaruhnya diatas meja nakas di samping ranjang.
Akashi menoleh saat tangan kirinya menyentuh sesuati yang lembut. Diambilnya barang tersebut yang merupakan syal pemberian (name).
"Bahkan kau sempat memberiku hadiah, (name)." ujarnya sambil menaruh syalnya di wajahnya.
senyuman kecil tersungging di wajah tampannya. Matanya terpejam sembari mengingat saat-saat dimana (name) memberikan hadiah sederhana kepada Akashi. Wajah (name) yang tampak malu-malu memberikan hadiah buatannya sendiri kepada Akashi dan selalu dibalas kecupan lembut dari Akashi sebagai tanda terima kasih.
Lesung pipi yang terbentuk di pipi (name) dan mata yang sedikit menyipit ketika sedang tersenyum. Rona merah di pipi ketika Akashi menatap wajah (name). Ah, Akashi merindukan (name) sekarang.
"Aku berharap kau memberiku syal ini secara langsung, (name),"
Lambat laun Akashi tertidur dengan nyenyak.
***
"Selamat datang dirumahku (name). Mari, aku antar kau ke kamar mu."
"Hei? Kapan kau akan menikah? Setidaknya rumahmu tidak akan sesepi ini jika kau memiliki istri dan anak."
(name) masih heran dengan Kuroko. Padahal Kuroko tau bahwa Momoi Satsuki -teman smp mereka- menyukai kuroko. Kenapa tidak menikahinya saja?
"Aku tau (name), hanya saja aku belum siap menanggung tanggung jawab sebesar itu. Lagi pula aku masih belum punya calonnya hingga saat ini."
jawab Kuroko dengan wajah datarnya dan membantu membawa koper (name) ke kamar yang ditempati oleh (name) pada saat (name) kehilangan keluarganya.
"Hah, kau itu. Ada ada saja."
"(name), sebaiknya kau membersihkan diri dulu. Lihat keringatmu banyak sekali. Aku jamin ketiakmu bau asam saat ini."
"Heh?! sembarangan kau. Ahahaha."
Seperti biasa, (name) selalu saja tertawa jika seseorang menjelek-jelekkan (name). Aneh, biasanya orang-orang akan kesal mendengarnya.
Kuroko merasa senang bisa membuat sahabatnya kembali tertawa. Sudut bibir Kuroko sedikit terangkat saat melihat senyum (name) yang selalu membuat orang lain ikut tersenyum jika melihatnya.
"Sudah malam (name), Cepat mandi. Ingat, jangan mandi dengan air dingin. Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan air hangat untukmu."
"Kau itu bagaimana? tadi menyuruhku cepat mandi, lalu menyuruhku menunggumu sebentar."
"Sudah, turuti saja kakak mu ini (name)."
"Hee? Sejak kapan kau menjadi kakak ku?"
"Sejak nigou bertelur."
"Ahahahahahaha."
(name) terbahak setelah mendengar candaan Kuroko yang datar dan garing kriuk nyess.
Begitulah (name) selalu mudah tertawa padahal candaan yang dilontarkan tidak begitu lucu.
(name) memasukan tubuhnya kedalam bathtube yang berisi air hangat. (name) berusaha melupakan kejadian 2 jam yang lalu dan memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Tok tok tok
"(name), Akashi menelponmu."
Kuroko mengetuk pintu kamar mandi dan memberi tahu (name) bahwa Akashi menelponnya.
(name) memakai handuk dan segera membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengulurkan tangannya untuk meminta ponselnya pada Kuroko.
"Berikan padaku."
Kuroko memberikan ponsel itu kepada (name) dan meninggalkan kamar (name).
(name) menerima panggilan tersebut dan mengeraskan volumenya. Lalu meletakan ponselnya di samping bathtube dan kembali berendam.
"(name) aku tau kau mendengarnya. Aku hanya ingin menjelaskan sesuatu dengan mu,
"Dengar, sebenarnya otou-sama meminta ku untuk menceraikanmu. Aku sendiri tidak tau alasan dibalik semua itu. Aku tidak ingin kau terluka karena aku menentang ayahku (name). Bahkan ayah memintaku untuk menemui wanita pilihannya besok di mansion. Ku harap kau mengerti. Jaga diri baik-baik, aku tau kau bersama dengan Kuroko. Aku mencintai mu."
Tut tut tut...
Sambungan terputus. (name) masih tidak percaya dengan perkataan Akashi. Mana mungkin ayah mertuanya sendiri meminta anaknya bercerai? Tapi,,, Akashi tidak pernah berbohong dengan perkataannya.
(name) membenamkan kepalanya ke dalam air sejenak lalu menengadahkan kepalanya ke atas dan memejamkan matanya.
"Aku harus melakukan sesuatu. Apapun akan aku lakukan untuk menyelamatkan hubungan ini."
(name) menyudahi kegiatan mandinya. Kemudian mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan langsung mengenakan baju tidur.
(name) menaruh ponselnya di meja nakas dan langsung tertidur dengan lelap.
-To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Days to Divorce
Fanfiction|PEAA challenge.| 10 days to divorce Akashi Seijuro Version. ___________________________________ (Name) berjuang untuk mempertahankan pernikahannya yang terbilang masih muda. Berusaha untuk menentang salah satu orang terpandang yang ditakuti olah ra...