↪Chapter 4↩

43.5K 2.4K 59
                                    

"Kau baik-baik saja?" tanya Melisa, siang ini Melisa memanglah menelepon Vanilla menggunakan suatu benda canggih yang terdapat di dunia bawah laut, bentuknya seperti sebuah kerang ukuran sedang berwarna ungu.

"Aku baik-baik saja, tidak usah khawatir," balas Vanilla sekenanya.

Melisa menghembuskan napasnya kasar. "Aku sarankan padamu agar membuang jauh-jauh pikiranmu tentang pergi ke daratan, atau tidak kau dalam masalah lagi," peringat Melisa dengan tegas.

Vanilla mendengus. "Terima kasih atas saranmu, tapi aku tidak bisa."

"Bisa!" seru Melisa, tegas.

"Tidak bisa, karena malam ini aku akan pergi. Dan sebaiknya kau jangan laporkan ini pada keluargaku," ujar Vanilla final.

Melisa mengumpat pelan, Vanilla kenapa sangat keras kepala? Ayolah, Melisa tidak ingin Vanilla kenapa-napa di daratan nantinya.

"Jangan gila, Vanilla!" seru Melisa.

"Kau satu-satunya rakyat biasa yang selalu mengumpat dan mengejekku yang merupakan putri kerajaan," kekeh Vanilla.

"Jangan alihkan pembicaraan, dan aku minta kau jangan pergi. Kita tidak tahu apa yang ada di daratan sana," ujar Melisa.

Vanilla menghela napas. "Baiklah, tapi aku tidak janji."

"VANILLA!" pekik Melisa geram.

Tut!

Vanilla memutuskan sambungan secara sepihak. Vanilla melirik tangannya yang sedang menggenggam sebuah kalung mutiara.

Kalung yang ia ambil diam-diam kemarin di ruangan kakaknya.

"Aku pasti kembali," gumam Vanilla, yakin.

Vanilla berjalan ke arah lemari pakaian miliknya dan memilah-milah beberapa baju yang akan ia bawa dan ia pakai untuk ke daratan.

Setelah hampir satu jam memilih-milih baju, akhirnya Vanilla selesai. Vanilla merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

Sore ini aku akan pergi, batin Vanilla sambil senyum.

***

"Louis, bawa Vanilla ke sini," titah Raja Martin.

Louis mengangguk, "Baik, Ayah." Louis pun meninggalkan ruangan Ayahnya dan berjalan menuju kamar adiknya, Vanilla.

Tok... Tok... Tok...

Hening, tidak ada sahutan sama sekali. Alis Louis terangkat naik, heran.

Louis mengetuk pintu kamar Vanilla sekali lagi, dan lagi-lagi hanya keheningan yang menjawabnya. Louis menggeram kesal dan tangannya bergerak ke kenop pintu dan memutarnya, Louis mendorong pintu kamar Vanilla.

Terkunci.

'Sial!' umpat Louis.

Louis pergi mencari Alex, penjaga kunci semua pintu di istana ini.

Kecepatan renang Louis memelan dan kemudian berhenti saat dirinya sudah sampai di depan ruangan khusus milik Alex. Tanpa mengetuk pintu, Louis langsung nyelonong masuk ke dalam ruangan Alex.

Dapat Louis liat bahwa Alex kini tengah membaca buku di sudut ruangannya yang bersampingan dengan jendela.

Seakan sadar kalau ada seseorang yang masuk, Alex pun menutup buku bacaannya dan menatap siapakah yang berani masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.

"Ah, Pangeran, ada apa anda sampai repot-repot kemari?" tanya Alex sopan, ia tidak jadi marah. Karena yang masuk itu adalah Louis, mana bisa mermaid sepertinya memarahi seorang Pangeran.

"Aku ingin kau membuka kamar Vanilla, kunci cadangan semua kamar bersamamu bukan?" ujar dan tanya Louis. Alex memanglah dipercaya sebagai pemegang kunci semua ruangan di istana ini oleh Raja Martin karena kesetiaan pria itu yang terus mengabdi pada Oceana.

Alex menganguk. "Kalau begitu, Ayo Pangeran."

Alex berjalan ke arah meja dan membuka laci meja tersebut dan mengeluarkan sebuah kunci yang Louis yakini itu adalah kunci kamar Vanilla.

"Ayo!" Louis berseru tidak sabaran.

Alex berenang tepat satu langkah di belakang Louis dan di sebelah kanan. Tak butuh waktu lama, mereka berdua akhirnya sampai di depan pintu kamar Vanilla.

"Cepat buka!" titah Louisn tidak sabaran yang langsung dilaksanakan oleh Alex.

Cklek!

Louis langsung menerobos masuk saat pintu kamar Vanilla telah terbuka. Alis Louis terangkat naik saat melihat kamar adiknya yang kosong. Ke mana Vanilla?

"Alex, kau cari Vanilla ke perpustakaan mini miliknya. Aku akan memeriksanya di toilet," titah Louis sambil menunjuk ke arah ruangan yang merupakan perpustakaan mini yang berada di kamar Vanilla.

Alex dengan sigap berenang dan memeriksa di perpustakaan mini di kamar Vanilla.

"Tuan Putri tidak ada di sana, Pangeran," lapor Alex.

Louis menghembuskan napas kasar, ia juga tidak menemukan Vanilla di toilet.

"Bilang ke Ayah, Vanilla menghilang. Aku akan mencoba mencarinya," titah Louis yang diangguki oleh Alex.

Alex pun dengan tergesa-gesa berenang pergi ke ruangan Raja Martin.

"Ada apa, Alex?" tanya Raja Martin.

"Tuan putri tidak ada di kamarnya Yang Mulia, saya dan Pangeran sudah mencarinya. Tapi tuan putri tetap tidak ada di kamarnya," lapor Alex.

Mendengar laporan yang seperti itu membuat Raja Martin spontan berdiri dan memandang Alex dengan rahang yang mengeras.

"Temukan dia, aku yakin dia tidak jauh dari sini. Perintahkan pada para penjaga untuk mencari Vanilla," titah Raja Martin.

Alex pun berenang dengan cepat dan memberi perintah pada setiap penjaga di istana ini untuk mencari Vanilla yang kabur.

Alex kini hanya bisa berharap semoga Princess Vanilla baik-baik saja dan segera kembali.

✂...

INFO PENTING!

KING DEMON MATE INI PINDAH LAPAK KE DREAME DAN GRATISSSSS KOIN:)

Buka di akun dreame/innovel: Kangnield
Jangan lupa follow dan tap love, okayyy?

Kalian juga bisa baca karya ku yg lain di dreame/innovel 😉

Ada 2 cerita berbayar di dreame, dan 4 cerita bisa diakses secara GRATIS!

KING DEMON MATE termasuk cerita bisa yg diakses GRATIS!

King Demon Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang