2

431 84 9
                                    

Nggak ada ekspektasi apapun. Sudah hopeless malah sama cerita ini. tapi aku nggak nyangka bakal dapet respon bagus kayak gini. langsung update deh. receh banget emang. Sebelumnya, cerita ini sudah pernah di post di salah satu fanfiction besar dan berhenti di tengah jalan. Aku cuma mau bilang, cerita ini akan ada perombakan alur. Jadi jangan terlalu terpaku sama cerita yg di fanfiction itu ya.

Selamat membaca

***

Tak ada yang mengisi percakapan di antara mereka. Lelaki itu sibuk dengan setir kemudinya, berusaha menembus kemacetan sore hari di kota Seoul. Sedangkan Yoona terpekur menatap ke luar jendela. Matanya sibuk mengamati pejalan kaki yang berlalu lalang di trotoar.

Entah mengapa pikirannya melayang ke beberapa saat yang lalu sebelum ia meninggalkan rumah sakit. Saat itu ia dan lelaki yang mengaku sebagai suaminya berjalan ke area parkir rumah sakit. Samar-samar ia dapat mendengar seseorang meneriakkan namanya sesaat setelah ia masuk ke dalam mobil. Ketika ia hendak mencari asal suara, lelaki itu memakaikan sabuk pengaman untuk Yoona. Hal tersebut membuat Yoona terkejut. Tak mengira lelaki itu akan bertindak seperti itu. Sedangkan lelaki itu membalas keterkejutan Yoona dengan senyum yang menurutnya konyol.

"Kau ingin mendengarkan lagu?"

Lamunan Yoona buyar ketika mendengar pertanyaan lelaki itu. Wanita itu hanya mengangguk kecil. Tak lama lelaki itu segera menghidupkan pemutar musik.

Diam-diam Yoona menghela napas lega. Setidaknya keheningan antara mereka bisa sedikit berkurang. Yoona kembali menatap ke luar jendela. Wanita itu diam-diam menyunggingkan senyum saat mendengar lelaki di sampingnya ikut menyanyi mengikuti lagu yang terputar.

Lelaki itu berhenti menyanyi seiring dengan lagu yang mencapai akhir. Tak lama pemutar musik itu menyuarakan lagu lain. Saat intro awal lagu itu terdengar, Yoona dapat mendengar pekikan bahagia dari lelaki itu.

"Kau mungkin tak ingat tapi lagu ini yang membuat ku benar-benar bertekuk lutut pada mu."

Yoona menatap bingung lelaki di sampingnya. Tak mengerti dengan ucapannya. Sementara lelaki itu mulai mengikuti suara penyanyi pria dalam lagu tersebut. Yoona secara perlahan berusaha memahami lagu yang dinyanyikan lelaki itu. Ia akui lagu yang dinyanyikan easy listening dan sedikit menyedihkan. Yoona menjadi bertanya-tanya apa yang menyebabkan lelaki itu bertekuk lutut padanya.

Yoona terkejut. Di tengah macetnya kota Seoul. Lelaki itu secara tiba-tiba menggenggam tangannya.

"Cause if one day you wake up and find that you're missing me. And your heart starts to wonder where on this earth I could be. Thinkin maybe you'll come back here to the place that we'd meet. And you'll see me waiting for you on the corner of the street. So i'm not moving. I'm not moving."

Lelaki itu menyanyikan lirik lagu yang terputar sambil menatap dalam iris matanya. Cara menatap lelaki itu membuat Yoona merasa menjadi wanita paling spesial. Entah mengapa, detik itu juga Yoona merasakan ada sesuatu yang bergemuruh dalam dadanya.

***

Yoona mengamati pekarangan rumah milik lelaki itu. Dirinya masih belum terbiasa menyebut rumah lelaki itu sebagai rumahnya. Setelah mengeluarkan tas yang berisi pakaian Yoona dari bagasi mobil, lelaki itu menggenggam tangan Yoona dan menariknya ke dalam rumah mereka.

Yoona sedikit tidak menyangka jika bagian dalam rumah lelaki itu cukup luas. Secara perlahan ia menggerakkan kakinya. Matanya sibuk mengamati setiap detail dari ruangan-ruangan yang ada. Saat wanita itu sibuk dengan kegiatannya, lelaki itu berjalan menuju lantai dua rumahnya.

Yoona mengakui jika selera lelaki itu memang bagus. Terbukti dengan konsep yang berbeda di setiap ruangan yang ada. Kakinya terus melangkah seiring dengan semakin besarnya rasa ingin tahunya. Langkahnya berhenti di sebuah tempat yang menurut perkiraannya adalah ruang keluarga. Sofa berwarna putih bertengger manis di tengah ruangan dengan layar televisi yang tergantung di dinding atas ruangan. Segala sesuatu dalam ruangan itu berwarna putih.

The VowWhere stories live. Discover now