1 - LIVIA

9 0 0
                                    



Lohaaaaa~~~ akihirnya kita ketemu di chapter pertama. yukkss... kemari baca sepuas kalian.

Reading

Coment

Vote

Follow

Recomended 

*****


                                    " What's the trick? I Wish I knew.

                                I'm so done with thingking throught."

                                  ~Alan Walker – All Falls Down~


*****

Untuk sesaat Livia memandang langit cerah yang terbentang diatasnya, memandang sedih dengan peti yang siap dikuburkan, memaksanya megucapkan salam perpisahan yang menyakitkan. Mungkin jika ini adalah kesedihan, dia akan menagis tetapi tidak, dengan seorang wanita sexy yang berada di samping ayahnya yang hanya melihat kuburan itu dibalik kacamata hitamnya.

Tangan Livia terkepal menahan amarah. Didepannya telah terkubur sosok ibu yang sangat ia sayangi tetapi ayahnya hanya bersikap cuek dibalik kacamata hitam itu. Livia pergi dari kuruman orang yang tengan menaburkan bunga diatas pusara ibunya. Livia tidak ingin bergabung dengan mereka. Tidak untuk sekarang.

"dia pergi?"

"Baru saja menginjak 11 tahun dia sudah ditinggalkan kasihan sekali"

"Dia menjadi anak Yatim di usia yang kurang tepat."

"Mungkin maksudmu Yatim piatu"

"Ya, itu maksudku, ayahnya tidak akan mengurusnya. Walalupun dia kaya"

Livia melangkah dengan diam, ia hanya mendengarnya dan tidak ingin mengambil pusing. Dengan tabungan ibunya, Livia yakin bisa hidup sendiri. Saat akan mulai memberhentikan taxi,sebuah tangan langsung mencegah Livia pergi.

"Livia, kau akan tinggal bersama ayah sekarang."

"Excuse me? Aku tidak mempunyai ayah. Kau salah orang." Livia berusaha melepaskan genggaman itu tetapi cengkraman orang itu terlalu keras.

"Livia Herson Macwell! Aku ayahmu!"

"Aku tidak ada urusan denganmu!" Livia terus berusaha melepas cengkaraman itu

"Lina memintaku untuk mengurusmu Livia." Tatapannya sedu melihat mataku

"JANGAN MENYEBUT IBUKU!"

"KARNA AYAH, IBU MENJADI MENINGGALKAN KU!" Livia menangis, ia tidak bisa lagi menahannya. Sedih, sakit dan sendiri. Andrew-ayahnya, memeluk tubuh kecil Livia. Entah apa yang ia rasakan sekarang, dibalik kacamata itu.

***

8 tahun kemudian

Seorang gadis tampak menghembuskan nafas kesal, ia menatap cucian piring yang bertumpuk dan bra yang berserakan. Sejenak tangan gadis itu mengepal keras menahan emosi, saat mendengar suara desahan, oh jangan lupakan pasangan yang bercumbu di depan kamar.

"Bisakah kalian melakukannya di tempat lain?" ujar gadis itu, Livia menghembuskan nafas kasar saat perkataannya tidak di dengar. Matanya menatap tumpukan piring di depannnya, dengan cepat tangannya meraih beberapa piring dan langsung menjatuhkan pring tersebut hingga pecah.

DarksideWhere stories live. Discover now