"Tidak!" Teriak gadis berumur sepuluh tahun itu. Keringat keluar dari wajahnya bagai tersiram air. Air matanya mengalir tertutupi oleh basah wajahnya dengan tetesan keringat
"Tidak, Katrina tidak mau!" Teriaknya lagi memberontak.
Kedua tangannya di cekal oleh seorang pria gagah dengan seragam serba hitamnya. Menandakan bahwa ia seorang bodyguard.
"Katrina sayang, kamu ikut om ya. Nanti om belikan mainan buat kamu kalau kamu mau ikut" seorang pria paruh baya membungkuk di depannya dan berkata manis
Dengan kuat Katrina menggeleng, air matanya terus keluar. Bajunya telah basah akan keringat. "Katrina gak mau om!"
Katrina terus merengek. Ia tak mau mengikuti kemauan pria itu. Gadis itu terus menberontak, tapi apa daya. Dengan tubuh mungilnya itu tenaganya tak sebanding dengan pria kekar di belakangnya yang setia mencekal kedua tangan Katrina.
"Kalau ka_"
"Siapa kalian!"
Sontak seluruh orang yang ada di ruangan itu menoleh. Di mulut pintu terdapat seorang wanita paruh baya yang menatap pria-pria itu tajam. Di hampirinya Katrina dan menariknya cepat ke pelukannya.
"Bibi, Katrina takut!" Rengek gadis itu mengeratkan pelukannya
"Apa mau kalian!" Seru wanita itu. Menatap pria paruh baya itu tajam
Berjalan mendekat, pria itu tetap tenang dalam wibawanya. "Saya ingin mengajak Katrina bergabung di perusahaan saya"
Sontak perkataan pria itu membuat si wanita berdecih. Dengan tajam ia berkata dengan menunjuk wajah pria paruh baya itu. "Perusahaan Anda bilang? Perusahaan apa yang penuh akan pelacur dan minuman keras!"
Mengepalkan tangan, pria itu berusaha nenahan emosiya. "Itu memang bisnis saya, dan jika Anda mau. Saya akan dengan senang hati menerima Anda bekerja bersama saya" tawarnya dengan senyum smirk
Lagi-lagi wanita itu berdecih "saya tidak sudi!"
"Ayo kita pulang Katrin" ucapnya beralih pada Katrina dan segera mengajak gadis kecil itu berlalu
Sejak saat itu, Katrina tidak pernah menari lagi. Jika ia menari itupun harus di tempat yang sepi. Ia sangat menutupi bakat hebatnya itu.
Sehari setelah kejadian itu, Katrina tahu bahwa alasan pria paruh baya yang ia tak tahu namanya memaksanya bekerja sama.
Pria itu ingin Katrina menjadi wanita penghibur di klub nya. Dan itu lah sebabnya pembantu atau yang ia panggil bibi itu sangat marah.
Mengingat itu, membuat Katrina nerenung di kursinya. Pelajaran matematika yang biasanya membuat dirinya bersemangat dengan rumus-rumus sulit itu tak memberikan pengaruh padanya hari ini.
"Katrina!"
Terkejut, gadis itu menoleh dan nendapati Hrithik di sampingnya. "Gue minta ma'af soal kemaren"
Mengernyit, tak lama kemudian gadis itu pun tersenyum manis. "Gak apa kok,"
Menoleh, di tatapnya gadis itu sendu. Ia tak pernah menyangka bahwa gadis di depannya itu meniliki trauma akan hal yang menjadi hobby nya. Melihat senyum manis terukir di wajah Katrina. Hrithik pun ikut tersenyum
"Mau ke kantin?" Tawarnya dan di angguki oleh gadis itu.
Mereka berjalan menuju ke kantin bersama. Katrina tiba-tiba berhenti di persimpangan saat melihat seorang pria di depan sana. Dan dengan segera ia menghampiri pria itu setelah berkata ia akan menyusul.
Hrithik yang melihat Katrina pergi hanya bisa diam. Terlihat gadis itu bersemangat sekali nenghampiri teman sekelasnya yang termasuk viral Hrithik itu.
