Nangis lagi!

194 12 0
                                    

A/N: Haiii, aku ngerasa bersalah kalo ngga update sekarang... Oh iyaa, ada tokoh yang belum pernah muncul di part-part sebelumnya dan di part ini mereka juga ngga muncul... Mereka adalah Alvin kakaknya Ray dan Kayla adenya Ray.. Mungkin di part selanjutnya mereka bakalan muncul...

Happy Reading!

-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Ashilla POV

Aduh, gue kepikiran sama si Aldo terus... Dan kenapa gue ngerasa kalo Ray itu juga terlibat dalam masalah ini? Lo utang penjelasan sama gue Ray...

Besoknya karna libur gue dateng kerumah Ray.

Dia lagi asik duduk di ayunan lebar di taman belakang rumahnya.

"Ray, gue mau ngomong sama lo. sekarang!" Kata gue dan itu cukup membuat dia terkejut.

"Gue tau lo pasti dateng" Katanya dengen senyum manis lalu

menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya. Dan gue duduk.

"Gue mau nanya ke lo" Kata gue dan Ray bersamaan. "Lo itu siapanya Dino?" Tanya gue bersamaan dengan Ray.

"Lo duluan yang jawab!" Kata kita berdua serempak.

"Gue mau lo duluan yang jawab!" Kata Ray. "Tapi gue maunya lo duluan yang jawab..." Kata gue. "Gue ngga bakal ngomong sebelum lo jawab pertanyaan tadi!" Kata Ray dengan suara yang lumayan tinggi.

"Okay, Gue pacarnya Dino" Jawab gue... Itu kenyataan awalnya gue sahabatan sama Aldo tapi gue malah pacaran sama kakaknya.

Ray diam. "Sekarang giliran lo jawab pertanyaan tadi!" Kata gue.

"Gue sahabatnya Dino" Jawab Ray..

"Ok... sekarang gue mau nanya ke lo. Lo tau apa aja tentang Dino?" Tanya gue. "Gue tau segala-galanya tentang Dino kecuali kisah cintanya terutama kisah cinta lo sama Dino!" Jawabnya.

"Lo tau tentang kematian Dino?" Tanya gue lagi. " Shilla, gue ngga mau ngomongin itu sekarang! Kejadian itu udah berlalu..." Katanya dengan muka datar.

"Kita harus ngomongin tentang hal itu sekarang" Kata gue ngotot. "Shil, gue lagi ngga pengin ngomongin tentang kematian Dino!" Jawabnya lalu menengok ke gue.

"Kita harus ngomongin ini sekarang!" Kata gue lebih ngotot lagi.

"Ashilla, gue butuh waktu buat dinginin otak gue!" Kata Ray dengan nada yang tinggi dan gemetar.

Dia nangis? Gue cuma bisa gigit bibir bawah gue lalu meletakan tangan gue di keningnya.

"Lo nangis?" Tanya gue. emang sih kening ngga ada hubungannya sama nangis tapi dari pada gue megang pipinya dia mending keningnya aja.

"Ngga, gue ngga nangis. Gue cuma.." Katanya gemetar sambil terus menunduk. "Cuma apa?" Tanya gue.

"Gue kangen sama Dino" Jawabnya dengan suara yang bergetar hebat. Baru kali ini gue liat cowo gemeteran pengin nangis.

Dan tanpa gue sadari Ray narik tangan gue lalu membawa gue masuk ke mobilnya dan berjalan ke pemakaman Dino.

"Lo ikut gue, ada yang harus gue tunjukin ke lo" Kata Ray tapi suaranya udah ngga gemeteran lagi..

Akhirnya gue ngikutin Ray dari belakang. Dan sampailah kita di depan batu nisan bertuliskan

Dino Arga Putra.

"Baca yang keras!" Kata Ray sambil ngasih gue surat, gue membukanya dan membacanya.

"Shilla, sorry yaa aku ngga bisa ada di samping kamu buat selamanya. Dan aku juga minta maaf karna aku pergi sebelum mengucapkan salam perpisahan buat kamu. Aku harap kamu mau maafin aku. Aku harap kamu selalu mengingat aku. Jangan pernah kamu meneteskan air mata karna aku pergi untuk selamanya. Karna sebenarnya aku akan selalu ada di hati kamu. Jangan benci Aldo karna ini semua salahku... Aku berharap kamu bisa mendapatkan yang jauh lebih baik dari aku... Titip salamku buat Dinda karna dia yang selalu jadi tempat curhatku... Aku tunggu kamu di sini... Selamat Tinggal Ashilla Aglira Nabila.

I Love You." Kata gue lalu meneteskan air mata.

"Lo udah taukan? Dia selalu ada di hati lo... jadi jangan nangis..." Kata Ray. Tapi gue malah nangis lebih keras lagi.. " Shilla? Lo nangisnya kenceng banget.. Duh diem dong!" Kata Ray panik. "Shilla, kok lo nangisnya kejer banget sih? duhh Cup cup... jangan nangis dong kita lagi di kuburan nih.." Kata Ray semakin panik. Lalu perlahan gue berhenti menangis karna mendengar suara Ray yang panik karna gue nangis.

Lalu Ray menengkan gue dan menuntun gue ke dalam mobilnya dan pulang... Di dalam mobil Ray nyoba buat ngehibur gue lewat lagu yang dia nyanyikan, suaranya bagus.. dia terus menyanyi sampe akhirnya gue nengok ke dia.

"Bergenti nyanyi!" Kata gue lalu kembali menyenderkan kepala gue ke jendela mobil. "Gue ngga bakal berhenti nyanyi sebelum lo ikuttan nyanyi!" Katanya lalu kembali bernyanyi. Dan tanpa gue sadari gue ikutan nyanyi trus ketawa bareng Ray.

Entah kenapa pas gue sedih dia selalu bisa buat gue seneng dan ketawa lagi. Dan kenapa pelukannya waktu itu nyaman banget? Dan kenapa gue nyaman di deketnya Ray?

Ahh, gue ngga ngerti... hari ini hari yang paling susah di mengerti seumur hidup gue.

-*-*-*-*-*-*-*-*-*

A/N: Haii, lunas sudah hutangku... aku usahain bakal terus update... btw aku kayanya ngga bakal lanjutin 'Destiny' buat saat ini...

Jangan lupa vomment yaa

Byee Mwaahhh :*

How Dare You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang