Ngombe es? Salah?

63 2 2
                                    

Aku dilarang Bunda untuk minum es, soda, susu. Makan coklat. Kurangi terigu dan gula.

Bude yang sangat patuh sama Bunda pun bilang seperti itu. Harusnya aku buang langsung bungkusnya agar tidak ketahuan Bude.

Bude bilang aku badannya berbeda dengan yang lain. Aku badannya tidak kuat.

Ingin rasanya marah. Ya marah lah. Dibilang berbeda dengan orang lain dan dibilang tidak kuat. Itu kan pelecehan. Semua orang berhak untuk punya yang sama. Hak untuk melakukan kebebasan sesuai apa yang diinginkan.

Lagipula aku tidak merasa berbeda dengan minum es. Yang berbeda itu kalau aku dibilang tidak kuat. Orang mana yang pantas dilemparkan kata-kata negatif seperti itu? Tidak ada. Hanya Bude saja kurang terpelajar makanya suka bilang aku nggak pernah beresin, nggak bisa shalat pelan-pelan, nggak ada rapih tuh. Nggak ada. Nggak ada aja semua. Sekalinya aku bilang aku nyuci piring, nggak berantakin. Pasti, "Masa sih?!"

Ya sudah. Aku bodo amat. Orang aku aja sama Bude disuruh jangan belajar kok. Biar nggak stress. Biar otaknya istirahat. Biar otaknya sembuh. What a non-sense thing she talked about me.

Aku bantu, dibilang nggak bersih. Nggak bantu, bilang aku nggak ada bantu-bantu.

Tapi Bude ngasih tahu aku untuk lebih sopan sama Bapak. Jangan nyelak. Jangan ngomong keras-keras. Jangan timpalin balik. Kemarin aku nginep di rumah Hashifah, Bapak udah marah-marah gitu, Bude ngasih tahu, "Harusnya Mbak Ningsih nggak pergi kalau Bapak udah kayak gitu." True in some way. Tapi aku lagi sedih banget. I can't help it. Bude bilang kalau sedih tidur. Bangunnya sedih lagi, Bude. Itu teh lagi butuh temen.

People can say what they say. And I can do what I do.

KesehariankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang