"Apa yang kalian lihat bukanlah yang sebenarnya"
***
Sebuah mobil baru saja melintas memasuki pekarangan gedung sekolah pagi itu. Segera setelah mobil berhenti wanita dengan seragam hitam turun dari pintu depan dan berlari menuju pintu belakang.
Pintu itu terbuka, gadis berseragam biru gelap turun dari sana. Rambut ikal kecoklatan serta poni yang menghiasi dahinya terlihat sangat pas diwajahnya.
"Aku ingin saat aku keluar kau sudah berada disini, kau tahu bukan jika aku sangat tidak suka menunggu meskipun hanya satu detik."
Wanita berseragam hitam dengan rambut panjang yang dikuncir kuda itu dengan cepat mengangguk.
"Saya mengerti Nona."
Setelah kalimat itu terdengar, gadis berseragam itu dengan segera melangkah, meninggalkan pekarangan menuju gedung didepan sana.
"Eun Ha-ya, aku dengar kemarin keluargamu baru saja mengumumkan para pemegang saham, apa sekarang Oppamu sudah menjadi pemegang saham terbesar?"
"Ya, aku tidak terlalu memusingkan soal hal itu, dan Oppa....dia memang pantas untuk mendapatkannya."
"Kau benar, dan aku juga mendengar dari sekertaris Appaku jika saat ini Baek Eun Ho sudah menjadi wakil Direktur, yah baru 18 tahun saja dia sudah mendapat pencapaian seperti itu."
"Itulah keuntungan jika kau terlahir sebagai laki-laki."
"Kau benar."
Gadis berponi itu melirik dua gadis yang saat ini berjalan disebelahnya. Matanya menyipit menahan emosi.
"Apa kalian sedang mengejekku karena aku adalah perempuan?" Dia bergumam dan dengan cepat berjalan meninggalkan kedua gadis itu.
Kini dia melangkah memasuki gedung tinggi, berjalan melewati pintu kaca dan terdiam saat melihat keributan didepan sana. Dia mengernyit saat melihat dua gadis yang sedang disudutkan oleh sosok yang sudah tak asing lagi baginya. Dengan pasti dia kembali melangkah dan mendekati mereka.
"Apa lagi kali ini Hyo?"
Gadis berambut hitam itu berbalik dan tersenyum saat memandang kearahnya.
"Yuri-ah, kau sudah datang?" dia kembali mengalihkan pandangan pada kedua gadis itu.
"Beberapa hari lalu aku menyuruh mereka untuk menyelesaikan tugasku, tapi sekarang saat aku minta mereka malah bilang kalau lupa."Yuri mengerti, dengan perlahan dia mendekati kedua gadis itu membuat mereka mundur beberapa langkah. Yuri mendekati wajah keduanya yang kini tertunduk.
"Jika dia bilang selesaikan maka kalian harus melakukannya, kalian mengerti?"
"Kami mengerti."
Yuri menahan tawa saat kembali menarik diri, dia merasa lucu melihat kedua gadis yang merasa takut dihadapannya.
"Kau sudah selesai bukan? sekarang kita harus kembali kekelas." Yuri melirik Hyoyeon singkat dan kembali melangkah meninggalkan ketiganya.
Gadis berambut hitam itu tersenyum dan mendekati kedua gadis yang masih tertunduk itu.
"Kalian selamat kali ini, tapi jika lain kali kalian melakukannya lagi aku tidak akan segan-segan memberi kalian pelajaran, kalian mengerti?""Hyoyeon-ah!"
Hyoyeon mengangkat kepala dan memandang kearah Yuri yang sudah mulai menjauh.
"Ne, aku datang!" Hyoyeon dengan cepat berlari menyusul Yuri dan berjalan beriringan menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun ( Complete )
FanfictionGadis yang begitu dingin di sekolah bisa sangat menyedihkan dirumah. Dihukum karena kesalahan yang sama sekali tidak masuk akal baginya. . . . "Aku lebih menyukai matahari karena saat pagi aku akan terbebas".