2. kebodohan Jane

14.2K 422 6
                                    

Suara biola terdengar samar-samar, masih mengalun sejak larut malam hingga pagi hari, suara itu bukanlah kaset namun seseorang tengah memainkan biolanya secara langsung. Jane menengadahkan kepalanya, melihat ke arah kamar Zicola berada, mengintip dari balik jendela.

Pria itu selalu bermain biola setiap malam, nada-nadanya lembut dan menyakitkan, Jane sering di buat menangis mendengarnya. Entah apa alasan kenapa Zicola lebih suka memainkan musik menyayat hati.

Kadang Jane sering penasaran, apakah Zicola tidak pernah tidur. Setiap malam rumah Zicola selalu ramai oleh pesta, jika tidak ada pesta pria itu akan memainkan biola dan pianonya sepanjang malam. Jika rumah itu sepi sepanjang malam, itu artinya Zicola pergi keluar negeri.

Jane sudah mengerti dan hapal betul pola kehidupan pria itu.

"Kenapa kau sangat begitu tergila-gila padanya Jane?. Aku akui dia memiliki wajah yang sesempurna dewa. Tapi kau harus ingat dengan hatinya, dia pria yang sangat brengsek" Kloe menyentak, dia menyeruput kopinya yang masih mengepul. Ikut bersandar pada pagar balkon, dan melihat ke arah kamar Zicola.

Jane tersenyum singkat, "Aku jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya. Aku tahu dia pria yang paling brengsek, tapi aku tidak peduli. Ketika aku sudah terbiasa dengan kebaikan dan keburukannya, aku sudah menerima dia apa adanya."

"Tapi dia tidak menerimamu Jane. Sadarlah."

"Tidak Kloe, hanya belum."

"Kau sudah gila Jane"

Jane tersenyum sedih, dia memang sudah sangat tergila-gila pada Zicola. Tapi Zicola tidak pernah menganggapnya.

Kesedihan di wajah Jane berubah dengan cepat. Pipi Jane memerah, begitu melihat Zicola menyibak gordeng kamarnya, dan langsung melihat jane dengan tatapan dingin seperti biasa. Wanita itu tertunduk dan berbalik dengan gugup, pergi ke kamarnya setelah mendengar suara telepon masuk.

Jane mengangkatnya segera, "Hallo."

"Dengan nona Jane Austin?."

"Ya, saya sendiri."

"Selamat Anda di terima magang di Franklin enterpreses. Anda bisa datang besok dan mulai bekerja, ruangan Anda ada di lantai enam. Datanglah tepat waktu" ucap wanita di sebrang.

Jane menganga tidak percaya, sekaligus senang bukan main karena di terima di perusahaan Zicola.

"Terimakasih" ucapnya dengan gugup.

Jane menjerit-jerit dan melompat-lompat kegirangan. Perusahaan Zicola tidak sembarangan menerima pegawai, hampir semua mahasiswa memilih perusahaan keluarga Giedon dan Zicola untuk menjadi tempat magang favorit mereka, bahkan Jane sempat di buat tidak percaya diri untuk melamar disana.

Bahkan untuk wawancara tahap pertama Jane benar-benar merasa terintimidasi, namun tekadnya yang benar-benar besar. Siapa sangka Jane bisa melewati tiga kali wawancara dan sekarang dia di terima.

***

Hujan deras mengguyur deras di kegelapan malam, angin menerpa dedaunan bersama petir yang menyambar. Dahan-dahan pohon berjatuhan ikut tersambar dengan mudah.

Jane terbangun dari tidurnya, dia menangis ketakutan dalam kegelapan karena lampu di rumahnya tiba-tiba mati. Jane semakin keras menangis ketakutan saat petir menyambar ke kaca jendela.

Dengan segala kekuatan dan keberaniannnya Jane turun dari ranjang, dia berpegangan pada dinding untuk tidak jatuh dan mencoba untuk keluar rumah. Jane terlalu takut sendirian di rumah, dia juga takut kegelapan.

Jane berlari melewati pintu utamanya, angin berhembus dengan kecang menapu gaun yang di pakaianya dan menggerakan rambutnya. Petir kembali menyambar menciptakan sekilas cahaya yang memperlihat wajah cantiknya di penuhi air mata dan ketakutan.

DO YOU LOVE ME (Sebagian Part Sudah Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang