Prolog

49 13 2
                                    

Dear Rian

Menghitung satu persatu bintang di langit malam tetapi yang kudapat hanyalah keputusasaan sama seperti aku yang menghitung setiap helaan nafasku yang menyebut namamu tetapi yang kudapat hanyalah sebuah luka. Aku memang bukanlah peramal yang mampu melihat masa depan, tapi yang aku tahu dalam setiap detik yang pernah kita lalui bersama takkan pernah ada masa depan indah bersamaku.

Kumohon…
Jangan terjebak dalam ruang nostalgia yang tercipta di antara kita,karena itu hanya akan menimbulkan luka di antara kita. Bukan Tuhan yang salah atas apa yang terjadi di antara kita, tetapi karena aku memang yang tak mampu untuk berada di sampingmu, membuat jutaan kisah klasik untuk kita kenang di masa depan.

Maafkan aku untuk semua luka yang kuciptakan padamu, hanya kau takkan mengerti bahwa sejak awal semesta tidak pernah mengijinkan kita untuk bersama.

You're hujan.

Dengan setengah menyesal, Adrian kembali menatap kertas yang ia pegang saat ini. Kertas itu kembali membuka luka lama yang telah ia pendam selama 1 tahun ini. Luka yang bahkan belum sembuh sedikitpun.

Tetes demi tetes air mata Adrian jatuh membasahi kertas itu. Seharusnya ia tidak menerima surat yang diberikan oleh adik satu-satunya orang yang saat ini membuat luka itu terbuka.

"Seharusnya kita tak pernah bertemu Anna. Seharusnya aku tak pernah jatuh dalam pesonamu saat aku melihatmu di tempat itu." batin Adrian sembari menatap hamparan kebun teh yang ia miliki dari balik kaca jendela yang menghubungkan kamarnya dengan pemandangan di luar sana.

"Aku mencintaimu Anna, bahkan aku sudah mewujudkan keinginanmu untuk memiliki kebun teh disini. Tapi kenapa kamu tetap meninggalkanku??" ujar Adrian pelan. Suaranya hampir terdengar seperti berbisik.

****
Holaaaa.....
Ada yang baru lagi nih buat kalian. Khusus aku publish buat para pembaca wattpad semua.
Semoga pada suka yee hehehe.

Kamu, Langit Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang