BROTHER

6 0 0
                                    


***

"Livi, jangan berlari, kau baru pulih." Jade memekik saat melihat Livia dengan semangatnya keluar dari mansion. Jade menggeleng melihat prilaku gadisnya.

"Sedang bahagia Dude." Goda Cedric yang baru saja datang. Jade menatapnya tajam.

"tidak biasanya aku melihat Alpha yang terkenal bringas sedang khawatir melihat seorang gadis." Lanjut Cedric dengan alis turun naik.

Jade mendengus "Temukan matemu dulu Cedric, sebelum kau menjadi bujang lapuk."

"That's rude Dude." Cedric mendelik kesal, mulutnya berkomat kamit menuruki mulut pedas Jade.

Jade mengangkat bahunya acuh, lalu menuju pintu keluar, mendapati Livia yang menatapnya. Mengomel tentang lamanya Jade keluar. Melihat matenya kesal, Jade langsung mencium pipi Livia membuat gadis itu diam merona malu. Jade tersenyum menggoda.

"Cedric bawakan mobilku" Jade me-mindlink Cedric.

"Baiklah."

Tak berapa lama sebuah mobil Lykan Hypersport datang. Cedric keluar dari sana dan memberikan kuncinya pada Jade. Livia yang melihat mobil itu tidak melepas pandangannya, ia menoleh mendelik ke Jade.

"Kau pasti bercanda?" mendengar Livia, Jade menatapnya aneh.

"Kenapa sayang?"

Livia menghela nafasnya kesal. "Kita hanya ingin pergi ke supermarket Jade, bukan ke acara penting. Kenapa kau harus membawa mobil mahal ini? Ganti saja yang lebih biasa" pintanya.

"Ah..emm" Livia menatap cedric.

"Cedric" ucap pria itu memperkenalkan dirinya dengan senyuman manisnya, membuat Livia ikut tersenyum manis. Jade berdehem, memutuskan kontak mata itu, membuat Cedric kesal.

"Aku akan menarik matamu keluar Cedric, dan menggunting bibirmu." Ancam Jade.

"Ayolah, kau pasti tau hubungan mate, aku tidak akan mengambilnya darimu Jade."

"Cedric, aku ingin meminta tolong untuk mengambil mobil yang lain, jika Jade punya, tentunya. Karna kau yang mengambilkan mobil ini" pinta Livia.

"Tentu saja."

Llivia mengagguk,"Bisakah kau mengambil mobil yang lebih sederhana?"

"Sederhana?" Cedric menatap keatas langit, memikirkan deretan mobil Jade yang ada di garasi.

"Aku bisa memberimu pilihan, bagaimana Lamborghini? Atau Pagani Huarya?" tawar Cedric.

Livia mendesah lelah."Yang lebih sederhana."

"Kupikir ada mobil van, tet-"

"Van? Tentu saja tidak, aku sedang tidak membawa rombongan."

"Itu tidak penting sayang." Jade menghentikan kedua orang itu.

"Tapi semua orang akan melihat kita." Kilah Livia.

"Livia, wilayah ini jauh dari kota sayang. Dan dengan mobil ini kita bisa lebih mempersingkat waktu." Gadis itu mulai ingin menyerah. "Kita hanya ke supermarket Jade,"

Jade menaikkan sebelah alisnya. "Siapa bilang kita ke supermarket?"

"Hah?"

"Kita akan ke mall Llivia. Ayo kita tidak boleh membuang waktu." Jade mengusap lembut surai hitam Livia, lalu mencium pelipis gadis itu. tangan Jade menarik Livia masuk ke mobil.

Jade menoleh ke Cedric, menatap tajam sahabat sekaligus betanya."Kau, jaga pack baik-baik" ucapnya dingin, lalu masuk kedalam memobil, dan melajutkan mobil itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DarksideWhere stories live. Discover now