Chapter 3

100 4 0
                                    

Barbara's POV

"What the hell is your problem?! No! I said im not ready for that! Why cant you understand me? You know what? You're not even my boyfriend so fuck off!!" Suara teriakkan menggema di ruang keluarga milik rumahku. Nafasku tersengal-sengal tidak stabil akibat emosi dan rasa frustasi yang tadinya terpendam kini meledak begitu saja. Aku segera meletakkan gagang telepon berwarna silver kembali pada tempatnya, melangkahkan kedua kakiku membiarkan telapak kaki berwarna putih pucat itu menyentuh lantai kayu di ruang keluarga. Sedikit demi sedikit air mata terjatuh dari pelupuk mata berwarna hijau gelap membasahi kedua pipi merah merona ku. Mengapa semua orang memperlakukanku seenaknya saja? Aku tidak siap untuk berciuman atau yang lainnya bersama dengan siapapun even my bestfriend. Hari sebelumnya Ethan mencium bibirku secara tiba-tiba sehingga membuat jantungku seperti melompat begitu tinggi, maka aku memutuskan untuk segera melepaskannya dan berlari meninggalkannya begitu saja. I'm not ready and im just so freaked out! Why would i kiss a random guy? I dont even have a crush on him. Sekarang ia membentak dan memarahiku melalui telepon seolah-olah aku yang salah. Aku berusaha mengatur nafasku hingga kembali bekerja dengan stabil sebelum beranjak dari sofa coklat pekat yang terasa begitu nyaman untuk ditempati menuju ke lemari sepatu. Meraih sepasang sepatu Vans putih yang terletak di salah satu rak sepatu, kemudian memakaikannya pada kedua kaki mungil berkulit pucat. Aku berjalan menuju ke tempat di mana mantel-mantel milikku digantung. Well, aku terlalu pusing untuk memikirkan hal ini maka kupikir aku akan berjalan-jalan sebentar saja. Mantel kulit yang panjang berwarna coklat lembut dengam bulu-bulu coklat pucat di sekitarnya kini menyelimuti tubuhku. Udara dingin yang langsung membelai rambut coklatku yang terurai panjang ketika aku membuka pintu rumah kayu menuju keluar membuat tubuhku sedikit bergidik. Sore menjelang malam. Apa yang bisa kulakukan di malam hari seperti ini? Ugh just walk! Suara hentakkan sepatu vans putihku yang beradu dengan trotoar mengisi kesunyian di jalanan Stratfield. Aku berjalan tanpa arah, sesekali menghirup dinginnya udara yang berhembus cukup kencang. Sepertinya aku sudah berjalan cukup jauh dari rumah. Angin yang berhembus semakin kencang seolah menandakan bahwa akan turun hujan deras membuatku ingin kembali ke rumah. Well, rumahku masih jauh beberapa blok dari sini. Aku rasa aku membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa sampai di rumah. Butiran-butiran air hujan terjatuh dari langit yang terbentang di atasku ini telah membasahi sekujur tubuhku. Memberikan sensasi yang begitu dingin sehingga lama-kelamaan aku dapat merasakan tubuhku yang sedikit bergetar. Tanpa sadar kedua tanganku memeluk erat tubuh mungil yang menggigil kedinginan akibat hujan angin yang melanda kota Stratfield. Merasa tidak cukup kuat untuk melangkah lebih jauh lagi menuju ke rumahku, akhirnya aku menghentikan langkahku di tengah jalan yang sangat sepi bahkan tidak terlihat ada siapapun di sana. Beberapa menit kemudian aku dapat merasakan butiran-butiran air hujan yang tadinya jatuh tepat di atas kepalaku kini berhenti. Seolah ada seseorang yang melindungi tubuh ini dengan payung. Namun, aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa lelaki bertubuh besar dan tinggi yang berdiri tepat di sebelahku. Ia melontarkan beberapa kalimat sebelum merangkul tubuhku. Aku juga tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang baru saja dikatakannya. Yang jelas kalimat itu pastinya berupa nasihat atau peringatan. "Block A4 please, thank you.." aku memberikan alamat rumahku agar ia bisa mengantarkanku sampai pada tujuan, suaraku terdengar begitu lemah karena kondisi tubuh yang juga semakin melemah. Kakiku bahkan terasa melayang tidak menyentuh jalanan Stratfield. Aku rasa ia mengangkat tubuhku ke dalam pelukannya sehingga aku tidak perlu melangkahkan kakiku lagi. Sepertinya ia memang lelaki yang baik hati. Untung saja aku ditemukan lelaki ini

Never (a justin bieber fan fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang