2

20 3 0
                                    

Sejak mengenalmu, aku tahu bahwa kau adalah gadis terkuat di muka bumi ini. Adalah suatu keberuntungan bisa mengenalmu lebih dekat. Dan aku bersyukur atas hal hal itu, keberuntungan yang takkan pernah kusia-siakan.

~Melvira Adriani

****

Jam kuliah sudah selesai dari beberapa menit yang lalu, tapi hingga saat ini Melvira, Anna, Lian, Haillie, Tri dan bahkan mahasiswa yang lainnya masih berada di dalam ruangan sembari mendengar ocehan dari dosen yang mengajar tentang materi yang bahkan tidak bisa lagi masuk di otak semua mahasiswa di dalam sana karena banyaknya protes dari para cacing-cacing yang meminta agar segera diberi asupan gizi oleh masing-masing pemiliknya.

Sementara lima mahasiswa yang duduk di bagian agak belakang sedang asik berkutat-katik dengan handphone mereka.

Tempat Curhat

Lian Francesca
Guyss..gue lapar 12.40

Melvi Adr
Gue juga lapar 12.40

Tri Aninda
Lebih-lebih gue. Cacing di perut gue pada demo semua minta diturunin makanan 12.41

LiliannaG
Gue juga lapar (2) 12.41

Haillie Helena
Gue juga lapar (3) 12.41
Tuh bapak jelasin apa sih?? 12.41

Melvi Adr
Seandainya gue tahu apa yang dijelasin sama tuh bapak. Lo tahu kan gue kalau tiap jamnya pak Wendy pasti menggambar ngak jelas 12.42

Lian Francesca
Ngak perlu ditanya, gue udah tahu 12.42
Kapan yah tuh bapak keluar?? 12.42

Tri Aninda
@ Lian Francesca sampai mulutnya berbusa 12.43

LiliannaG
Sebaiknya lo pada simpan tuh hp sebelum bapak ngamuk kayak minggu lalu, karena sekarang bapak lagi merhatiin kita semua 12.43

Haillie Helena
Whatttt!!!! Seriusan lo @ LiliannaG 12.43

Dengan setengah takut, keempat sahabat itu memperhatikan kembali objek yang sedari tadi mereka abaikan karena keasyikan bermain hp, sementara objek yang ditatap malah menatap balik ke seluruh penjuru ruangan dengan mata tajam bak burung elang yang siap untuk memangsa.

'Ehh busett dah bapak..lo ngapain sih perhatiin kita semua.' batin Haillie

'Shitt!!! Tuh bapak maunya apa sih. Ini cacing di perut gua udah pada demo semua. Ngapain pake perhatiin kita semua??' Tri melirik sekilas ke arah Anna yang tengah sibuk menyalin kata-kata mutiara penting yang dilontarkan oleh pak Wendy.

Untung saja guru kesayangan semua siswa itu tidak memperhatikan keempat mahasiswanya di belakang.

Anna POV's....

"Pelan-pelan atuh makannya neng." ujarku sembari menatap kearah tiga temanku yang tengah makan dengan lahapnya. Mungkin efek dari cacing-cacing yang sedari tadi berdemo di perut mereka karena dibiarkan berlama-lama di ruangan. Sebenarnya ini bukan salah mahasiswanya, hanya saja kalian sudah tahu bukan 2 pasal dasar dalan perkuliahan.

First, dosen itu tidak pernah salah

And the second, apabila dosen salah maka kembali lagi ke pasal satu.

Sungguh tidak adil bukan?? Karena pasal itu menitikberatkan segala kesalahan pada mahasiswa. Padahal belum tentu mahasiswanya yang salah. Iya ngak??

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamu, Langit Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang