pamit

105 6 0
                                    

Pagi tak secerah biasanya, hujan merintihkan emosinya,burung pun tak sempat berkicau menyambut pagi yang gundah.

Gibran dan kak satria masih menemani shakira yang terbaring lemah.

"Kak sebaiknya kakak tidur aja biar aku yang nemenin shakira"ucap gibran menatap kantung mata kak satria.

"Hmm..nanti aja, sekarang kakak beli dulu sarapan ya.." kak satria pun tersenyum dan pergi

Gibran teringat dengan permintaan shakira untuk dibawakan bunga dandelion pagi ini, ia pun bergegas untuk membelinya.

"Jadilah seperti dandelion yang tetap tumbuh walaupun hidupnya hanya sebatas angin lalu" pikir gibran yang teringat akan wajah shakira

****

Bunga dandelion telah didapatkannya namun sontak gibran menjatuhkannya karena ia mendapat telpon dari kak satria, yang membuat ia sangat tak percaya.

"Shakira..." lirih gibran berlari menembus hujan dengan penuh kecemasan.

Saat semua orang berada di rumah sakit gibran melihat kak satria yang tangguh harus tersungkur terpuruk rapuh, apakah semua ini akhir dari perjuangan shakira?.

"Ada apa ini?" Gibran menghampiri sekar yang sudah berada disana,

"Shakira dipindahkan ke ruangan ICU, terus kak diana kecelakaan" sekar menjelaskan segalanya pada gibran.

Kak diana kecelakaan saat dia menuju ke rumah sakit untuk menjenguk shakira, ia mendapatkan luka yang cukup serius dibagian kepala dan matanya.

"Apakah ini cobaan mu ya tuhan.." batin gibran merasa tak sanggup akan menghadapi masalah yang terus menghampiri keluarga shakira, yang sudah ia anggap keluarganya sendiri.

Detikan jam terus mengutik luka perasaan yang harus mereka hadapi, setelah mereka mengetahui keputusan dokter untuk mengangkat mata kak diana,yang membuat beban dan luka kian bertambah.

"Apa disini ada yang bernama gibran?" Sontak menghentikan lamunan mereka, dokter itu meminta gibran untuk menemani shakira.

Perlahan langkah kaki gibran kian bergetar yang menyaksikan tubuh shakira terpasang alat alat rumah sakit yang cukup serius

"Apa semua ini? Kenapa dia seperti tahanan rumah sakit yang tak berdaya" ucap gibran yang tak kuat menahan air mata.

"Jangan menangis" ucap shakira dengan suara yang begitu pelan, yang membuat gibran harus kuat untuk menghadapinya.

Gibran duduk disamping shakira dan menjelaskan keadaan diana kepada shakira, karena ia tak mau ada kebohongan lagi yang dapat menimbulkan banyak penderitaan.

"Gibran kamu janji, kamu harus bisa mengabulkan permintaanku untuk yang terakhir kalinya.." shakira memejamkan matanya dan tersenyum kepada gibran.

Tetetet..... bunyi monitor komputer yang membuatnya takut hal itu akan terjadi, batinnya berkecamuk menyaksikan hal hal yang sangat membuatnya terus berduka.
"Kenapa aku yang harus menyaksikannya?"lirih gibran

Orang orang pun berlalu lalang melihat dan memeriksanya, hingga pada akhirnya kain putih dan lembut itu menutupi wajah kecil yang penuh keceriaan

"Inalillahi.." tangis menyambut haru perjalanan shakira selama ini

ucapan terakhir shakira itu membuat gibran terus diguyur hujan air mata ia salut kepada shakira yang begitu peduli terhadap sesama

"Pindahkan pasien ini ke ruang operasi" jelas dokter yang sudah meminta persetujuan keluarga

Kak satria sudah sepakat dengan permintaan terakhir shakira untuk mendonorkan matanya untuk kesembuhan kak diana.

"Sha kamu ade anu terbaik, hatur nuhun shaa" lirih tangisan kak satria membludak saat melihat jenazah shakira dipindahkan ke ruang operasi.

Sahut sahut tangisan para sahabat pun terdengar mengiringi kepergian shakira yang masih terkenang manis diingatan.

"Senyumanmu tak lagi ku lihat..
Detakan jantung mu tak lagi kudengar..
Suara mu tak lagi menghiasi pendengaran..
Mungkin ini cara tuhan agar kau bisa tersenyum lepas disana.."

Selamat jalan shakira azzura..

Aku yakin sekarang kamu udah ga sakit sakitan lagi..
Kamu ga perlu lagi obat penahan rasa sakit.
Kamu ga akan lagi menangis diam diam.
Karena tuhan telah menempatkanmu di tempat yang indah tanpa rasa gundah..
Percayalah kita pasti akan bertemu lagi saat kehidupan telah menjadi abadi..

Kami yang berduka


masih ada lanjutannya..

ITS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang