Aku menarik napas dalam-dalam.
Suporter di tribun sebelah kanan bersorak sorai memekikkan slogan dan jargonnya, tak kalah di sebelah kiri, rombongan prodi fakultasku juga melawan suara di seberangnya.
Aku memegang bola basket di garis 3 poin, dengan sorotan seluruh pasang mata di tribun melihatku sedang memantulkan bola oranye, kesempatan emas bagi tim ku untuk memenangkan liga basket putri bergengsi ini. Tim ku tertinggal 2 poin di 20 detik terakhir pertandingan ini.
Aku tidak pernah melewatkan ring saat melempar bola oranye ini, aku yang terbaik. Lalu saat ini, bola ditanganku kulempar. Aku sangat tidak sabar untuk memasukkannya.
Tidak akan pernah meleset.
Tapi kali ini, bola meluncur meleset arah jarum jam 1.
Aku memilih untuk tidak memasukkannya tepat ke dalam ring.
Sepertinya, suporterku kecewa. Hari ini, tim kami kehilangan 10 juta, hadiah untuk juara liga basket ini.
Hari ini, aku memilih untuk mengalah.
##
KAMU SEDANG MEMBACA
Fin Gin
Short StoryYour best friend will never know your story. She help you write it. Ini kisah dua sahabat yang hidup mandiri. Tumbuh dewasa mandiri, diasah oleh penderitaan, rasa sakit, penerimaan, dan penantian yang tidak pasti. Kali ini, Gina berdoa agar masa lal...