Berlarut waktu denganmu.

190 6 4
                                    

Hari ini Deran dan Naira pergi mengunjungi pernikahan Fata, dan Amanda. dua orang penikmat suka diatas duka orang lain.

Ibu dan ayah Naira juga ikut hadir di sana, namun, acara pernikahan ini tidak terlalu terbuka, hanya ada beberapa keluarga perempuan dan laki-lakinya saja.

Tante mira, sengaja mengundang Naira sebagai permintaan maafnya.

Ibu Naira dan tante Mira saling berpelukan dan saling tersenyum, tante mira disana memang terlihat merasa bersalah karena perihal anaknya.
Saat itu pula ibunda amanda datang seraya memeluk erat ibu Naira.

"Nai, alhamdulillah dateng juga, eh ini siapa?"

"Alhamdulillah tante, Nai bisa ikhlas."

"Ini temen Naira, tante" lanjut naira

di hari itu, Naira harus berpura-pura untuk tegar dan tidak terlalu memperdulikan.

"Saya nikah kan dan kawinkan,"

Saat mendengar kata-kata tersebut. seperti ada yang patah di bagian hati nya.
Pria yang selama ini dia cintai, bersama kisah yang tidak sebentar, telah usai dengan segala harapan.
kenangan-kenangan indah begitu tergambar di pelupuk mata Naira.

tidak terasa, air matanya mengalir jatuh bersama kenangan-kenangan yang rapuh.
untungnya, Deran ada bersama Naira, menepuk pundak Naira dengan lembut.
berusaha menguatkan naira yang memang terlihat begitu terpuruk atas kejadian tersebut.

"Jangan liatin bahwa kamu lagi sedih Nai!" bisik Deran.

Naira mengangguk.

**

Siang ini setelah dari pernikahan Fata dan Manda, Deran mengajak Naira untuk ke rumahnya.

"Eh nai, bentar ya gue bawa makanan dulu"

"Oke"

Saat Deran hendak beranjak ke dapur, tiba-tiba sepupu nya menghampiri Naira di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum" teriak laki-laki berjaket putih dengan helm bogo yang masih dikenakan.

"Wa'alaikumsalam" jawab Naira singkat

"Hei, siapa nih yang datang?"

"gue temen Deran."

"Namanya?,”

"Naira"

"Hei Naira, nama gue Naga"

"Serius nama lu Naga?"

"Iya, emang kenapa? gue gak kaya naga pada umumnya"

Naira terkekeh.

"Eh lu udah pulang?" tanya Deran, sembari membawa beberapa snack dan es jeruk.

"Udah nih, gue cape banget hari ini, kebetulan lu peka banget!" Naga membawa gelas berisikan es jeruk tersebut dengan cepat, dan segera meneguknya.

"Heh bikin sendiri!" ujar Deran.

"Tanggung bruh. gue ke kamar dulu ya."

Naira kembali menatap layar ponselnya, melihat instastory yang dibuat oleh Amanda.
lagi-lagi. melupakan mereka memang seberat itu.

"Nai lu kenapa sih?"

"Gue belum bisa lupain Fata der!" tangis Naira meledak.

"Lu tau gak cara agar bisa lupain Fata?"

"Apaan?" tanya Naira menyeka tangisnya.

"jangan inget-inget lagi. ini bukan masalah melupakan Nai, tapi mengikhlaskan. kalau elu ngelupain dia tanpa ikhlas, sampai kapanpun jangan harap bisa lupa."

Cerita panjang di hidup yang singkat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang