approve it - 01

1K 125 1
                                    

"Aku pergi ke Paris kamu yang bayar kan?" Tentu saja dengan pekerjaan yang hanya sebagai sekretaris, Jennie belum bisa membiayai dirinya sendiri untuk pergi ke luar negeri. Walaupun keluarganya tinggal di Amerika, dan justru itu Jennie dikirim ke Korea untuk hidup mandiri dan lebih mengenal kehidupan-kehidupan lainnya.

"Iya, aku akan menanggung semuanya. Tenang saja" Ya, meskipun Jennie juga mempunyai sepupu yang kaya. Cukup bisa diandalkan.

"Makan?" Tambah Jennie yang selalu mendesak gadis bersurai hitam kecoklatan yang dihadapannya kini.

"Kau ini mau berkencan atau tidak? Aku akan menelepon ayahmu jika kau tidak ingin memiliki suami!" Teriak Rose yang tak mau kalah dengan Jennie.

Jennie mendengus pasrah, percuma saja terus menghalangi Rose jika dirinya akan diadukan ke ayahnya.

Terkadang Jennie mengatakan hidupnya itu sangat lucu, bagaimana bisa dirinya saja tidak begitu mementingkan kisah percintaannya, tapi kenapa malah orang lain yang peduli?.

"Terserah kamu!" Dengan jalan yang mendoyong, Jennie dibuat mengantuk saat memikirkan tentang pasangan. Dia ingin tidur siang ini.

Melihat jam dinding saja dia merasa pening, entah sampai kapan stress akan mengisi kegiatan Jongin sehari-hari.

"Gimana? Kau sudah memikirkannya?" Kata pria yang sedikit lebih jangkung tiba-tiba muncul dari arah pintu kamar Jongin.

Jongin mengacak rambutnya dengan frustasi. Apakah adiknya ingin balas dendam dengannya yang selalu melarang untuk keluar malam dengan keadaannya yang seperti ini?.

"Apakah kau tidaj bisa tidak membicarakan soal itu sedikit saja?" Sungut Jongin sambil merebahkan badannya di kasur.

"Ah ayolah kak, kau ini butuh pengganti. Bicaralah yang tenang dengan perempuan yang akan kau temui, nanti juga stress mu akan hilang." Rayu Lucas yang sangat berkonsisten akan tujuan awalnya ㅡmencari pengganti untuk kakaknya.

"Baiklah baiklah! Kali ini aku akan menurutimu."

"Kalau gitu nanti malam kau harus ke salon. Wajahmu terlalu jelek untuk dilihat saat ini." Selain pintar dalam hal percintaan, Lucas juga pintar dalam membuat kakaknya kesal.

Jongin tak menghiraukan ejekan Lucas tadi, dia hanya memikirkan kisah percintaanya yang terlalu sulit. Bahkan untuk mengaguminya pun juga tidak mudah.

Disisi lain juga ajakan Lucas cukup berguna. Berbeda dengan Jennie, Jongin terus memikirkan tentang kisah percintaannya. Menurutnya mempunyai pasangan itu akan menambah semangat dan keceriaan. Ada-ada saja.

♡♡♡

Dengan cekatan Jennie nemilih baju untuk di bawa ke Paris. Sebenarnya Jennie sangat malas untuk prepare besok pagi, tapi dia harus bersemangat karena kalau tidak dia akan terkena omelan Rose yang ingin menginap.

"Pakailah dress yang bagus!"

"Saat berkencan jangan makan banyak, dress mu akan kotor!"

"Bersikaplah yang manis! Pasti dia akan suka padamu!"

"Nikmati saja acara berkencan mu, jangan memikirkan yang lain!"

Kata-kata itu terus saja terngiang di telinga Jennie, maka dari itu dia terus menghidar jika Rose berbicara.

Jennie tidak perlu ke salon, tidak ber make up saja penampilannya selalu terlihat sempurna.

"Siap boss! Aku mengerti semuanya, jadi berhentilah berbicara" Dengus Jennie yang masih merapikan pakaiannya untuk di taruh di koper merah muda nya.

Dengan menonton cara bersikap saat berkencan di youtube Jennie merasa dia akan berhasil di kencan buta ini, walaupun kata orang-orang kencan buta itu selalu gagal.




Akankah di kencan buta itu mereka akan saling bertemu? Atau malah tidak ditakdirkan untuk saling mengenal?

♡♡♡

Pendahulu dulu ya! See ya!! Maaf kalau bahasanya campur-campur^peace.
TBC.

BEAUTIFUL PARIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang