Perpisahan

32 2 0
                                    


"Oh well. Memangnya kenapa, pihak pelatnas sudah berencana untuk menyiapkan kau dan Jojo bermain di level senior, kalian pasti akan sangat bisa menjadi the next Owi dan Butet ."

"Maaf pak. Tapi ada hal yang harus ku lakukan"

"Memangnya apa? Apa yang lebih penting dari membela negara?"

"Maaf pak. Mungkin hanya akan terdengar sederhana bagi Anda. Tapi aku juga hanyalah seorang pelajar yang tidak begitu jenius. Sebentar lagi aku akan menginjak kelas 3 SMA, yah pihak sekolah memang memberi izin dan dukungan penuh untuk ku menjalani trainee disini selama beberapa bulan. Tapi tetap saja, dengan begitu aku tetap pada akhirnya ketinggalan pelajaran, dan mau tidak mau aku harus belajar lebih keras dari teman-teman untuk mengejar ketertinggalanku. Aku juga ingin lulus dari sekolah dan masuk ke universitas seperti yang diharapkan orang tua ku, Pak." Jelasku panjang lebar.

"Oh nak. Mungkin kau tidak tahu, tapi ada jalur khusus untuk masuk Universitas bagi atlet yang berprestasi. Dan sepertinya, melihat presetasi mu selama disini, kau pasti bisa lolos dengan jalur itu Nak."

"Iya pak, saya tahu soal itu. Tapi kan tidak ada jalur khusus atlet untuk bisa lulus Ujian Nasional, hahah." Ucapku dengan nada bercanda.

"Hahah, kau pintar sekali yah." Balasnya dengan tawa pula.

"Baiklah ku rasa aku menyerah, tapi kau harus selalu tahu, kalau pelatnas akan selalu membutuhkan mu. Kembalilah kesini jika urusanmu telah selesai." Lanjutnya sambil tersenyum hangat padaku.

"Siap Pak. Aku juga pasti akan merindukan anda dan teman-teman disini." Ucapku sambil memberi hormat khasku.

"Baiklah aku permisi dulu Pak. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Aku pun akhirnya keluar dan mulai membereskan pakaian ku di kamar.

"Eh kau mau kemana?" Tanya Rara yang menjadi roommate ku selama di pelatnas.

"Mau pulang Ra"

"Ha.?? Bukan kah belum waktunya. Apalagi melihat prestasi mu, kau dan si Jojo pasti akan di poles disini untuk menjadi ganda campuran inti."

"Gak Ra. Aku harus berhenti bermain untuk sementara."

"Memangnya kenapa?"

"Udahlah kau gak perlu tahu. Intinya setelah aku gak ada, mungkin saja akan ada roommate baru mu. Kau harus berbuat baik padanya,,hehehe"

"Hm, entahlah kalau aku masih bisa bertahan disini dan tidak terdegradasi..heheh."

"Kau harus bisa Ra. Ini cita-cita kecilmu, berbeda denganku."

"Iya iya. Aku tau, sejak dulu kau memang tidak ada niat untuk jadi atlet. Tapi melihat mu sampai sejauh ini, sepertinya kau malah lebih cocok jadi atlet menurutku."

"Hahaha, iyya iya terserah kau saja Ra. Jadi tetaplah semangat berlatih, tunggu aku disini." Ucapku sambil mengepalkan tangan, memberikan semangat untuk nya.

Yah hati kecilku mengatakan kalau aku harus kembali lagi kesini setelah semua urusan ku selesai.

##
Sementara di lain tempat.

"Onik, kau dari mana." Sapa Jojo yang melihat Ginting baru masuk ke kamarnya. Ginting memang menjadi roommate nya Jojo semenjak di Pelatnas.

"Habis ngucapin salam perpisahan ke Vian."

"Ha?? Si besar kepala itu mau kemana?"

"Hei, aku tau kau tidak begitu menyukainya. Tapi dia akan segera keluar dari sini, sebaiknya kau minta maaf lah sebelum kau menyesal. Aku tau kau banyak dosa padanya."

FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang