Day 2 • 2

347 50 7
                                    

•• Flashback ••

Gyuri membukakan pintu mobilnya untuk Jisun, mempersilahkan gadisnya untuk duduk disamping kursi kemudi yang akan ditempatinya.

"Sebenarnya, kita mau kemana?" tanya Jisun yang masih belum tau alasan tiba-tiba Gyuri mengajaknya bertemu malam-malam begini.

"Nanti kamu tau sendiri," Gyuri melepaskan tangan kanannya pada setir mobil. Kini tangannya menyentuh punggung tangan Jisun yang bebas. Jisun langsung membalikkan telapan tangannya, menggenggam erat pada sela-sela jari tangan Gyuri.

"Kenapa tidak langsung memberitauku saja?" Gyuri menatap sekilas wajah gadisnya yang penasaran. Menarik tangan kirinya yang masih ia genggam erat.

Ia mengecup pelan tangan kiri Jisun, lalu menempelkannya pada pipi kanannya yang dingin.

"Kalau kuberitau sekarang, nanti bukan surprise namanya," Gyuri tersenyum, memamerkan eye-smile nya yang sangat manis. Seolah hanya ia yang memiliki senyum seperti itu. Dan memang benar, menurut Jisun.

"Ish.." Jisun berniat menarik tangannya, namun langsung ditahan Gyuri. Ia kembali menciumi punggung tangan kekasihnya, menghirup aroma favoritnya walau hanya lewat tangan kirinya.

Jisun tersenyum sebal.

Ia kesal kenapa setiap perlakuan sederhana Gyuri selalu sukses membuatnya tersipu.

Dasar lemah.


•••


Gyuri mematikan mesin mobilnya begitu sampai ditempat tujuan. Ia membuka sabuk pengaman yang dipakainya dan juga yang dipakai Jisun.

"Sudah sampai," Gyuri membuka suara. Sepertinya Jisun masih belum sadar kalau mereka sudah tiba ditempat yang dimaksud Gyuri.

"Clover Restaurant?" tanya Jisun ragu, Gyuri menjawabnya dengan anggukan. "Kenapa tiba-tiba kau mengajakku kesini?"

"Untuk bertemu dengan chef Song," Jisun mengerutkan dahinya bingung, "Ya.. kau tau, dia salah satu chef terbaik disini. Entahlah aku tidak tau apa yang membuatnya hebat, walaupun menurutku rasa masakannya biasa saja-" Gyuri keluar mobil lebih dulu, sedikit berlari kecil membukakan pintu untuk Jisun. Ia menyodorkan tangannya yang langsung disambut oleh Jisun, membantunya memudahkan keluar dari mobil yang langkahnya sedikit tinggi bagi Jisun.

"-tapi kupikir akan hebat jika kau belajar darinya," ia menutup pintu mobilnya, lalu meraih pundak Jisun yang langsung dituntunnya masuk kedalam restaurant yang sudah sepi pengunjung itu.

"Silahkan tunggu sebentar, Tuan," ucap salah satu pelayan restaurant itu pada Gyuri dan juga Jisun yang tengah memandang chef Song yang sepertinya sedang memarahi anak buahnya. Gyuri mengangguk mengiyakan ucapan pelayan tersebut.

"Kau?! Bagaimana bisa potongannya berbeda?" walaupun diberi sekat, suara chef Song tetap mendominasi ruangan yang memang hening sejak mereka masuk.

"Apa perlu kuajari lagi bagaimana caranya memotong? Hah?!" anak buahnya yang tengah dimarahi hanya tertunduk lemas.

Sejujurnya pemandangan itu sedikit mengiris hati Jisun. Ia tiba-tiba teringat akan kejadian beberapa tahun lalu. Kejadian yang membuatnya enggan untuk kembali lagi ke dapur yang merupakan impiannya sejak kecil.

Ia merasa takut kejadian itu terulang lagi.

Ia tidak mau hatinya tersakiti lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Hari Mencari GyuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang