Part 3

44 4 1
                                    

keesokan harinya setelah pulang sekolah, Jeno dan kawan kawannya berkumpul lagi. hanya ingin bersantai-santai, melepas penat ujian selama 3 hari. kali ini mereka memilih berkumpul di sebuah cafe milik orang tua Changbin.

"Ternyata hari ini masih belum ada kabar dari jiheon ataupun seungmin" Kata Hyunjin memecah keheningan.

"Hari ini juga ngga ada korban. maksud gue ngga ada yang hilang lagi hari ini." Ujar Nakyung

"bener juga kata lu kyung". jawab jeno sambil menyeruput minumannya.

"kalian ada gak ngerasa curiga ke salah satu temen sekelas?" tanya Changbin yang membuat mereka hening seketika, terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.

"iya sih, gue ada curiga ke Jeongin tuh, rumah dia kan deket sama mereka berdua". tukas Seoyeon

"Gila ya lo, ga mungkin lah si Jeongin. Di liatin Changbin aja kadang masih kicep mau nyulik anak orang" ujar Jeno

"yaaa terus mau nyalahin siapa lagi, si Hwang? lagian kan jeongin tetangga mereka pasti tau lah seenggaknya kabar mereka" tolak Nakyung mentah-mentah

"udah guys, kita ngga bisa nuduh Joengin dulu , sejauh ini ngga ada bukti yang nunjukin kalua dia pelakunya" Sela Hyunjin mencoba menengahi perdebatan teman – teman nya.

"Atau kita ke rumah jeongin aja, buat mastiin kebenerannya" usul jiwon

"Emang kalau sampe sana apa yang bakal ditanyain ke Jeongin? Mau interogasi dia gitu?

"Udah sih kita kesana dulu aja" jaawab Jiwon dan akhirnya mereka semuapun menyetujuinya.

di rumah Jeongin.

"Permisi tante, jeongin nya ada?" kata hyunjin yang baru saja mendapati ibu nya jeongin saat membukakan pintu rumah.

"ah, ada kok. masuk aja dulu, nanti tante panggilin Jeongin nya".

"pokoknya kalo nanya sama jeongin jangan keliatan kita curiga banget ya sama dia" . kata jiwon sambil duduk di sofa dan hanya di balas anggukan sama mereka.

"eh kalian, ngapain kesini?" jeongin tersenyum lucu dan memperlihatkan behelnya. sebenarnya seoyeon dan jiwon pengen mencubiti pipi lelaki tersebut, tetapi mengingat ada urusan yang sangat penting, mereka berdua terpaksa mengurungkan niatnya.

"gapapa kok jeong, kita mampir aja sama ada hal yang mau kita tanyakan". balas hyunjin.

"Oh gitu, mau tanya apaan emang jin? Tanya Jeongin yang kemudian duduk di sofa yang letaknya di depan Hyunjin

"Gini Jeong, lo tau kan Seungmin udah ga masuk sekolah tiga hari dan Jiheon juga udah dua hari ngga masuk. Karena rumah kalian hampir deket gue mau nanya kali aja lo udah denger kabar dari mereka" tanya Hyunjin berusaha tenang.

Jeongin terdiam dan terukir kebingungan di raut wajahnya, ia menimbang haruskah ia memberitahukan hal yang ia lihat beberapa waktu yang lalu di rumah Seungmin.

"Gue ngga tau mereka ada dimana, tapi...... "

flashback on

Jeongin yang saat itu sedang kelaparan memilih untuk membeli beberapa makanan di mini market sebelah blok rumah jeongin.

Setelah selesai berbelanja, ia pun ingin pulang ke rumah.
Suasana di jalanan memang sangat gelap dan tidak ada orang sama sekali. Mengingat ini sudah menunjukkan hampir tengah malam. Lampu jalanan yang sudah lumayan berumur tidak cukup untuk menerangi jalan yang jeongin lewati.

Ia lalu mengambil handphone dan menyalakan senter. saat ia berjalan melewati rumah seungmin, ada tiga orang laki-laki misterius berdiri depan rumahnya.
ia tidak bisa melihat dengan jelas tiga pemuda itu karena wajah mereka di tutupi oleh hoodie hitam. jeongin yang penasaran dan sedikit menaruh rasa curiga, memutuskan untuk bersembunyi dan memantau apa yang akan di lakukan tiga pemuda itu.

jeongin menyimpulkan jika tiga pemuda itu adalah pencuri karena mereka masuk melalui celah dan masuk ke kamar seungmin.
jeongin sebenarnya ingin berteriak, tapi disini tidak ada orang dan juga jeongin takut jikalau ia yang akan menjadi korbannya.
tetapi jeongin salah, mereka bertiga membawa tubuh seungmin yang sedang tertidur pulas. di potretnya kejadian itu. mereka membawa tubuh seungmin ke dalam mobil. saat mobil tersebut sudah jalan dan tidak jauh dari jeongin berada, ia memotret lagi plat nomor mobil yang menculik seungmin.
setidak nya ada bukti yang bisa ia tunjukkan saat berurusan dengan polisi nanti. jeongin keluar dari tempat persembunyiannya, tangannya mengepal dan berusaha menahan tangis atas apa yang dilihatnya tadi. ia terlihat shock. akhirnya jeongin kembali ke asal tujuan, yaitu rumahnya.

flashback off

"ohh gitu, tapi ini kan sudah tiga hari. kenapa gak lu laporkan dari kemarin?". ucap changbin.

"sebenarnya gue juga takut kalo ngurusin ginian sendirian". jeongin menunduk.

"kenapa gak bilang ke kami? kami siap bantu lu kok. btw gue mau liat deh fotonya". seoyeon meminta hp jeongin.
"platnya V 2113 ya, keknya pernah liat nih". kata jeno sambil mengingat-ingat".
"siapa jen?"

xxx

Byurrr....

Seungmin dan Jiheon terkejut ketika air tiba – tiba saja mengguyur wajah mereka yang memaksa mereka untuk membuka mata. Jiheon yang membuka mata dan menyadari di depan mereka ada seseorang yang menggunakan topeng hitam serta tangan mereka tengah terikat terlihat semakin panik dan mengeluarkan air matanya.

"S-Seungmin, itu siapa terus tangan kita kenapa jadi diiket gini sih"ujar Jiheon kepada Seungmin yang sama – sama terkejutnya melihat sosok di depan nya ini tapi Seungmin berusaha menahan rasa panik nya agar Jiheon sedikit tenang.

"Jiheon lo tenang dulu jangan nangis ada gue disini" ujar Seungmin berusaha menenangkan Jiheon.

"Cih, dua siswa paling pintar yang selama ini menjadi rival apakah kalian sudah akur setelah dua hari terperangkap disini?" Ujar orang asing itu.

"SIapa lo? Ada urusan apa sih lo sampe nyulik kita berdua hah?" kata Seungmin memberanikan diri menatap tajam orang asing tersebut.

"Hahaha... wah ternyata Seungmin kita sudah mulai berani ya. Kita lihat saja apa kau masih bisa menatapku dengan tajam setelah ini" ucap orang itu sambil menunjukkan smirk nya.

Orang asing itupun mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam sakunya kemudian mendekati Seungmin dan Jiheon yang membuat mereka sedikit bergidik dan mulai merangkak sedikit demi sedikit kebelakang hingga membentur tembok. Melihat sasaran nya sudah tdak bisa berkutik lagi orang asing itu pun mempercepat gerakanya dan sebilah pisau lipat itupun sudah menempel di pipi Seungmin. Membuat Seungmin terlihat membelalakkan matanya, jangan lupakan air mata Jiheon yang sudah mengalir sejak tadi semakin deras.

" Kenapa diam? Lo takut Kim Seungmin?" Ujar orang asing itu. Seungmin yang tidak ingin terlihat lemah di di hadapan orang jahat di dpan nya ini pun mengumpulkan keberanian nya kembali.

"Menurut lo gua terlihat takut, huh" ujar Seungmin yang diikuti smirk kecil di akhir ucapan nya. merasa terintimidasi dengan ucapan Seungmin orang asing itu sedikit menggoreskan pisau yang menempel pada pipi Seungmin.

"SEUNGMIN!" teriak Jiheon hampir bersamaan dengan digoreskan nya pisau tersebut. Seungmin hanya meringis menahan sakit di pipinya yang mulai mengeluarkan darah.

"Oke cukup main main nya buat hari ini, lain kali gue bisa buat goresan yang lebih dalem kalau lo mau main main lagi Kim Seungmin. Oh ya Baek Jiheon, sorry gua ga main tangan sama cewek tapi tenang aja gua juga siapin kejutan buat lo tunggu aja" ujar orang asing itu sebelum meninggalkan Seungmin dan Jiheon.

xxxx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REDRESS; stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang