Part 1

37 3 2
                                    

Di balik jendela terlihat seorang gadis cantik berwajah bulat dengan rambut sepunggung dengan memakaikan poninya yang memberikan khas lucu di wajahnya. Malam itu hujan deras mengguyur kota tersebut, gadis itu melamun di balik jendela memandang jalanan yang basah terkena guyuran air hujan. Alunan musik pop mengiringi lamunannya.

"Aina,tidur sayang. Ini sudah malam" suara teriakan di balik pintu kamarnya membuat lamunan gadis itu buyar.

Aina Defani Sanjaya gadis cantik, lugu, polos,lucu, bawel, pelupa, dan penyayang.

"Iya bun. Aina bentar lagi tidur" sahut Aina dalam kamarnya.

"Kalau mau tidur jangan lupa cuci muka,cuci kaki, dan gosok gigi. Terus jangan lupa itu musiknya matiin nak" Perintah bundanya.

Gena Liana. Suami dari Bayu Sanjaya dan Ibunda dari Revano dan Aina. Penyayang, dan baik hati.

"Iya bunda" Sahut Aina.

Itulah Aina. Anak bungsu dari pasangan Gena dan Bayu. Perhatian yang menurut Aina terlalu over tetapi Aina sangat menyayangi mereka berdua.

Saat Aina ingin menutupkan jendelanya terlihat sebuah motor melaju kencang melewati jalanan tersebut dan berhenti di sebuah pos depan gerbang rumahnya. Aina yang tadinya ingin menutup jendelanya langsung mengurungkan niatnya sebentar dan memperhatikan orang yang berhenti di depan gerbang rumahnya tersebut dengan penasaran.

Dilihatnya seseorang itu membuka helm dan jacket nya dan duduk di pos tersebut. Rasa kasian dan iba di dalam diri Aina muncul ketika Aina melihat lelaki tersebut duduk sendirian di pos malam malam dan di tambah dengan hujan deras.

"Kasian sekali lelaki itu" Gumam Aina sambil mengerutkan wajah yang tadinya ceria dan begitu manis.

Tak lama kemudian Aina menutup jendela dan gorden nya,dan langsung keluar kamar ingin menghampiri lelaki tersebut. Tak lama aina berjalan menuju pintu utama Aina di kejut kan oleh Revano.

"Mau kemana loh? Malem malem keluyuran?" Tanya Revano sambil menepuk pundak Aina yang tak begitu kencang. Aina yang terkejut langsung membalikan badannya dan memasang muka marah ingin memarahi abangnya tersebut.

Revano Galang Sanjaya. Anak pertama dari Gena dan Bayu. Kakak lelaki satu satunya Aina. Jahil, baik, tegas, lucu, Nakal, Playboy, tampan, manis.

"Ih abang, ngagetin Aina. Aina kan jadi kaget. Jantung Aina mau copot tau. Kalau jantung Aina nantinya gimana? Nanti abang gak bakal ada yang nemenin lagi tau. Nanti abang bakal rindu sama Aina" Sahut Aina sambil meletakan kedua tangannya di pinggang.

"Uhh gemesin banget sih ade gua. Pipinya kayak bakpau tau gak? Yang manis legit. Pengen rasanya gigit bakpau nya! Hahaha" Sahut lagi Revano sambil mencubit kedua pipi Aina dengan gemas.

"Ih abang lepasin gak? Nanyi pipi Aina kempes. Abang mau pipi aina kempes? Nanti kalau kempes abang gak bakal bisa nyubit pipi Aina lagi. Abang nanti bakal rindu deh" jawab Aina dan berusaha melepaskan cubitan abang nya dari pipinya itu.

"Iya bawel. Nanti kalau jantung lo copot sama pipi lo kempes gua bakal rindu. Rindu banget. Hehe, lo mau ngapain sih keluar malem malem gini mana hujan lagi. Lo mau nyabe yah? Gua bilang ke bunda tau rasa lo!" Ancam Revano sambil mencolek hidung mungilnya.

"Ih abang apasih. Aina baik tau,ngapain coba nyabe? Kalau nyabe tuh pas lagi gak ujan. Orang Aina mau keluar" Jawab aina sambil memajukan bibirnya sedikit.

"Iya. Gua nanyanya mau keluar itu mau ngapain?" Gerang Vano kesal.

"Itu.. Ada cowok di depan pos rumah kita bang, Aina kasian aja liatnya, dia sendirian, kehujanan, kedinginan" jawab Aina sambil melirik ke atas seketika sedang menghayal.

"Cowok? Teman lo?" Tanya Vano.

"Bukan" jawab Aina sambil menundukan wajahnya.

"Hah? Lalu siapa? Lo kenal?" Tanya Vano sambil meninggikan suaranya sedikit.

"Eee engga" jawab Aina masih menundukan wajahnya.

"Kalau di tanya tuh. Tatap muka gua" tegas Vano.

"Abisnya Aina takut di marahin Abang" jawab polos Aina

"Hadeuh, terus Aina ngapain mau bawa dia masuk rumah? Kalau dia bukan cowok baik baik gimana? Kalau cowok itu rampok gimana? Kan repot" Tanya Vano.

"Ih Abang gak boleh fitnah. Orang belum di tanya kan?" Jawab Aina.

"Yaudah deh terserah lo" Sahut Revano dengan pasrah.

"Aina keluar dulu. Abang tunggu di situ!" Sahut Aina sambil meninggalkan Abangnya yang sedang berjalan gontay menuju sofa.

"Aina!" Panggil Revano.

"Apasih abang? Abang kangen sama Aina? Aina cuman keluar sebentar ko" Jawab Aina.

"Ge'er banget sih loh. Nih ambil payung,lo pengen kehujanan? Nanti lo sakit gimna? Nanti gua bakal rindu" sahut Revano.

"Ohiya Aina lupa hehehe" Jawab Aina, sambil mengambil payungnya dan langsung pergi.

Cerita baru😅
Maaf yah guys kalu gaje😆

Mimpi atau Nyata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang