Brak!
Suara gebrakan meja cukup menggema di ruangan dengan bervolume cukup luas tersebut, membuat beberapa orang yang berada disana merinding takut.
"Sudah berapa kali saya bilang, hah?! Bicarakan dulu dengan saya jika ada perubahan struktur presentasi hasil keuangan perusahaan ini!! Kalian punya otak kan untuk mengingat perkataan saya?!" omelnya pada 3 pegawainya yang kini tengah menunduk takut.
"Kenapa menunduk?! Kalian diajarkan sopan santun bukan untuk melihat lawan bicara kalian?! Tatap saya!" gertak nya tegas dan membuat ketiga stafnya mengangkat kepalanya.
"Jadi bisa jelaskan kenapa hasilnya bisa berubah? Bukankah waktu itu saya sudah menetapkannya dan juga menanda tanganinya?" tanya sang atasan dengan nada bicara yang tenang namun dingin.
"M-maafkan kami pak, waktu itu k-kami salah mencatat laporan keuangannya, j-jadi saya dan yang lainnya mencoba untuk mengubahnya, pak." jelas salah satu dari staf tersebut.
"Kalian ini kerja disini dibayar besar, tapi kenapa hanya mendata laporan seperti itu saja masih tak teliti. Sebenarnya kalian niat kerja tidak sih?!" sindirnya sarkas.
"Maafkan kami pak, kami janji tak akan mengulanginya lagi." ucap ketiga staf itu dengan sesal.
"Saya tak perlu janji palsu kalian. Bawa berkas-berkas ini, cek ulang lagi dan setelah itu buat baru laporannya. Kali ini saya tak mau mendengar apa lagi melihat ada kesalahan seperti ini lagi, mengerti?!"
"Kami mengerti, pak!" jawab ketiga staf itu kompak.
"Bagus, kalian boleh pergi dari ruangan saya."
Ketiga staf itu membungkuk sedikit dan langsung pamit mengundurkan diri dari ruangan tersebut kembali ke tempat kerjanya.
Sepeninggal ketiga staf itu, sang atasan atau bos muda tersebut mulai menyandarkan punggungnya dikursi sembari memijit pangkal hidungnya karna stres.
Tok tok tok.
"Masuk."
Ceklek.
"Permisi, pak Andrea. Saya membawa berkas-berkas laporan yang tadi Anda minta." ujar seorang pria berperawakan tinggi tegap dan wajah yang cukup tampan sembari memberikan beberapa berkas pada atasannya.
"Ah ya, terimakasih sekertaris Aldi." ujar sang atasan yang dipanggil Andrea.
"Kau kelihatan stres, ada masalah?"tanya Aldi sembari mengangkat satu alisnya.
"Yeah begitulah, para karyawanku sepertinya sudah tak berniat bekerja denganku lagi." curhatnya frustasi.
Aldi terkekeh. "Kau terlalu galak dengan mereka." sindirnya.
"Aku seperti itu juga karna mereka, agar mereka itu bisa lebih keras lagi dalam bekerjanya. Jika mereka lambat, percuma aku menggaji mereka dengan tinggi." celotehnya. "Nah, ini sudah ku tanda tanganin, silahkan kau kirim pada manager Dini untuk di perlanjut." titahnya.
"Baiklah. Oh ya, sepertinya barang-barang yang kau minta sudah sampai di dermaga. Angga yang menelfonku tadi." ujar Aldi memberi info.
"Ah akhirnya. Kalau begitu aku akan pergi ke dermaga sekarang, dan kau tolong gantikan dulu posisiku." perintah nya.
"Yah, selalu begitu." kekeh Aldi. "Baiklah bos, hati-hati dijalan." petuahnya pada sang atasan.
Dan setelah memakai kembali jas hitamnya, Andrea mulai berjalan dengan gagahnya keluar kantor menuju parkiran khusus mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich (마뷔아 AU)
FanfictionMenceritakan tentang seorang ketua Mafia yang paling berpengaruh di Negaranya, yang sama sekali tak mengenal apa itu 'Love'. Yang mereka tau adalah "Membunuh" dan "Menguasai". semi(baku) fitting lokasi in Indonesia( tapi kadang bisa diluar negeri j...