Part 2

42 10 2
                                    

RIANTI POV•

"Hmmm... Hari ini aku bahagia banget karena bisa ketemu orang-orang baik dan mereka semua suka sama aku. Apalagi Kak Stev dia baik banget sama aku, mau nemenin aku nungguin papa yang datangnya agak lama".

"Kak kamu kenapa ngelamun lagi sih"(tanya papa tiba-tiba).

"Ehmmm enggak pa.. aku nggak ngelamun kok... Lagian papa kok ngeliatin aku sih kenapa nggak fokus nyetir aja"

Aduh... Kenapa sih papa kok kayak curiga gitu sih ke aku, padahal aku nggak kebayangin hal hal yang buruk, lagian aku cuma kebayang pengalaman pertama aku di sekolah yang baru tadi.

*****

Sesampainya di rumah Rianti langsung turun dari mobil dan buru-buru ke kamar dan segera mungkin mengecek hp nya, karena seperti yang dikatakan oleh kak Tito tadi, bahwa nanti akan dibuatkan grup dan tugas pertama mereka akan diberi tahukan disitu. Dan ternyata memang benar bahwa kak Tito sudah membuat grup dan tugas pertama pun juga sudah di beri tahukan lengkap dengan keterangan bagaimana cara mengerjakannya.

Tak lama setelah itu hp Rianti pun bergetar, dengan gegas Rianti segera melihat siapakah yang menchat WhatsApp miliknya, ternyata orang itu adalah Stev.

#at roomchat

"Rianti,, selamat sore menjelang   malam hehehehe ini aku Steven" (Steven)

"Iya selamat sore kak Stev, ada apa ya ??" (Rianti)

"Ehmmm gak ada apa-apa sih, aku cuman ngetes kamu aja"(Steven)

"Iya kak"(Rianti)

~end roomchat

***
Tak lama setelah itu mama Rianti pun mengetuk pintu kamar Rianti.

"Tokk..tok...tokk..."(suara pintu oleh mama Rianti yang membuatnya kaget dan segera menyembunyikan ponselnya agar mamanya tidak tahu bahwa dia sedang chatting dengan seorang laki-laki, meskipun hanya sebatas teman, karena mamanya sangat protektif terhadapnya).

"Iya.... Oh mama.. ada apa ma???"(sahut Rianti dengan cepat sambil membuka pintu).

"Iya kak... Ini mama, kamu turun dulu gih... Ayo makan malam habis itu lanjut ngerjain tugas lagi" (pinta sang mama).

"Iya ma hehehe... Yaudah mama turun dulu ya aku ngerapiin buku habis itu aku turun"(bujuk Rianti agar ia bisa menghapus chat dengan Stev tadi).

Tak lama setelah sang mama turun, Rianti bergegas menghapus chat dengan Stev dan segera turun agar sang mama tidak naik lagi dan menyuruhnya untuk turun dan makan malam.

Setelah turun, di meja makan sang papa dan sang mama sudah asyik mengobrol dan ketawa. Hal itu membuat Rianti sangat senang dan segera bergabung dengan mereka.

"Ma... Pa... Ngobrolin apa sih??? Kok seru banget sampek ketawa gitu"(sahut Rianti dengan rasa super kepo).

"Ngobrolin kamu... Kata papa tadi kamu di mobil mau ke sekolah sampek mau pulang suka senyum-senyum sendiri"(sahut sang mama pada Rianti yang membuatnya cemas apakah sang papa menceritakan tentang Steven atau tidak).

"Oh... Emang aku tadi senyum-senyum sendiri ya??? Perasaan enggak deh"(jawab Rianti dengan menggaruk-garuk kepalanya yang padahal tidak gatal).

"Iya kata papa gitu, oiya kak kamu jangan pacaran dulu ya... Inget kata mama ini... Oiya selain itu jangan deket-deket sama anak laki-laki tanpa ada urusan sekolah"(jawab sang mama yang sedikit melegakan Rianti karena jika sang mama tahu bahwa tadi ia ditemani oleh teman laki-laki maka pasti marah besar).

Tak lama sang mama pun pergi ke dapur untuk mengambil masakan yang sudah matang.

"Pa...papa" (tepuk-tepuk paha sang papa karena sang papa sibuk main ponsel).

"Iya kenapa" (sahut sang papa dengan reaksi datar).

"Pa...papa tadi cerita nggak ke mama soal kak Stev" (tanya Rianti dengan pelan).

"Tenang aja papa udah simpen kok tentang itu, pokok jangan kelewat batas ya" (berbeda dengan sang mama, papa Rianti ini orang yang sangat friendly dan orangnya tidak terlalu menuntut agar Rianti tidak berhubungan dengan teman laki-laki atau bahkan sampai berpacaran, karena ia tahu bahwa jika ia terlalu ditekan maka ingatannya akan kembali dengan lebih parah).

"Makasih ya papa... Papa baik deh" (sahut Rianti dengan penuh bahagia).

"Oiya kak, teman mu tadi iku beneran ganteng lho... Kalau kata anak sekarang gantengnya iwauwww" (sahut sang papa sambil menggoda Rianti).

"Ih papa apaan sih... Udah deh pa.. jangan mulai... Nanti mama denger... Eh pa itu ada mama" (balas Rianti sambil ketawa).

"Ehmmm... Ngobrolin apa sih kalian kok seru banget... Mama nggak diajak lagi.." (sahut sang mama dari dapur sambil membawa baskom berisi sayur sop yang baru aja matang).

"Enggak kok ma... Lagi liatin papa aja jadi pengen ketawa" (sahut Rianti pada sang mama).

Tak lama setelah itu mereka semua makan dan setelah selesai Rianti segera naik ke kamarnya dan kembali melanjutkan tugas sekolah pertamanya sebagai siswa SMA.

PSIKOPAT FALLING IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang