6

818 115 4
                                    

Akashi menunggu didepan ruangan ICU dengan tegang dan berharap (name) baik-baik saja.
Seorang dokter keluar dari ruang ICU dan menghampiri Akashi.

“Shintarou. Bagaimana keadaan (name)?”

Midorima terdiam begitu lama menatap wajah Akashi yang sangat khawatir.

“Kau tidak perlukhawatir. (name) baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Aku harus bekerja nanodayo. Kau boleh menjenguknya setelah dipindahkan ke ruang rawat inap nanodayo.”

Hah dasar tsundere yang satu itu. Pintar sekali membuat suasana tegang.

Midorima pergi melanjutkan pekerjaannya dan Akashi langsung melesat menemui (name).

(name) masih belum sadar dan terbarung lemah di atas ranjang. Akashi duduk disisi ranjang dan mengusap rambut name dengan lembut. Lalu menggenggam tangan name dan mengecupnya.

Tok tok tok…
pintu diketuk beberapa kali.

Kuroko datang dengan membawa buah-buahan di tangannya dan meletakkannya di atas meja.

“Bagaimana keadannya?” Tanya Kuroko.

“(name) baik-baik saja, dia hanya kelelahan. Terima kasih telah menjaga (name).”

“Tentu. Ngomong-ngomong apa kalian ada masalah? Semalam (name) menangis dalam tidurnya. Mungkin terjadi sesuatu sampai-sampai terbawa kedalam mimpinya.”

Akashi kemudian menceritakan semua kejadiannya kepada Kuroko. Tak lama setelah itu, tiga orang pria berbaju hitam memasuki ruangan dan menarik Akashi keluar.

Akashi tau mereka adalah anak buah ayahnya. Pasti Naomi mengadu pada ayahnya.  Dasar Keparat!

“Tuan muda, kami diperintahkan untuk membawamu kehadapan nona Naomi dan Tuan Masaomu secepatnya.”

Ucap salah satu dari ketiga pria itu.

Ingin rasanya Akashi melawan mereka tapi tidak bisa. Itu akan buang-buang waktu dan akan menimbulkan keributan yang dapat mengganggu istirahat (name).

“Tetsuya, aku titipkan (name) padamu. Aku mengandalkanmu sekarang.”

“Tentu, aku akan menjaganya.”

Setelah itu Akashi pergi bersama dengan ketiga pria itu menuju mansion Masaomi. Sungguh merepotkan mereka.

(name) terbangun setelah mendengar suara berisik. (name) mengedipkan matanya beberapa kali sampai pengelihatannya kembali dan mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya

“Nnggh.”

Kuroko mendengar suara dan menoleh ke arah (name) yang sudah tersadar.

“Kuroko? Kenapa kita bisa ada disini? Dimana Akashi?”

“Kau barusan pingsan di mobil dan Akashi membawamu kemari. Setelah itu dia pergi karena ada urusan penting.”

Kuroko memang sengaja tidak menceritakan kejadian tadi agar (name) tidak mencemaskan Akashi dan membuat kondisi (name) semakin memburuk.

“Oh,,, jadi begitu,”

“Bagaimana perasaanmu saat ini (name)?” Tanya Kuroko sambil mengambil buah apel dan mengupas kulitnya.

“Aku hanya merasa lelah. Entah kenapa belakangan ini aku cepat lelah dan tubuhku mudah berkeringat. Padahal aku tidak melakukan banyak hal.”

“Mungkin karena kau jarang berolahraga. Buka mulut mu (name). Aaa,”

Kuroko menyupkan apel kepada (name).

“Aaaa, hmm nyam nyam nyam….”

“Pintar anak ayah yang satu ini.”

Puji Kuroko sambil mengelus punjak kepala (name) dengan halus layaknya seorang ayah yang memanjakan putrinya.

“Ayah! Aku mau gendong!”

Rengek (name) seperti anak kecil.

“Pfft Ahahaha…”

Keduanya sama-sama tertawa dengan drama yang mereka ciptakan sendiri.

***

Akashi tiba diruangan ayahnya. Masaomi menyuruh Akashi duduk di kursi yang tesedia.

“Baiklah, kita bicara langsung ke intinya saja. Upacara pertunangan kalian dipercepat dan akan dilaksanakan besok malam. Naomi sudah memilihkan cincin dan pakaian yang akan kalian gunakan besok.”

“APA?! Tidak bisa! Aku tidak akan menikah dengan wanita jalang seperti Naomi.”

“HAH? JALANG KATAMU?! Seharusnya kau bersyukur bisa mendapatkan calon istri yang seksi sepertiku.”

“Cuih! Menjijikan!”

“DIAM! Kalian ini seperti anak kecil saja. Sijuro, hari sudah sore antar Naomi pulang setelah itu kau boleh pergi ke mansion mu.”

“Hai’ Otou-sama.”

Ucap Akashi sambil membungkukkan badannya dan pergi mengantar Naomi ke mansionnya.

Setelah mengantar Naomi, Akashi menuju rumah sakit untuk menjenguk (name).

Langkahnya terhenti didepan pintu kamar setelah mendengar suara tawa (name) dan Kuroko.

Akashi mengurungkan niatnya dan kembali ke mobil. Akashi tidak ingin merusak suasana persahabatan mereka.

“Lebih baik aku menjengukknya besok saja.” Ucapnya.

.
.
.
.
.
.

TBC

10 Days to DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang