Aku mencintaimu dengan sadar, dan akan terus mencintaimu dengan sabar
Sore ini aku melihatmu lagi untuk ke tiga kalinya dalam seminggu. Sebuah keberuntungan untukku dapat melihatmu kembali setelah satu tahun berlalu. Mungkin aku harus berterima kasih kepada temanku yang telah mengadakan acara reuni dengan bertanding futsal antar angkatan. Hanya dengan acara ini aku dapat melihatmu lagi. Sudah sejak lama kedua mataku tidak melihat sosok yang begitu aku uhm, apakah aku boleh untuk mengatakan kata ini? Tak apa bukan? Baiklah, aku akan mengatakannya. Ya, sosok yang begitu aku cintai sejak aku menginjakkan kaki di sekolah menengah atas ini.
Aku teringat saat pertama kali aku berjumpa denganmu, masa orientasi siswa yang sedang berlangsung. Aku yang terlambat datang dan harus menghadapi senior yang sedang menghukummu karena kau juga terlambat. Hahaha, lucu sekali jika mengingat ekspresi jengkelmu. Saat itu kau yang dulu mengajakku berkenalan.
"Hai! Siapa namamu? Aku Jung Jaehyun, kau bisa memanggilku jaehyun atau jeffrey. Salam kenal."
Kalimat perkenalan yang kau ucapkan dan tak akan kulupakan. Tak panjang memang namun dapat membuatku seketika jatuh hati padamu. Lucu bukan? Hanya karena ucapan perkenalan darimu aku langsung jatuh hati. Tolong jangan cap aku sebagai lelaki yang mudah jatuh hati karena pada kenyataan sejak kejadian itu hanya kau lelaki satu-satunya yang bisa merebut hatiku. Ku akui, jatuh cinta itu mudah, tapi jatuh cinta dan seterusnya cinta, itu yang susah. Seperti yang sekarang sedang aku rasakan. Sudah tiga tahun berlalu.
Dari sudut lapangan aku melihatmu bermain bersama teman seangkatan kita. Ketika kau tertawa tanpa sadar aku ikut tertawa. Saat kau memasang wajah cemberut karena gagal mencetak gol, rasanya aku ingin berlari menuju tempatmu untuk memelukmu dan memberikan semangat. Ah! Aku lupa mengatakan bahwa cekungan di kedua pipimu itu menjadi salah satu alasan aku jatuh hati. Ketika kau tersenyum atau tertawa terlihat tampan dan menggemaskan. Jatuh cinta itu kejutan hidup yang luar biasa. Kepadamu aku jatuh cinta, itu lebih dari luar biasa.
Kedua mataku tak berhenti untuk menatapmu dan temanku menyadarinya. Ia menyenggol lenganku dan mengatakan untuk menghampirimu dan menyapamu sebab sudah tiga hari aku hanya melihatmu dari kejauhan. Tidak. Aku tidak berani untuk menghampirimu. Cukup melihat dari kejauhan saja aku sudah puas. Karena aku tidak yakin kau masih mengingatku. Sebab aku dan kau tidak pernah berbicara setelah perkenalan itu. Ya. Karena kelas kita berbeda hingga tahun terakhir sekolah, tidak ada kesempatan untukku berkenalan lebih dekat denganmu. Namun, perasaan ini tak bisa aku hentikan begitu saja. Semakin hari semakin kuat pula rasa yang kupunya. Aneh bukan? Aku tidak paham. Apa kau memasang pemanis sehingga aku bisa menyukaimu hingga sekarang? Oke, abaikan pertanyaan terakhir.
Tentangmu yang tak mampu kutepikan apalagi kulupakan. Tentangmu yang setia kujaga dan kusimpan rapi disudut hati terdalam. Inilah kuasa pilihanku. Inilah yang tertulis di hatiku : aku mencintaimu.
Jika waktunya tiba, dan kita bertemu, aku ingin jatuh di dadamu dengan cinta, seketika. Mungkin itu hanya harapanku saja karena hingga detik ini aku tak memiliki keberanian untuk mendekatimu. Padahal mungkin saja hanya saat ini aku memiliki kesempatan untuk berbicara denganmu. Karena aku tahu kita memiliki dunia sendiri yang berbeda.
Temanku masih saja mendesakku untuk berbicara denganmu. Uhm, mungkin selepas kau bermain aku akan mencoba untuk mengajakmu berbicara. Ya semoga saja aku memiliki keberanian dan semoga saja kau masih mengingatku meskipun aku tak ingin menaruh harapan jika kau masih mengingatku yang tak ada apa-apanya jika dibandingkan denganmu.
Sebelumnya, biarkan aku menceritakan sepenggal kisah yang bisa dikatakan cukup menyedihkan. Tepatnya dua tahun yang lalu, saat aku melihatmu sedang berdua dengan sosok gadis yang terkenal di sekolah kita. Aku tak ingin menyebutkan namanya. Gadis cantik idol sekolah yang dikatakan adalah sosok pujaan hatimu. Meskipun kau tak pernah mengatakan secara langsung kepada teman-temanmu tapi dengan tingkahmu yang selalu memperlakukan gadis itu dengan manis sudah membuktikan bahwa gadis itu memanglah pujaan hatimu.
Hei, apa kau tahu aku menangis semalaman karena hal itu?jangan sebut aku bodoh karena ya aku memang bodoh. Menangisi seorang lelaki itu memang hal yang bodoh. Mau bagaimana lagi. Hati tidak bisa dibohongi. Sakit. Tentu saja. Tapi perasaan itu ternyata masih bersarang hingga saat ini. Walaupun aku tau saat itu kau sudah bersama dengan gadis lain. Tak apa. Sungguh. Sebab aku mencintaimu diluar pemahaman. Selesai! Dan aku bahagia. Cukup.
Aku melihatmu sedang beristirahat sambil meminum sebotol air di ujung sana. Oke! Kau pasti bisa! Aku menyemangati diriku untuk menghampiri dirimu. Dengan senyuman dan kepalan tangan dari temanku, aku berjalan perlahan mengampirimu. Tak bisa kubohongi bahwa aku sedang berkeringat dingin dan kedua kakiku bergetar karena gugup. Tanpa kusadari aku sudah berdiri dihadapanmu. Bibirku masih terkunci karena gugup. Dan masih terdiam saat dirimu menatapku dan tak lama kau tersenyum menunjukkan cekungan lucu yang kusukai. Hal yang semakin membuatku lemas dan tak sanggup mengeluarkan suara.
"Hai, kau pasti Taeyong bukan? Siswa yang telat saat hari pertama masa orientasi?"
Seketika duniaku rasanya berputar. Ya Tuhan! Dia mengingatku! Apa yang harus kulakukan. Mengapa badanku tidak bisa kugerakkan? Mengapa bibirku masih terkunci? Kulihat ia berdiri dan dengan lancangnya menarik tangan kananku.
"Hei, kenapa kau diam saja? Ah! Perkenalkan ini istriku dan anakku."
Ya, kenyataan pahit lainnya yang harus kuhadapi. Lelaki yang kucintai telah memiliki seorang istri dan anak yang baru saja berusia 6 bulan. Sepertinya, kini tak ada yang tersisa dariku selain rasa yang menjerit dalam bejana asa yang merapal hampa.
end.
All quotes belongs to moammar emka:)