"1.. 2.. 3.. Mulai!"
Suara gemuruh para siswi-siswi yang sedang menonton para anggota club basket itu memenuhi lapangan. Benar-benar berisik.
Semua siswi-siswi benar-benar luluh dengan ketampanan mereka. Sampai-sampai ada yang membuat slogan nama salah satu dari mereka untuk menyemangati mereka bermain basket.
Ya, mereka 18 cowok tampan di SMA kami.
Tak perlu kusebutkan nama mereka satu persatu, aku yakin, kalian akan langsung menyukai mereka ketika kalian berpapasan di lorong sekolah, atau melihat mereka dari jauh lewat jendela kelas.
Atau bahkan, para siswi-siswi yang beruntung dapat sekelas dengan salah satu dari mereka, dapat bertemu dengan mereka setiap hari.
Oh iya, namaku Shakira Jasmine. Teman-teman terkadang memanggilku Shakira. Kecuali teman-teman dekatku. Mereka memanggilku Kira.
Sekarang aku sedang duduk di pinggir lapangan, lebih tepatnya di kursi lapangan bersama temanku. Ditemani dengan beberapa cemilan yang aku harap bisa mengisi perut yang sudah kelaparan ini.
Jujur saja, aku lebih baik sekarang di kelas, bermain hp sambil ngemil, daripada menghabiskan waktu di lapangan yang sangat ramai seperti ini. Ini karena paksaan dari temanku untuk mengajakku menonton mereka.
Ngomong-ngomong, temanku ini diam-diam menyukai salah satu dari 18 cowok tampan di SMA kami. Hm, terlalu panjang ya.
Ya pokoknya, temanku menyukai salah satu dari cowok-cowok itu. Kalau tidak salah, namanya.. Jeff.. Apa lah itu. Intinya dia memang tampan.
Aku saja daritadi tidak bisa mengalihkan pandanganku dari nya. Dia sangat mahir dalam bermain basket.
Haduh, aku jadi merasa bersalah. Seolah-olah aku menjadi pelakor seperti di dalam sinetron. Aku memang bodoh. Kenapa aku bisa sekejam itu dengan temanku sendiri?
Selama ini, aku dan Anya berteman baik. Tidak mungkin aku merebut seseorang yang dia sukai. Tidak akan pernah.
Sudah lah, lupakan tentang masalah Love Triangle antara aku, Anya, dan cowok tampan itu.
Lagipula aku tidak menyukai dia kok. Aku tidak tergoda. Dia memang tampan, tapi dia bukan tipe ku. Sungguh.
Eh, sebentar.
Mereka sudah berapa point?
Sial, aku melamun sampai tidak memperhatikan mereka bermain. Ah, benar-benar menyebalkan.
Perlahan ku tepuk tangan temanku yang sedang duduk disebelahku. Daritadi dia hanya asik menonton sampai tak memperdulikan keadaan sekitar.
Bucin.
"Nya, hey." Aku menepuk tangannya sekali lagi.
Dia menoleh dengan perlahan, namun tatapannya masih ke depan. "Hm?" Lalu dia kembali rusuh, meneriaki nama mereka sampai berdiri.
"Udah berapa point?" Tanya ku sambil menariknya untuk kembali duduk.
Sementara dia masih fokus menonton, tidak menghiraukan pertanyaan dariku. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuannya ini.
Oh iya, kalau kalian bertanya kenapa tadi aku buru-buru menariknya untuk duduk, itu karena kalau tempat duduk nya ditempatin orang lain, bisa ribet urusannya.
Tadi saja harus rela berdesak-desakkan merebutkan kursi ini. Lagipula siapa yang tidak mau melihat mereka dengan jarak yang lebih dekat?
"Ngeliatin siapa sih? Sampe gak denger temen nya nanya." Cibir ku sambil menepuk pipi nya. Dia pun menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 Cowok Tampan | NCT 2018
Fanfictionft. nct 2018 members "Lo gimana sih. Dikelilingi cogan tapi masih aja sendiri." © taewinjun