Salah atau benarkah

5 0 0
                                    

Tak pernah kuduga kau bisa serapih itu. Senyum manis yang tak pernah kubayangkan, dan lembutnya kata-katamu.
Seperti laki-laki pada umumnya;
Cuek.

Padahal aku menunggu rasa ini. Tapi, kenapa aku menyesal? Aku takut semua ini akan selalu terbayang-bayang. Foto itu.

Kau yang biasanya dekil. Aku sungguh mengucapnya! Apa bisa aku membuatmu seperti kala itu?
Iya memang, aku menyukai lelaki seperti itu dan itu membuatku terngiang-ngiang.

Malam itu dingin. Selalu dingin. Aku yang masih terus menghindar. Dan pusing dalam liang kesibukan.

Tunggu,
Mulai saja dari sore itu. Aku yang berusaha untuk menghindari peluang bertatap denganmu langsung menyibukkan diri. Walau waktu terus menyeretku ke dalam ruangan itu. Tapi aku terus berlari menghindarimu.
Kau hanya diam. Cuek. Aku apalagi. Tapi ada magnet dari dalam dirimu yang selalu menahan kakiku untuk melangkah menjauh. Sungguh, aku terlalu kuat untuk melepaskan diri dari tangan-tangan ilusi.
Aku masih tidak mengerti, kau dan larik-larikmu sendiri. Aku dan cerita dalam hidupku. Kenapa kau selalu ada di radarku?
Awal mula, kau masih terlihat lusuh. Seperti biasanya.
Setelah aku pergi dan lupa, kau muncul. Rapih? Hm.
Tetap aku tidak tergoda. Sungguh.

Kau masuk dalam ruangan itu, dan aku masih sibuk. Kau selalu berasa,
Di sekitarku
Dalam radarku

Sungguh mau sampai kapan kita hanya bertatap dalam angan, mata enggan menyapa. Biar bumi terus berotasi hingga kita lupa satu sama lain? Sampai benar-benar kita harus berpisah?
Aku
Berusaha untuk jatuh padamu karena celah yang kau berikan. Tapi sepertinya kita memang salah. Dan aku terus berharap seperti itu.

Dia terus menatapmu. Coba untuk menyapanya.
Tidak! Sungguh tidak ada setitik pun pemikiran itu.

Malam yang dingin, dari aku yang baru meminta pulang
Tak sempat berbincang langsung kabur
Maaf selama ini aku tak pernah merespon perbincanganmu
Maaf selama ini tak pernah kutatap matamu ketika aku berucap
Tapi maaf sudah basi
Biar aku bersandar pada waktu
Sambil memastikan langkah terakhirmu
Aku memohon pada semesta
Agar kau terus merindu
Walau bukan untukku

Larik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang