pertemuan pertama

83 7 1
                                    

Aku akan memperkenalkan diri ku, tapi tenang tidak akan sepanjang seperti aku memperkenalkan Angkasa kepada kalian.

Nama ku Rembulan Bintang, ya benar itu adalah nama ku. Dan aku suka nama itu, sangat cantik bukan. Orang lain biasa memanggil ku Rea, agar tidak terlalu panjang disebut.

Tapi Angkasa tetap memanggil ku Rembulan.

Dan aku suka Angkasa.

❣❣❣


Pertemuan pertama ku dengan Angkasa tidak terbilang romantis ataupun pertemuan normal lainnya, ini sedikit aneh.

Saat itu aku dan Angkasa sama-sama kelas sepuluh, tetapi kita berbeda kelas. Awal dimana murid-murid baru rajin dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti, termasuk Angkasa yang memilih mengikuti ekskul basket.

Ketika pulang sekolah, aku masih di kantin bersama dengan tiga teman ku. Aku tidak mengikuti ekskul apa-apa, tidak tertarik. Tiga teman ku saat ini sedang istirahat dari kegiatan ekskul yang di ikuti mereka, ada yang mengikuti Saman, Marching Band, dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Mereka menceritakan tentang kegiatan masing-masing, dan aku hanya menjadi pendengar yang baik.

Kenapa aku tidak pulang ke rumah?, Bukan aku yang mau untuk tetap di sekolah, tapi aku belum di jemput sama Abang. Katanya ada rapat di kampusnya, aku tidak tahu rapat apa itu. Awalnya aku ingin pulang dengan kendaraan umum, tapi Abang ku itu terlalu protektif, apa-apa tidak boleh. Jadinya sekarang aku menunggu jemputan sambil memakan bakso, meminum segelas es teh manis, dan di temani oleh teman-teman ku.

Awalnya aku sangat menikmati makanan ku, tanpa terduga ada seorang cowok yang berlari masuk kedalam kantin menuju meja ku. Dia memakan dua bakso terakhir yang sengaja aku sisakan --yang paling besar-- yang ada di mangkuk ku, dan meminum es teh manis ku hingga tak bersisa. Aku tak mengenalnya sama sekali. Tapi aku tahu dia pasti anggota basket, dilihat dari seragamnya dan keringat yang bercucuran di sekujur tubuhnya.

Dengan tatapan yang tak bersalah sama sekali, dan senyuman yang terukir luar biasa lebarnya, dia berkata,

"Maaf ya, nanti saya belikan yang baru tapi tidak sekarang,"

Aku yang saat itu masih kaget bukan main hanya bisa diam. Seperti terkena sihir yang membuat ku tidak bisa berkata apa-apa. Dan sihir itu mungkin ada sampai sekarang.

"Kamu siapa?," Dia bertanya sambil menjentikkan jarinya di depan muka ku.

"Saya Rea,"

"Re, saya permisi dulu ya. Makasih makanan dan minumannya."

Awalnya aku ingin marah karena makanan dan minuman ku habis, tapi tidak jadi karena dia sudah keburu pergi.

Teman-teman ku sama kagetnya dengan ku, mereka bertanya apakah aku mengenal lelaki itu, tentu saja tidak.

Dari situ aku tidak pernah menyesal tentang bakso dan es teh manis yang dihabiskan oleh nya, selapar dan sehaus apapun itu aku tidak pernah menyesal. Seperti orang bodoh saja memang.

❣❣❣

Sejak pertemuan pertama ku dengannya, aku seperti orang yang mau mati karena penasaran. Teman-teman ku membantu ku mencari siapa dia, tapi sebelum pencarian itu dimulai, dia datang menghampiri ku.

Di kelas, dia datang dengan gaya yang tidak akan pernah ku lupa. Cara berpakaiannya biasa saja seperti kebanyakan siswa yang lain, tapi senyumannya itu yang luar biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGKASA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang