chapter 003

762 35 2
                                    

JANGAN LUPA VOMENT KARNA NGETIK GA SEENAK YANG NGEBACA:)

ENJOYED...

_______________
__________________________

"Diumumkan.. Kepada nona kwon silahkan keruang kepala sekolah..terimakasi"

pengumuman tersebut membuat the x memutar malas matanya, sebelah bibir kirinya sedikit tertarik ke atas, tanpa pikir panjang gadis itu langsung menuju keruangan kepala sekolah.

Sesampainya disana, tanpa permisi langsung menerobos masuk kedalam ruangan lalu dengan tidak sopannya duduk diantara sofa yang ada di ruangan kepala sekolah dengan posisi tubuhnya sedikit membungkuk kebawah, kedua pahanya sedikit terbuka juga kedua lengannya bertumpu pada pahanya, gadis itu duduk sambil memainkan ponselnya acuh tak acuh dengan sesekali melirik orang yang sedang duduk di depan nya saat ini, yaitu kepala sekolah.

"maaf nak dengan berat hati bapak harus mengeluarkan kau dari sekolah..karna terlibat kasus pembullyan, juga banyak orangtua korban yang menuntut sekolah, karna hal itu reputasi sekolah ini kian memburuk, lalu sekitar 43 orang siswa keluar dari sekolah karna alasan pembullyan yang kau lakukan, kemudian badan hak pendidik juga mengeluarkan pernyataan bahwa sekolah ini akan di kosongkan jika masalah ini tidak cepat kami tangani, jadi sekali lagi bapak mohon maaf dan dengan terpaksa mengeluarkanmu" jelas kepala sekolah panjang lebar membuat gadis yang sedang menatap ponselnya beralih menatap kearah lelaki paruh baya itu dengan tajam

Bagi kepala sekolah, ini sangat memberatkannya dalam dua sisi, dikarenakan, jika ia mengeluarkan the x yang sudah kita ketahui bernama kwon Reinna, maka donatur terbesar untuk sekolah ini akan menghilang dan itu akan menyulitkan pendanaan sekolah ini nantinya, namun jika ia terus mempertahankan putri presdir kwon tersebut bersekolah di sini dan kepala sekolah terus menutupi hal ini dari badan hak pendidik, maka suatu saat sekolah ini benar benar harus di kosongkan, padahal ia sudah bersusah payah untuk tetap mempertahankan kwon Reinna, berharap suatu saat ia berubah dan donatur sekolah tetap dalam genggamannya, namun melihat badan hak pendidik sudah membuat pernyataan dengan tegas ia harus merelakan sang donatur.

"Siapa orang dari hak pendidik yg memberimu surat pernyataan? akan kubuat hari ini menjadi hari terakhirnya melihat dunia" ucapan itu keluar dengan penuh penekanan, membuat lelaki paruh baya didepannya terhentak kepanikan, pasalnya perempuan yang sedang duduk dihadapannya dengan tatapan dingin itu benar benar akan melakukan apa yang ia katakan ,seperti saat gadis itu bersekolah di SB arts school dulu, Reinna bahkan membakar gedung kepala sekolah hanya karna ia dimarahi oleh kepala sekolah sb arts school di depan umum.

"Apa yang akan kau lakukan?" suara tegas itu berasal dari pintu, menunjukan seorang lelaki berusian 30an berjalan masuk kedalam ruangan dengan aura yang sulit dijelaskan

"Kau?" Ia yang tadinya acuh tak acuh melebarkan kedua matanya, tak percaya ada orang ketiga yang sekarang duduk di hadapannya dengan posisi kaki yang bersila, satu tangan lelaki itu yang ia sandarkan ke sofa dan satunya lagi berada pada kantong celananya, pria itu mengenakan setelan jas berwarna maroon, bagaimana cara lelaki itu duduk, cara ia mengangkat dagunya dan memandang lawan, memperjelas aura dominan yang lelaki itu miliki, bahwa jika dalam sebuah sistem satwa liar ia bagaikan singa yang memiliki posisi paling tinggi.

Tidak ada jawaban atas pertanyaan yang di lontarkan oleh gadis yang memakai seragam sekolah itu, orang yang seharusnya menjawabnya malah hanya duduk diam menatapnya seakan ia akan menusuk gadis itu dengan pisau, sudah beberapa menit waktu telah berlalu namun, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari belah bibir ketiganya, atmosfer ruangan itu menjadi sesak bagi pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah disana tatkala melihat dua orang tersebut hanya diam dan menatap satu sama lain dalam waktu yang lama.

KRINGGGG
KRINGGGG

Bunyi bel sekolah yang sebelumnya adalah hal biasa saja di alat pendengaran kepala sekolah malah menjadi hal yang membuatnya terkejut namun sekaligus membuat lelaki paruh baya itu senang, seakan bel menjadi penengah dalam pemecah keheningan yang telah terjadi setidaknya setengah jam ini, lelaki paruh baya itu bahkan menangis didalam hatinya betapa bersyukurnya ia akan bunyi penanda kepada seluruh siswa itu bawah sekolah sudah berakhir.

"Buang-buang waktu." Gadis itu berucap sembari bangun dari duduknya, ia kemudian melangkah pergi dari sana, namun pada saat ia memegang gagang pintu, ia berhenti kala mendengar sebuah kalimat dari lelaki 30an itu,

"RedAnt, Kau akan kesana."

kalimat itu sederhana namun mampu membuat bulu kuduk gadis itu berdiri, intonasi suara yang rendah namun mengerikan, tersadar dari itu ia dengan cepat menekan gagang pintu lalu keluar dari ruangan itu.

______________

Voment juseyo

[END]REVISI] THE X BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang