part 1

2.5K 131 1
                                    

Seoul, korea selatan.

langit kota seoul terlihat gelap tanpa taburan bintang seperti biasanya, bulan yang selalu datang menemani bintang pun juga ikut bersembunyi  karena kedatangan hujan deras yang mengguyur kota ramai itu.

jalanan tidak terlalu ramai hanya ada beberapa kendaraan dan beberapa orang yang berlindung dari payung. udara dingin yang seakan ingin menusuk kulit, memaksa semua orang untuk menggunakan pakaian setebal-tebalnya

begitupun juga dengan kedua insan yang berbeda jenis yang masih asik menyalurkan kehangatan untuk keduanya. saling berpelukan didalam selimut putih tebal tanpa melakukan apapun. keduanya seolah bisu karna sedari tadi tak ada satupun yang  memulai percakapan. udara dingin membuat mereka tiba-tiba saja seperti kehilangan suara

"mau aku buatkan teh?" tanya sang gadis

"aku tidak mau mati hanya karna meminum teh buatamu" balasnya acuh

"yak! apa maksudmu?"

"kau pikir tujuh gelas itu sedikit?"

"a-ah i-itu hmm itu agar kau tidak kedinginan"

ucap gadis itu terbata-bata. pria itu berdecak kesal. tujuh gelas itu tidak sedikit. bisa-bisa ia overdosis lalu mati konyol hanya karna sebuah teh.

"terserah"

"yasudah kalau tidak mau. dasar berlebihan" ketusnya kesal.

gadis itu beranjak dari atas sofa besar yang ada didalam kamar apartemen milik sang pria. terdengar hentakan kaki keras miliknya bertanda jika ia benar-benar kesal pada pria itu.

"pelankan suara kakimu. apartemenku bisa-bisa roboh karnamu" teriaknya pada gadis yang sudah keluar dari dalam kamar tapi masih bisa didengarnya

"yak park jimin bodoh kau mau kubunuh?"
balasnya tak kalah keras dari luar kamar. pria itu sukses menganga dan berlari menyusul gadis

"yak. kau bilang aku bodoh?"

"ya kau mau memang bodoh! aku sudah berbaik hati membuatkanmu teh tapi kau marah-marah"

"memangnya aku menyuruhmu?"

"memang tidak. tapi sebagai kekasih yang baik ak-"

cup

gadis itu tergelonjak kaget dan suskes membulatkan matanya selebar mungkin. sebuah kecupan yang mendarat dipermukaan bibirnya membuatnya terdiam membeku. memang hal yang lumrah bagi kedua pasangan kekasih untuk melakukan itu. tapi tetap saja gadis yang berperan sebagai kekasih seorang park jimin itu selalu merasa malu jika diperlakukan seperti itu

"a-apa yang kau lakukan?" pertanyaan polos sang gadis membuat jimin terkekeh geli

"ciuman. apa lagi?" jawabnya santai

"kenapa tiba-tiba?" pekiknya kesal

jimin menyeringai. lalu sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah sang gadis membuat gadis itu menahan nafas saat merasakan nafas pria itu menerpa wajah cantiknya. sungguh ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"kau mau yang seperti apa?" godanya dengan seringai lebar

gadis itu membelakkan matanya. lalu memalingkan wajahnya ke arah gelas teh yang baru saja dituang air panas. wajahnya memerah. jimin tertawa puas didalam hati

"enyahlah" tukasnya sengit lalu meminum teh itu

"tidak mau"

"yak! yak! a-apa yang kau lakukan?"

"menciummu mungkin" balasnya santai dan masih berjalan kearah gadis itu. jimin bergerak seolah ingin menciumnya

"arghh! yak! aku hanya bercanda" jimin memekik kesakitan. gadis itu menginjak kaki jimin sampai memerah dan langsung berlari menjauh darinya.

"siapa suruh kau begitu" teriaknya dari ruang tv

"kau melakukan kdrt padaku" balasnya teriak

"kita belum menikah!" teriaknya lagi

"ya. bisa-bisa juniorku kau potong jika kita menikah nanti" ucapnya saat sudah berhadapan dengan gadis itu

"yak park jimin bodoh!"

"kau gadis gila"

"ayo kita menikah. sungguh aku tidak sabar memotongnya kecil-kecil sangat kecil"

balasnya sengit lalu masuk kedalam kamar dan tak lupa menguncinya. jimin bergedik ngeri membayangkan perkataan gadis itu. bukan, jimin yakin itu bukan hanya sebuah perkataan semata melainkan ancaman untuknya

"yak park yeonwoo buka pintunya"

"namaku yeonwoo bukan park yeonwoo. sejak kapan kita menikah?" gerutu yeonwoo dari dalam kamar

"cepat buka pintunya"

"tidak mau"

"ini apartemenku bukan punyamu!"

"tapi aku kekasihmu" jimin berhenti sejenak mendengar ucapan yeonwoo. itu benar. mana ada pria yang membiarkan kekasihnya tidur diluar sedang ia tidur nyenyak diatas kasur empuk miliknya

"tapi disini dingin!" balasnya dengan suara memelan

"tentu saja dingin. kau tidak lihat diluar hujan?"

"lalu aku tidur disini? begitu?"

"tidur dilobby jika kau ingin"

skakmat

jimin berdecak lalu mendesah kasar. jimin tidak lemah hanya saja ia selalu kehabisan kata-kata jika sudah beradu mulut dengan yeonwoo.

"hanya untuk malam ini" ucap jimin pasrah

jimin yang malang.

FORGIVE ME [PJM] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang