Masa SMP

108 10 0
                                    

    Pagi hari telah tiba, hari ini cuacanya cukup bersahabat, bahkan sang surya menyapa alam dengan lembut. Embun di pagi bagaikan perhiasan yang bergelimangan. Riak pancuran air sawah mengiringi kicauan burung yang lalu lalang di birunya langit yang bersih tanpa awan. Ku tatap jam, ternyata masih pukul 05.45 , bel masuk sekolah masih lama. Namun, aku sudah bersih dan rapih menggunakan seragam sekolah. Waktu tak ku sia siakan dan ku pakai untuk sarapan. Hari ini aku sarapan tidak dengan nasi melainkan dengan si putih bercetak yang ku beli di bi nenah. Ah...aku lupa si putih bercetak hanya panggilan saja untuk serabi. Ya serabi, serabi beliau enak dan tidak ada tandingannya. Hari ini hanya 3 serabi saja yang ku lahap karena perutku tak kuasa menerimanya lagi.
      Tepat pukul 06.10 aku berangkat sekolah dan tidak lupa berpamitan pada Ibu dan Ayah. Uang saku hari ini yang sudah disiapkan ibu, ku rogoh dari atas meja dan ku masukan ke dalam tas. Aku berangkat selalu dengan angkot karena jaraknya lumayan jauh. Tiba di sekolah pukul 06.20, hanya butuh sepuluh menit ku tempuh kalaupun itu angkot tidak ngetem,kalau sudah ngetem lain lagi ceritanya.
      Adin, kiki dan Raka sudah tiba lebih awal dari aku. Mereka adalah sahabat ku semenjak masuk SMP.
Aku menyapa mereka sembari terheran heran
   "Heiii.....tak seperti biasanya kalian datang lebih awal dari ku?"
Adin menjawab dengan santai
   "Sebenarnya kami belum mengerjakan tugas yang diberikan Bu zay waktu kemarin "
Raka langsung menanyakannya pada ku
   "Zi kau sudah mengerjakannya belum ?"
   Aku pun langsung ingat dengan tugas matematika yang diberikan Bu zay waktu kemarin. Astaga, aku lupa belum mengerjakannya ,tanpa banyak basa basi aku langsung bergabung dengan mereka dan mengerjakannya bersama sama.
Bel pun tepat berbunyi pada pukul 07.00. Dan pelajaran pertama adalah pelajaran Bu Zay. Kelas pun langsung ricuh dengan suara kegelisahan. Ternyata mereka juga lupa dengan tugas yang diberikan Bu Zay. 10 menit kemudian suara hentakan sepatu hak tinggi yang dipakai Bu Zay pun mulai terdengar dari arah pintu masuk. Semua anak di kelas seketika diam membisu termasuk aku, Kiki, Adin, dan Raka. Terdengar suara KM memberi isyarat
   "Suuuuutttttttt.....!"
Pintu terbuka dan Bu Zay masuk,langsung duduk dan memberi salam.
   "Assalamualaikum anak anak"
Seluruh siswa yang ada di kelas menjawab
   "Waalaikumsalam wr wb, Buuuuu.... "
Bu Zay selalu ingat dengan tugas tugas yang diberikannya. Dengan begitu beberapa menit kemudian Bu Zay menyuruh seluruh siswa/i 9A mengumpulkan tugas.

    Tak terasa , bel istirahat pun berbunyi. Laksana air bah yang datang tiba tiba, seluruh siswa/i keluar dari kelas masing masing dan berburu makanan di kantin serta tak jarang juga ke kopsis. Aku, kiki, Adin, dan Raka pergi ke kantin setelah 10 menit bel berbunyi.
    Setelah masing masing mendapatkan makanan kami pun langsung bergegas kembali ke kelas dan memakannya di sana, karena kami tidak suka kalau jajan di kantin langsung makan di sana. Selepas makanan habis kami pun langsung berbincang bincang di belakang kelas, kebetulan disana ada karpet yang sudah siap dipakai. Aku pun mulai membuka pembicaraan.
    "Heeiiii.....gimana nih minggu depan katanya sudah dimulai jam tambahan bagi kita untuk persiapan UN"
Raka langsung menyaut pernyataan ku
    "Masa sih zi , baru saja kan kita libur panjang, ini baru dua minggu masuk sekolah loh, masa minggu depan kita harus ada jam tambahan."  Raka mendengus kesal.
   "Kamu kata siapa zi...?" Kiki langsung menimpali
  "Kata si Adin." aku menunjuk Adin.
Seketika Adin pun langsung berbicara setelah aku menunjuknya.
    "Yaa begitulah , aku dengar dari kang ishak., kata dia jam tambahan dimulai minggu depan."
     Kang ishak adalah pelatih paskibra di sekolah kami. Dia sangat baik kepada kami. Kebetulan kami adalah anak osis lumayan akrab dengan beliau. Dan si Adin yang pasti dia adalah anak paskibra, jadi dia sangat akrab dengan kang ishak. Keakraban mereka sudah seperti adik kakak, padahal Adin bukan adiknya kang ishak.
   Aku langsung meluruskan dan mengambil sisi positif dari jam tambahan ini.
"Memang seharusnya begitu sih, soalnya jika jam tambahan untuk persiapan UN semakin diundur, maka kesiapan kita untuk menghadapi UN sang hantu pelajar akan membuat kita tidak percaya diri."
                                 ***
    Dua setengah tahun lalu kami ini hanya murid baru yang tak saling kenal. Bahkan untuk tegur sapa pun kami masih canggung. Kebetulan aku duduk dengan Adin. Kemudian ku menyapanya dan memperkenalkan diri.
  "Hai, saya Firzi alumni SD N Pelita Karya" sembari menjabat tangan Adin
    Tak lama kemudian Adin membalas perkenalan ku.
   "Hai, saya Adin alumni SD N NusaIndah."
Perkenalan yang sangat hambar bagiku, karena kami baru bertemu. kami masuk kelas unggulan di sekolah ini. Sebelumnya seluruh siswa baru akan di seleksi melalui pretest yang diberikan panitia sekolah. Dan alhamdulillahnya aku salah satu dari 40 siswa yang masuk kelas ini. 40 orang yang "katanya" mempunyai kecerdasan yang lumayan.
     Tiba tiba 25 menit kemudian ada 3 orang kaka kelas masuk ke kelas kami. Masih ku ingat siapa mereka, dan mereka adalah pedamping ruangan ku sewaktu MPLS. Namanya Kak Deri , Kak Indah dan Kak Reiysa. Bisa ku tebak seluruh siswa di kelas akan terheran heran termasuk aku, apa yang akan mereka lakukan? Seharusnya wali kelas yang masuk bukan mereka! Apakah ini MPLS sesi kedua? Masa sih ada sesi kedua? Atau jangan jangan mereka jadi guru?. Hatiku terus bertanya dengan pertanyaan yang cukup aneh. Ku lihat di kelas lain wali kelasnya sudah hadir, tapi di kelas kami masih belum ada, dan yang ada hanya pembimbing MPLS. Akhirnya Kak Reiysa bersuara.
   "Assalamualaikum adik adik, apa kabar hari ini?"
Kak Reiysa menyapa kami seperti biasa yang dilakukannya pada saat MPLS. Sebelum memulai aktivitas seluruh pembimbing kelas selalu mengucapkan salam dan bertanya dengan jargonnya. Di pagi hari seluruh kelas akan bergemuruh dan ricuh dengan suara suara jargon MPLS.
     Kami pun serempak menjawab.
   "Waalaikumsalam wr wb, alhamdulillah, luar biasa, Allahhuakbar."
    Beberapa saat kemudian Kak Deri pun langsung memperkenalkan diri
    "Haii adik adik, selamat ya kalian adalah 40 murid pilihan dari 400 murid baru , langsung saja, perkenalkan nama kakak Muhammad Deri Hermansyah bisa di panggil Deri, sekarang kakak duduk di kelas 8A."
    Setelah Kak Deri memperkenalkan diri tanpa di suruh Kak Indah pun langsung memperkenalkan diri juga.
    "Hai perkenalkan juga ya, nama kakak Indah Putri Nurbelani bisa panggil kakak kak Indah, asal kelas kakak dari 8J."
      Tak lama kemudian Kak Reiysa pun langsung memperkenalkan dirinya.
   "Terakhir perkenalkan nama kakak, Reiysa Hafizah , asal kelas kakak kelas 8E."
Sebenarnya tanpa perkenalan pun aku sudah mengenalinya. Mereka lebih dahulu memperkenalkan diri di ruangan ku sewaktu MPLS. Dan aku pun memberanikan diri bertanya.
  "Kak saya mau bertanya."
seketika aku menjadi pusat perhatian seluruh orang. Dan Kak Deri langsung berbicara.
    "Ya silahkan, mau bertanya apa?"
Dengan senang hati aku dipersilahkan untuk bertanya padanya.
     "Gini kak, kan kelas lain wali kelasnya sudah hadir di masing masing kelas, tapi kenapa di kelas kami belum hadir juga?"
Dan akhirnya Kak Deri pun menjelaskan tujuan mereka datang ke kelas kami dengan penjelasan singkat padat dan tidak bertele tele.
    "Oke adik adik, kebetulan wali kelas kalian masih di jalan menuju sekolah dan kakak bertiga datang ke kelas kalian ini mau membagi struktur organigram."
Dan akhirnya kami pun tahu tujuan mereka.
      30 menit yang lalu telah dilakukan voting pemilihan ketua kelas. Dan tak di sangka sangka Adin teman sebangku ku menjadi ketua kelas.
                              ***
   
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, pelajaran hari ini telah usai. Seperti biasanya laksana air bah yang menerjang pesisir pantai, seluruh siswa keluar berbarengan. Kami pun langsung beres beres kelas. Kami berempat tidak langsung pulang ke rumah, soalnya selalu menyempatkan nongkrong di pinggir lapangan. Menatap adik kelas anggota oganisasi masing masing, yang sedang latihan ataupun berkumpul untuk bersenda gurau. Satu tahun yang lalu kami berada di posisi mereka. Setiap tongkrongan, kami tidak selalu membahas sang hantu pelajar melainkan tentang SMA mana yang akan kami tuju. Semester satu pun kami sudah di beri motivasi oleh guru pembimbing untuk memilih SMA sesuai keinginan diri sendiri.

Bersama SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang