Chapter 1: Dangerous in Here

606 13 1
                                    

Dengan langkah yang terkesan tergesa-gesa, Andrea bahkan mengacuhkan setiap sapaan ramah dari para staf dan karyawan kantornya.

Karna saat ini, menurutnya adalah yang paling penting sampai tepat waktu diruangannya. Bisa gawat jika kedua orang tuannya yang lebih dulu sampai disana, terlebih lagi Jennie-sang ibu angkat Andrea yang terkenal akan lidahnya yang tajam.

Andrea sudah menaiki lift untuk sampai ke ruangannya, setelah sampai dilantai 5, Andrea langsung saja setengah berlari ke ruangannya. Bahkan ia sama sekali tak sempat untuk mengelap keringatnya yang sudah menumpuk dipelipis kepalanya.

Ceklek.

"Wah, wah, coba lihat CEO muda kita ini. Enak sekali ya menelantarkan tugasnya seperti ini, hm?" omel Jennie tiba-tiba saat Andrea masuk ke ruangannya sembari menjewer kuat telinga Andrea.

"Aw!! Astaga ibu!! Kau mau membuat telingaku copot, huh?!" pekik Andrea menahan nyeri ditelinganga yang ditarik kuat oleh ibunya.

"Memang itu niatku!! Lagi pula telingamu ini sama sekali tak berguna!! Darimana saja kau bocah, hah?!" semprotnya langsung pada Andre.

"Astaga bu, lepaskan dulu telingaku! Demi tuhan ini menyakitkan!" keluh Andrea.

"Hey sayang, lebih baik kau lepaskan jeweran mautmu itu dari Andrea, kasihanilah dia. Dia kan putramu." tegur sang suami-Jongin pada istrinya.

"Cih, aku tak pernah punya putra yang bodoh sepertinya. Sekarang jawab ibu, kau habis dari mana?!" desak Jennie.

"Sayang, bisa kan tidak usah berteriak begitu? Kita bukan sedang lomba tarik suara." nasehat Jongin lagi.

"Penismu yang akan kutarik hingga putus jika masih bersuara juga, Jon!" ancam Jennie pada Jongin yang kini langsung diam seribu bahasa.

Mendengar itu sontak saja Aldi yang sedari tadi berada disana, hampir kelepasan tertawa melihat nelangsannya nasib sang atasan.

"Jadi bocah idiot, sekarang jelaskan kau habis darimana, huh? Dan kenapa pula Aldi yang harus mengurus tugasmu? Kau sudah bosan menjadi CEO rupanya." seru Jennie.

"Bukan begitu, bu. Tadi aku pergi ke dermaga sebentar untuk mengecek barang pesananku, bu. Bahkan itu pun Aldi yang mengabarinya padaku. Jika ibu tak percaya, tanya kan saja pada Aldi." jelas Andrea.

"Benar itu, Aldi?" tanya Jennie memastikan.

"Iya, nyonya. Karna tadi Angga sempat memberi kabar soal kedatangan barangnya pada saya." jelas Aldi dengan lugas. "Tapi, nyonya. Sepertinya tuan Andrea pergi ketempat lain setelah dari dermaga. Karna setau saya, Tuan Andrea tak pernah selama itu jika pergi ke dermaga." lanjut Aldi dengan seringaian di bibirnya. Andrea langsung menatap tajam Aldi.

"Thank's to your fuck mounth." desis Andrea.

"Yourwelcome, dude." kekeh Aldi pelan.

Jennie kini langsung memincingkan matanya pada Andrea. "Oh begitu, terimakasih penjelasannya ya sayang." ucap Jennie lembut namun masih dengan tatapan menusuknya pada Andrea. "Kau kemana lagi dari dermaga idiot?!" seru Jennie.

"Ibu, bisakah berhenti memanggilku idiot? Apa tak cukup gelar grandmaster ku, dengan lulusan pembisnis terbaik di kampus? Yang benar saja.." protes Andrea.

"Tsk, gelar seperti itu takan berguna jika yang memilikinya adalah dirimu yang bodoh ini." sargah Jennie. Andrea hanya merotasikan matanya jengah. Ibunya ini memang benar-benar ya. "Kau pergi kemana setelah dari dermaga?" tanyanya sekali lagi.

Crazy Rich (마뷔아 AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang