3 - HOME

6 1 0
                                    

UPTDATE!!!

hellawwwwww merapat gaesss di chapter ketiga ini.

Coment

Vote

Follow

Recomended

****

LIVIA POV

Aku menatap hamparan Bunga yang indah didepanku. Yang menjadi pertanyaanku adalah, aku dimana?.

"Ini dimana? Mungkinkah surga?" gumamku, merasakan angina yang bertiup dengan lembut berserta kicauan burung. Astaga ini benar-benar damai.

"Aku ingin tinggal disini selamanya."

"Tidak bisa Livia, ini bukan tempatmu." Aku langsung berbalik mencari sumber suara tadi, dan kudapatkan seorang wanita cantik, sangat cantik menuju kearahku.

Aku serius dirinya sangat cantik, wajahnya, proporsi badannya, rambutnya dan jangan lupakan hiasan bulan yang ada dikeningnya. Sangat indah.

"Kau siapa?" tanyaku saat dia mulai mendekat dengan langkah anggunya. Dia tersenyum lembut. OH GOD, dia sangat cantik!.

"Kau bisa memanggilku Moon, Livia." Ucapnya, bahkan suaranya sangat merdu. Ok ini berlebihan.

"Dari mana kau mengetahui namaku?"

"Karna aku selalu melihatmu, aku akan memberikan takdir indah untukmu Livia." Aku memiringkan kepalaku tidak mengerti. Baiklah aku mendapatkan kata-katanya tentang takdir indah semoga saja itu benar tetapi aku ingin disini.

"Bisakah aku tetap disini? Aku tidak menyukai duniaku. Lagipula tidak ada gunanya aku kembali"

Moon menggeleng, aku menghela nafas. "Seseorang yang mencintaimu, sedang menunggumu Livia."

"Hah?! Maafkan aku moon, tetapi seingatku akau tidak mempunyai orang yang kucintai."

"Tetapi sekarang dia ada untukmu Livia, dia datang dengan jiwa yang terikat padamu. Dia akan memberikan nyawanya untuk selalu ada untukmu."

Aku menggaruk tengkuk ku yang tiadk gatal. "Aku takut untuk jatuh cinta Moon, aku tidak ingin dicntai dan mencintai."

"Kenapa?" tanyanya.

"Karna cinta itu menyakitkan, aku kehilangan ibuku karna sebuah cinta yang menyakitinya." Aku tersenyum pedih mengingat ibuku yang sakit hati karna kelakuaan ayahku.

Tangan Moon menyentuh kedua pipiku. "Tidak sayang, jangan jadikan hatimu sebagai jurang ketakutanmu. Orang yang mencintaimu ini tidak akan menyakitimu."

"Kenapa kau terlihat sangat yakin?"

"Karna dia berbeda."

Aku menaikkan satu alisku. "berbeda?"

"Ya, karna perbedaan itulah yang membuatmu akan lebih lengkap. Kau harus menerima perbedaan itu Livia, dan jangan pernah meninggalkannya."

Kurasakan sosok moon mulai menjauh dan suaranya menggema. "Dia adalah seseorang yang akan memberikan kebahagiaan sejati padamu, terimalah dia apa adanya."

Kurasakan diriku tertarik kedaam sebuah cahaya, dan mataku mulai berkedip menerima cahaya yang masuk dalam retina mataku. Aku mengerang lirih, merasakah kepalaku yang sakit dan tanganku kebas dituduri seseorang. Mataku sedikit menyesuaikan cahaya yan masuk, melihat sekitar, ruangan nuansa putih dan aroma obat-obatan, yang kuyakini ini adalah rumah sakit.

Aku menoleh melihat seorang pria memeluk tanganku, aku sedikit meringis merasakan tanganku benar-benar kebas. Entah mengapa melihat pria itu tidur, ingin sekali rasanya mengelus rambutnya. Tetapi aku kembali berpikir, siapa aku untuknya yang berani melakukan itu, apalagi aku tidak tahu siapa dia.

DarksideWhere stories live. Discover now