4. Thanks Lucas.

18 7 5
                                    

"TARA TOLONGIN GUE!!!!!"
"SIAPAPUN YANG DILUAR TOLONGIN SELENA!!!"
"SELENA TAKUT GELAP!!!! GUE TAKUT"
"TOLONG!!! TOLONG!!!!!"
"Hiks... Hiks..."
"MAMA PAPA TOLONGIN SELENA!!!!!" Selena berteriak sekencang mungkin hingga ia menangis.

🍁🍁🍁

Saat Tara sampai di tangga ia mendengar suara minta tolong yang bersumber dari gudang. Tetapi Tara tak menggubrisnya karena ia kesal dengan perkataan selena tadi.

Saat perjalanan pulang. Tara tidak fokus mengendarai motornya. Pikirannya masih bergulat dengan Selena. Bagaimanapun juga Tara juga manusia yang mempunyai rasa iba.

Tara memutuskan kembali ke sekolah untuk mengecek keadaan Selena.

🍁🍁🍁

Sampai di parkiran sekolah ia berjalan santai menuju gudang tadi.

Setelah sampai didepan gudang. Ia merasa ragu karena tidak mendengar teriakan Selena lagi.

"Dia udah keluar? Apa dia udah di tolongin?" seru Tara lirih.

KREKK....

"Sele~." Belum selesai Tara memanggil Selena. Ia dibuat kaget dengan keadaan selena sekarang.

Rambut berantakan, tangan yang memeluk kaki dan wajah yang disembunyikan dibalik tekukan lengannya membuat Selena persis seperti orang depresi.

"Lo gapapa?" tanya Tara sambil mengguncang pelan tubuh Selena.

Selena mendongakkan kepala pelan. Terlihat mukanya yang pucat dengan mata sembab.

"NGAPAIN LO KESINI?!" teriaknya histeris.

Tentu saja itu membuat Tara terkejut sekaligus menyesal karena sudah kembali kesini.

"Nyesel gue udah balik dan nolongin lo!! Dasar Cabe!" kata Tara kasar.

"Kalo gak ikh~"

BRUKK.

Belum selesai Selena bicara tiba-tiba pandangannya mengabur dan keseimbangan tubuhnya goyah membuat dirinya ambruk dilantai. Tentu saja itu membuat Tara sedikit terkejut.

Tara masih santai. Ia menggendong Selena menuju UKS

🍁🍁🍁

Ceklek!

Pintu uks masih belum dikunci.

'Untung UKS belum ditutup.'

Tara meletakkan tubuh Selena di ranjang UKS. Ia memanggil penjaga UKS untuk melihat keadaan Selena.

"Dia mengalami syok hipovolemik. Ketakutan akan sesuatu membuat jantungnya tak bisa memasok darah yang cukup hingga sekarang dia pingsan." ucap Dokter Ria si penjaga UKS.

Tara hanya menganggukkan kepalanya bahwa ia sudah paham.

"Dia tadi kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya Dokter Ria mulai penasaran.
"Gaktau!" dinginnya Tara telah kembali.
"Jangan sampai dia seperti ini lagi. Saya hanya memperingatkan saja" peringatan Dokter Ria kepada Tara.
"Tenang saja sebentar lagi dia akan sadar" tambah dokter Ria

The Darkness In JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang