Prolog

147 16 9
                                    


Mata elangnya menghunus tepat pada bola mata yang menatapnya tanpa rasa takut sedikitpun, ia sedikit mengagumi keberanian tersebut. Disaat semua orang menunduk saat menatapnya, orang didepannya ini hanya menatapnya biasa dengan wajah yang innocent. Disaat semua orang mengagumi ketampanannya, kejeniusannya, dan kekayaannya orang didepannya sibuk menghindari dirinya.

"Jadi, apa alasan kamu menjauh dariku Abi?" tanya Sabirru sambil meremas pelan pinggang Abi. Posisi mereka saat ini sangat tidak menguntungkan bagi Abi yang dihimpitkan disudut ruangan dengan tangan Sabirru yang bertengger manis di pinggang mungilnya.

"Eee... Ehm Abiii bingung mau ngejelasinnya gimana? Birrunya jangan natap Abi terus, Abi takut." Bukannya mendengar ucapan cewek itu, ia malah asik memperhatikan mimik wajahnya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Jangan salahkan kalau nanti ia lepas kendali seperti saat ini, ia berusaha mati-matian agar tak mencium seluruh wajah Abi yang memunculkan berbagai ekspresi yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Jadi, apa alasannya baby?" Sabirru semakin menjadi-jadi dengan melingkarkan kedua tangan Abi dilehernya mempersempit jarak yang ada, dan ia dapat memeluk tubuh mungil Abi dengan mudah.

"Abi nggak pantas dekat sama birru, Abi banyak merepotkan birru, Abi minta maaf ya, Birru?" Sabirru semakin mengeratkan pelukannya sampai kedua kaki Abi tidak lagi menapaki tanah. Tubuh Abi tersentak karna perlakuan tiba-tiba cowok itu.

"Dari awal, aku yang menginginkanmu ada dihidupku Abi jadi jangan berbicara tentang pantas atau tidaknya, dan satu lagi jangan meminta maaf padaku Abi, karna setelah ini akulah yang harus meminta maaf padamu," belum sempat Abi bertanya maksud dari kalimat terakhir Sabirru, bibirnya sudah dibungkam penuh dengan lumatan yang menuntut.

"Ahh.. emm birru, Abi nggak bisa n..nnapas." Mendengar itu Sabirru mengganti ciuman dibibir menjadi keseluruh wajah Abi dari mulai kening, mata, pipi, hidung dan terakhir..

Cupp

Bibir ranum Abi yang telah menjadi candunya.

Sabirru melakukannya bukan hanya sekali tapi berkali-kali, Abi yang mendapat serangan bertubi-tubi tersebut menahan rahang birru.

"Birru stop! Muka Abi lengket semua ini." Sabirru terkekeh melihat raut wajah Abi yang cemberut.

"Iya.. iya aku minta maaf, tapi ingat Abi! Kalau kamu menjauh dariku lagi aku akan melakukan lebih dari ini!" ancam Sabirru dengan tatapan yang tajam, yang membuat Abi menunduk takut.

"Jawabannya sweety?"

"Iya Birru."

Karna sudah mendapat jawaban yang diinginkannya, Sabirru memeluk gemas tubuh mungil Abi sambil mengangkat kaki Abi untuk melingkari pinggangnya dan keluar dari ruang osis menuju parkiran dengan posisi tetap seperti itu.

••••

Cerita baruuu...

Saran dan kritik diperkenankan

#16april

Besok jangan golput👆

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang