5. Telefon

9 0 0
                                    

Diseberang jalan dekat minimarket depan sekolah ternyata ada yang mengawasi pembicaraan Mentari, Lucas dan selena. Laki laki menyaksikan mereka bertiga diatas motor Vespanya dengan menggenakan Hoodie hitam dan helm bogo kesayangannya.

'Akhirnya lo pulang dengan selamat. Maafin gue sel' hati kecil Tara bersuara.

🍁🍁🍁

Tara memang tidak benar-benar meninggalkan sekolah. Perihal keadaan Selena yang juga membuatnya khawatir.

🍁🍁🍁

Selena POV.

Saat ini gue dalam perjalanan bersama kakak gue. Gue masih lemes buat ngelakuin sesuatu. Gue hanya memandang jalan yang gue lewati.

Gue gak habis pikir sama si Tara. Kenapa dia bisa sejahat itu sama cewek bahkan dia buat keadaan gue sampai kayak gini. Apa dia gak bisa lebih halus lagi.

Semakin gue inget kejadian tadi siang. Semakin gue benci sama Tara. Entah sekecil apa yang ia perbuat.

Tiba-tiba kakak gue ngelus kepala gue lembut. Gue heran kenapa kakak gue tiba tiba elus kepala gue.

"Kenapa kak?" tanya gue spontan.

"Lo kenapa?" Jawab mentari yang balik tanya ke gue.

Gue bingung harus jawab apa. Gue harus sesantai mungkin.
"Gapapa kak"

"Lo yakin? Wajah lo tadi pucet banget kayak ada yang beda aja" Skak mat Selena. Gue secepet mungkin netralin raut wajah gue.

"Lo gak mau cerita sama kakak? Biasanya juga cerita"


ita emang deket. Jarak kita cuma 2 tahun. Itu membuat kita nyaman buat cerita apapun itu.

"engg anuu" jawab gue bingung.
Kak Mentari masih nunggu lanjutan jawaban gue yang masih ngegantung.
1menit kemudian gue mulai berani cerita ke kakak gue.
"Jadi teman sebangku Selena waktu MOS itu cowok. Dia kulkas~"
"Hah? Apa? Kulkas?" potong kak Mentari membuat gue terkejut. Gue lupa Kak Mentari gak kenal Tara.
"Namanya Tara. Dia jutek, dingin, terus aneh gitu" gue liat wajah Kak Mentari udah gak sabar buat kelanjutan cerita gue.
Tiba-tiba terlintas pikiran jahil dari otak gue.
"DOORR!!"
"Ehhh anak ayam mati tengah jalan kelindes truk gandeng "
"Hwahahahaha".Gue spontan ketawa liat respon kakak gue itu.

PLETAK!

"Awhhhh sakit kak! Kasar banget sihh!" gue dapet sentilan di dahi gue. Ngeselin banget si Mentari. Gerutu gue dalam hati.
"Lo yaa!! Gue udah serius malah diajak bercanda. Lanjutin ceritanya!!" ucapnya seakan hipnotis bagi gue.
"Jadi kan!" gue ajak bercanda lagi ah nih anak.
"iya kenapa" hwhaha lucu juga ini kakak gue.
"JADI!!"
"iya gimana SELENA" ucapnya sambil membuka lebar matanya. Gue takut tuh bola mata keluar dari tempatnya. Gue kasian juga sama kak Mentari.
"Jadi kemarin kan Selena gak masuk. Jadi Selena dapet hukuman buat ngebersihin lapangan sekolah~"
"ohh jadi tuh anak OSIS yang bikin lo kayak gini?! Songong banget smmphh" gue lantas membungkan mulut cerocosnya itu.
"Diem dulu ngapa kak! Mau diceritain gak?" ancam gue ke Kak Mentari.
"hehe, maaf tadi kelewatan" ucapnya sambil cengengesan.
"Lanjutin Sel!" lanjutnya.
"trus kan kita seruangan dapet tugas buat nulis nama panitia sebanyak banyaknya."
"kalo Kakak berisik gue gak cerita!!"
Gue mulai ngelanjutin cerita sampe akhirr waktu gue pingsan.

Pegel juga mulut gue ngeluarin kosakata yang banyak. Gue mulai ngelihat wajah Kak mentari merah padam nahan emosinya.

🍁🍁🍁


AUTHOR POV

Saat ini Tara sedang duduk manis sambil memainkan gitarnya. Seketika terlintas peristiwa tadi dengan Selena.
"Apa gue tadi salah ya?" Gumamnya pelan nyaris tak terdengar.

Tiba-tiba terdengar notifikasi line dari hp Tara. Tak perlu waktu lama Tara langsung menyambar hpnya.

Selena add you as a friend

Mata Tara terbuka lebar namun ia segera menetralkan kembali wajahnya.
"Dia tau id line gue darimana?"
Saat Tara ingin melihat profil Selena untuk memastikan tak sengaja jarinya memencet tombol call.
"Anjing!" Batin Tara
Kali ini Dewi Fortuna tidak berpihak pada Tara. Panggilan tadi telah diangkat oleh Selena.

Karena tak mau terlihat bodoh dan malu akhirnya Tara berbicara lebih dulu.
"Sel?"

"Hah?"
"Ngapain lo telfon gue"

Sialan, tadi dia yang add line gue tapi kenapa gue kena semprot. Gumam Tara dalam hati.
"Maaf"

"Apa gue gak denger, gue tuli"
Mampus gue kerjain lo kambing. Batin selena.

"Gak"
Tara langsung memutus sambungan telepon.

Tut-tut-tut
"Sialan dimatiin"

🍁🍁🍁

"Pagi semuanya, Selena datangggg" sapa Selena pada teman sekelasnya ceria.
"Eh putri kodok datang, gue kira udah panggilan tuhan" Sahut salah satu teman sekelasnya.
"Amit amit. Jangan panggil Selena dulu ya Allah"

Selena berjalan menuju bangkunya lalu meletakkan tasnya. Ia melirik bangku sebelahnya namun hanya ada tas yang tertinggal. Tapi Selena tak ambil pusing. Ia langsung duduk dan memainkan game di ponselnya.
"Ayo dikit lagi"
"Yap ayo dikit lagi" suara Selena yang sedang sibuk menenangkan gamenya

Kretek
Kaki Selena tak sengaja terinjak oleh Tara.
"AAAAAAAAAAAJJJIIIIINGGGGG, BABI, DUGONG. LO GAK LIAT GUE MAEN GAME APA" teriak Selena marah pada Tara.
"Berisik" jawab Tara singkat dan menambah kemarahan Selena.
"Hidung lo berisik, gue jadi kalah kan. Dasar kambing lo nyet"
"Bodo amat"

Spontan Selena menjambak rambut hitam Tara hingga sang dia terkejut.
"LEPAS" bentak Tara pada Selena.
"Ogah"
"Lepas atau gue kasar sama lo" gertak Tara.
"Bodo amat, wlee" ucapa Selena sambil menjulurkan lidahnya.

Tara langsung menyingkirkan tangan Selena dari rambutnya kasar dan langsung memasang earphonrnya.
Tanpa ia sadari sekarang ia ditatap oleh Selena dengan wajahnya yang akan menangis. Tara masih tetap tak memperdulikan. Lima detik kemudian isak Selena terdengar.
Tara hanya melirik sebentar lalu kembali pada aktivitasnya.
Selena tetap menangis tapi tiba-tiba sapu tangan terulur padanya.

"Udah songong pake cengeng lagi"

🍁🍁🍁

Bel pulang sekolah terdengar.
Semua siswa mengemasi barangnya untuk bersiap pulang. Begitupun dengan mereka berdua.

"Kulkas gue bareng pulangnya yah, kakak gue ada bimbel soalnya." Pinta Selena pada Tara dengan suara manja.
"Gak"
"Ih gue bareng yaaahh, plisss"
"Banyak ojek" tolak Tara sambil berjalan keluar kelas. Namun tanpa ia ketahui, Selena membuntutinya sampai parkiran.

"Ngapain lo?" Tanya Tara ketus.
"Kan gue udah bilang kalo mau bareng"
"Serah"
"Horee makasih ya kulkas" respon Selena senang.
Saat Tara menyalakan motornya tiba-tiba Selena naik ke motornya

"Ngapain lo naik ke motor gue?"
"Katanya tadi terserah, gimana sih"
"Turun!!" Perintah Tara ketus.
"Kok lo bego sih. Tadi bilangnya terserah sekarang suruh gue turun" jawab Selena tak kalah ketus.
"Bacot"
"Dasar dugong"

Selena jengkel lalu turun dari motor Tara. Saat Tara menjalankan motornya Selena langsung melempari motor Tara dengan kaleng bekas dan mengenai motornya hingga sedikit penyok.

"iishh kesel deh gue lama-lama sama si Tara. Mana angkot kaga ada yang lewat, hp lowbat, kaga ada cogan lewat pula" ucap Selena yang mulai kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Darkness In JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang