Day 1 • 1

558 58 1
                                    

Jisun menghentakkan kakinya dengan kesal. Sudah hampir satu jam ia berdiri tetapi orang yang ditunggu tidak kunjung datang.


Berkali kali ia melirik jam tangan bergantian pada ponselnya yang kini baterainya kian berkurang.


Masih dengan rasa kesalnya, ia membuka kunci pada ponselnya, mencari kontak seseorang lalu menekan logo telepon berwarna hijau.


Ini sudah masuk ke panggilan ke lima belasnya. Tetapi orang yang ditelefon belum juga menjawabnya.


•••


Drrt.. drrt.. drrt..

Seorang laki laki tersentak begitu menyadari ada getaran dipaha kanannya.


Ia kemudian merogoh saku celanya untuk mengambil benda yang masih bergetar itu.


Jisun ❤️ is calling...


Omo..

Ia terlonjak kaget begitu melihat nama yang tertera pada layar ponselnya.


Dengan ragu ia menggeser tombol hijau tanda menjawab panggilan.


"Ya! Jang Gyuri-" pria itu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga kanannya mendengar teriakan dari sebrang sana.


"Gyuri?! Jang Gyuri?!" suara panggilan itu tetap tidak dijawab oleh pria bernama Jang Gyuri itu.


"Gyuri? Tolong jawab aku," lidahnya masih kelu. Tidak tau harus berbicara apa pada kekasihnya. Ia memilih bungkam.


"Aish!" gadisnya berteriak kesal seraya menutup panggilannya dengan kasar.

Wait.

Kenapa rasanya dekat sekali?

"What the-" Gyuri menutup mulutnya, lagi, ia terkejut dengan keadaan ini. Matanya membulat menatap pemandangan tidak asing didepannya.


Seseorang yang sangat ia kenal.

Jisun.

Gadisnya tengah mengacak rambutnya dengan kesal.

Membuat ia mengedarkan pandangannya.

Tidak asing.

Ia tersadar, ini lingkungan rumah Jisun.

Ia berada didepan rumah Jisun.

Gyuri merasa ada yang aneh padanya.

Ia memang berjanji akan menjemput gadisnya, tetapi tidak begini caranya. Bahkan ia lupa bagaimana bisa ia berada disini.

Eh? Tapi tunggu.

Gyuri makin merasa aneh.

Ia meraba wajahnya. Menelusuri setiap inci wajahnya.

Keningnya, kedua matanya, hidungnya bahkan bibirnya.

Mengapa ia merasa seperti bukan dirinya?

Dengan tidak yakin, Gyuri kembali menyalakan ponselnya. Menekan logo kamera yang langsung menyorot wajahnya.

"WHAT?!"

Mulutnya terbuka lebar, matanya menatap kosong pada layar ponselnya.

Beberapa kali ia menepuk nepuk pipinya.

Sakit.

Berarti ia sedang tidak bermimpi.

Otaknya terus berputar, mencari jawaban atas kejadian tidak wajar ini.

Bagaimana mungkin, wajahnya -ah tidak, bahkan seluruh tubuhnya berubah drastis.

Sungguh.

Ia benar benar tidak mengenali siapa pemilik tubuh ini.

Ini bukan Gyuri, bukan.

Entah. Ia tidak tau.



•T•B•C•

7 Hari Mencari GyuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang