#8

77 69 4
                                    

"Ray?"gumam seorang gadis yang terpaku menatap sosok pria yang sedang berdiri didepan kelasnya itu. Lantas Cassie pun pergi melewati depan kelasnya sekaligus melewati Ray dengan acuh tak acuh.

Tiba tiba seseorang menahan lengan gadis itu dengan keras dan menarik Cassie kedalam pelukannya. Hal itu membuat Cassie menumpahkan seluruh air dan tersedu sedu

"Maaf."lirih Ray dalam pelukannya

"Lepasin gue mon, gue gak butuh maaf dari lo."ucap Cassie dengan memukul mukul dada bidang Ray

"Maaf."ucap Ray lirih

"Disaat gue mulai nyaman dengan semua perlakuan lo, ternyata lo malah cuma jadi in gue cewek yang bagaikan gak punya hati Ray."ucap Cassie yang masih memukul mukul lelaki itu seakan ia minta untuk dilepaskan.

"Pukul aku terus pukul aja Cess asal itu buat kamu bisa maafin aku."ucap Ray yang akhirnya melepaskan pelukannya

"Maaf, lo mau minta maaf sama gue hah?, apa semua kelakuan lo itu bisa gue maafin pikir itu semua."ucap Cassie seraya menunjuk unjuk wajah Ray
"Dan satu lagi lo gak perlu datangi gue lagi."ujar Cassie sembari masuk kelas dan sengaja menabrakkan dirinya ke bahu Ray.

"Gue pantas dapetin itu dari kamu, karena aku memang tau persis apa yang udah aku lakukan ke kamu Cess."gumam Ray dalam hati.

***

Saat Cassie memasuki kelasnya, seluruh isi kelas menatap dirinya kebingungan, keheningan itu pun berakhir karena pertanyaan dari Audrey.

"Owh jadi ini ya cewek yang dikasih taruhan sama Ray, hmm kasian banget sih lo, atau mungkin lo udah terlanjur baper ya."ucap Audrey

"Eh bangsat lo kalau ngomong dipikir pikir dulu kali."ucap Caroline yang segera menghardik kata kata Audrey dan menghampiri Cassie yang seakan menjadi seorang wanita tak berdaya oleh tikaman dari siapapun.

"Lah kan emang kayak gitu kenyataannya, emang gue salahnya dimana kalau lo emang mikir gue salah mending sekarang lo tanya sama temen lo itu ya."ucap Audrey yang pergi meninggalkan kelas bersama kedua temannya.

"Cess kak Ray tadi ngomong apa sama lo, dia ngehina lo lagi kah?"Tanya Alisha

"Ini lebih sakit dari dia ngehina gue Lis."tangis Cassie kembali pecah didalam dekapan sahabatnya tersebut.

"Emang dia ngelakuin apa ke lo, cerita sama kita Cess."ucap Caroline seraya mengusap pundak Cassie yang sekarang berada dipelukan Alisha.

"Gue bakal cerita nanti aja, yang penting sekarang gue gak mau ketemu lagi sama tu orang."ucap Cassie dengan sebuah senyuman.

***

Gadis itu sekarang sedang menunggu jemputan dan duduk termenung. Tiba tiba seorang pria berlari menghampiri dirinya, dan langsung memeluk tubuh Gadis itu

"Apa....apa..an ini yan."ucap Cassie terbata bata

"Gue tau semua tentang kejadian itu Cess."ucap Bryan yang melepaskan pelukannya

"Kok gue jadi ngerasa jadi wanita terbodoh dalam waktu yang sangat singkat ini ya."ucap Ray dengan mata yang berkaca kaca

"Udah lo gak usah nangis lagi ya."ucap Bryan seraya mengusap air mata yang nyaris jatuh ke pipi Cassie

"Lo belum pulang, tadi Caroline udah pulang tuh."tanya Cassie untuk mengalihkan pembicaraan

"Gue tadi ada rapat dulu, jadi masih belum pulang. Oh ya kok lo juga belum pulang?"Tanya Bryan

"Hmmm nunggu jemputan."jawab Cassie

"Barengan aja yuk, biar sekalian gue tau dimana rumah lo."ajak Bryan yang belum mendapat jawaban dari Cassie dan langsung menarik tangannya untuk naik ke atas motor ninja merah milik Bryan.

"Pegangan biar gak jatuh."ucap Bryan dan melingkarkan tangan Cassie di pinggangnya.

Ditengah perjalanan pulang, mereka selalu tertawa karena celetukan Bryan yang dapat membuat mood siapapun berubah ketika mendengarnya.

"Gue harap lo gak mendengar betapa nyaringnya suara detak jantung gue, ini semua cuma karena lo Cess."gumam Bryan dalam hati

"Yan, yan hello."panggil Cassie

"Hah iya ada apa Cess."

"Ih kok lo ngelamun sih, jangan laju laju rumah gue dah mau nyampe, tuh yang ada mobil warna biru."ucapan Cassie terpotong

"Owh yang itu, oke oke."

"Mobil biru.....mobil biru."ucap Cassie berulang kali

"Ada apa Cess, ini dah sampe loh turun gih, owh lo suka yang gue bonceng hahaha ngaku aja deh lo."ucap Bryan yang langsung terkejut melihat Ray sedang duduk di kursi yang berada di teras rumah Cassie.

"Cess, itu kan Ray."ucap Bryan

"Yan ayo pergi yan ayo."ucap Cassie. Akan tetapi sebelum motor Bryan melaju, Ray sudah menahan motor bagian belakang
"Ray apaansih lo."hardik Bryan yang segera turun dari motornya

"Harusnya gue yang nanya sama lo, ngapain lo bawa Cassie, Cassie itu cewek gue."ucap Ray

"Anjing, siapa yang lo bilang pacar hah."ucap Bryan dan memukul pipi kanan Ray

"Hei kalian berdua, pada ngapain sih."lerai Cassie akan tetapi tidak dapat membuat kedua pria itu berhenti untuk saling memukul

"Bangsat, lo."Pukul Bryan terus menerus

"Apa sih yan, kok lo jadi mukul gue kayak gini."ucap Ray dengan memegangi ujung bibirnya yang mulai berdarah

"Pengecut lo, lo pikir gue gak tau kalau lo itu taruhan sama temen temen lo untuk menang dan kenapa harus Cassie yang lo jadiin korban."teriak Bryan yang mulai emosi

"Oke gue minta maaf sama lo yan."ucap Ray

"Anjing, ngapain lo minta maaf sama gue goblok."ucap Bryan dengan mendorong tubuh Ray sehingga dia terjatuh

"KALIAN BERDUA BISA GAK SIH DIAM, GAK PERLU KAYAK GINI DIH."Ucap Cassie dan pergi masuk kedalam rumah.

***

Sorry part ini pendek ya guys, tapi mudahan kalian suka sama cerita aku

Jangan lupa vote and comment ya guys, happy reading

See you next Chapter bye bye=>=>=>

A.C.D ~ [Slow Update] ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang