The Memories

11 1 1
                                    

***

✙ Iron Cross✙

***

"Bruder! Bruder!*"

Suara teriakan adiknya memudar. Bulu kuduknya berdiri menatap pemandangan dihadapannya yang membuat semua perasaannya campur aduk. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya mengingat apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.

Kedua kakinya tak sanggup lagi menompang berat badannya. Ia terjatuh dengan bertumpu pada lututnya. Shock adalah satu kata yang bisa menjelaskan keadaannya saat ini. Bagaimana tidak?

Sang kakak melihat dengan jelas ketika orang tua mereka berusaha melindunginya dan terbunuh karena itu.

"Bruder, tolong aku!"

Kesadarannya kembali saat ia mendengar adiknya menjerit minta tolong. Saudaranya itu berusaha melepaskan dari orang yang sama dengan orang yang membunuh orang tuanya.

"Lepaskan adikku!" Sang kakak bangkit dan menerjang penjahat itu. Mencoba menarik tubuh kecil adiknya. Lalu ia menggigit tangan si pembunuh sekuat tenaga dan berharap jika hal itu cukup untuk membuatnya melepaskan adiknya.

Erangan kesakitan dari si pembunuh membuat Sang kakak bergidik ngeri. Tiba-tiba ia merasakan tendangan yang mendarat di perutnya. Ia memeluk adiknya yang sudah lepas dari cengkraman si pembunuh. Bermaksud untuk melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa.

Tetapi ia kembali merasakan benda tumpul dipukulkan keras ke kepalanya. Mati-matian ia mempertahankan kesadarannya. Namun pada akhirnya, ia tersungkur dengan banyak darah yang mengalir dari pelipisnya.

"... bruder..."

Adiknya menangis dan meronta-ronta saat dibawa menjauh oleh si pembunuh. Adik yang seharusnya dilindunginya. Lama kelamaan pandangannya mengabur dan ia merasa mengantuk. Setelah itu semuanya menjadi gelap. Hitam pekat.

-------------------------------------------------------

*Bruder dalam bahasa Jerman berarti kakak laki-laki

Arte Stella: The Beauty of WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang