chapter 1 [pengakuan]

756 60 6
                                    


.
Gong/shou
.
Shu heng / shu ning
.

Shu ning menoleh ketika melihat langit menghangat. Sebentar lagi warnanya akan jatuh, ia menarik tangan Shu heng untuk menikmati matahari terbenam.

"Kakak, tolong tunggu sebentar lagi, orang-orang mengatakan matahari terbenam di kota L benar-benar sangat indah!"

Shu heng memeluk pinggang shu ning, ikut menyandarkan tubuhnya menghadap kearah danau.

"baiklah, kita akan segera pulang setelah itu, ini musim dingin, tidak baik untuk kesehatanmu jika berlama-lama,"

Shu ning tersenyum, wajahnya sedikit memerah karena pantulan cahaya senja. Ia benar-benar merasa diberkati. Bulan madu mereka baru berjalan beberapa hari, meskipun ia sudah berada di tangan kakaknya cukup lama, ia seharusnya sadar sedang menjalani kehidupan diatas kesempatan kedua.
Tapi sejujurnya ia tidak terlalu memikirkannya sebagai mukjizat, atau semua ini hanyalah mimpi diatas tempat tidur rumah sakit.

Begitu memikirkan itu ia menjadi sedikit ngeri.

Shu heng menyadari perubahan eskpresinya dan dengan segera mengencangkan pelukannya, mencium pipi shu ning dari belakang, "Ada apa?"

Shu ning tersentuh, prianya begitu tampan dan perhatian. Ia sudah jatuh padanya berkali-kali.

Sekalipun ini benar-benar mimpi, aku masih akan tetap bersyukur.

Shu ning melingkarkan tangannya dileher shu heng. suasananya begitu bagus, seolah ia ingin mengungkapkan sesuatu.

"Tidak apa-apa kakak, aku hanya bersyukur bisa mencintaimu,"

"Kalau begitu apa yang kau takutkan?"

Shu ning menjadi linglung,
"Tidak ada, aku hanya berpikir, jika waktu itu aku tidak berwajah tebal dan mengetuk kamar tidurmu apakah kau akan mencintaiku seperti ini sekarang?"

Shu heng tertegun. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.

ia teringat saat pertama kalinya bertemu dengan shu ning kecil. begitu rapuh dan penuh kejutan. Saat itu shu heng sangat kaku. Bahkan ketika shu ning memeluknya untuk pertama kali ia benar-benar menjadi batu.

Shu heng menatapnya lekat-lekat, "jika kau tidak menemuiku saat itu, kau akan menyesalinya seumur hidupmu,"

suaminya benar-benar sombong dan percaya diri.

Shu ning tertawa kecil, "benarkah?"

"Tentu saja, begitu kau terlahir kembali, kau akan langsung datang padaku untuk menebus dosamu,"

Benar sekali.

Semua kata-kata Shu heng seperti pisau, tapi entah kenapa ia begitu menyukainya.

Ia mendekati wajah Shu heng, menciumnya dengan lembut.
Matahari sudah jatuh, tapi Shu ning masih belum ingin meninggalkan momen ini. Ia menatap wajah Shu heng begitu lama. Rambut Shu ning yang halus melambai rendah terkena angin. Air matanya hampir jatuh tapi ia tersenyum begitu bahagia.

Shu heng terpesona. Malaikat kecilnya begitu indah.

Shu heng mendekati telinga Shu ning, hembusan nafasnya membuat Shu ning menjadi geli. Ia tersenyum begitu tampan, perlahan Shu heng membisikkan kalimat demi kalimat halus yang membuat wajah Shu ning bergetar.
.
.
.
.
.

[BL] Fanfiction Rebirth of The Wolfish Little Silkpants BottomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang